Bab 169 Pernikahan Di Atas Kertas
Novel berjudul Pernikahan Di Atas Kertas adalah sebuah novel yang bergenre romantis banyak orang yang dibuat ketagihan untuk membaca novel ini, novel ini sangat terkenal karena jutaan orang telah membaca novel ini dan merasa puas.
Novel ini dapat membuat guncangan emosi yang kuat bagi
pembacanya, karena di setiap alur ceritanya membuat pembaca semakin ingin tau
kelanjutan dari cerita nya.
Teman – teman pasti penasaran dengan ceritanya bukan? Pada kali
ini saya akan memperkenalkan dan memberikan novel Pernikahan Di Atas Kertas,
Kami yakin anda pasti akan suka dengan novel ini, mari kita simak bersama novel
berikut ini
Novel Pernikahan Di Atas Kertas Bab 169
![]() |
Tiara dan Farel sudah tiba di mansion keluarga dirgantara,
kedatangan mereka pun di sambut baik oleh orang tua Arka.
"Ayo, duduk. Bi tolong katakan pada qila, kakak nya
sudah datang." Suruh Mama Diana pada art nya.
"Baik Nyonya." Sahut tunduk hormat.
"Farel, apa ini calon kamu? cantik, tante suka kapan
mau resmikan?" Tanya nya menatap bergantian pada kedua orang tersebut.
"Tidak tante saya da_"
"Iya, tante secepatnya. Sekarang saya dan tiara ingin
menghabiskan waktu bersama sebelum ke jenjang serius dan pasti akan sedikit
waktu jika sudah memiliki anak." Ucap cepat Farel memotong perkataan
tiara.
Pria itu sudah tau jawaban apa yang ingin di katakan tiara,
untuk itu ia segera cepat memotong. Dari pada lebih panjang pembahasan jika
berkata jujur mending berbohong langsung tuntas.
Tiara tercekat mendengar penuturan pria di samping asal
bicara, tapi ia bahagia sih. Sedangkan pria yang di tatap tiara membalas dengan
senyum kecil.
"Tante akan doakan yang terbaik untuk kalian berdua, oh
ya tadi nama nya tiara ya?" Memastikan takut salah dengar, biasa faktor
usia pendengaran sedikit bermasalah.
"Iya, tante tiara nama saya." Membenarkan.
"Nama yang cantik persis dengan orang nya."
"Tidak juga, tante terlalu memuji nanti bisa besar
kepala saya."
"Lihat lah calon mu Farel terlalu merendah. Nak, kamu
membuat tante teringat masa muda tante dulu, jika ada yang memuji selalu
merendah." Ujar Mama Diana.
"Uhuk... uhukk... bicara apa sih, sampai gak nyadar
kita di sini?" Penasaran aqila tiba di ruang tamu bersama sang suami.
"Eh, sayangnya Mama sudah datang. Duduk dulu,
ayo." Ajak Mama dan Arka suami siaga membantu sang istri untuk duduk.
Perut buncit aqila membuat nya sedikit sulit untuk duduk.
Dan arka sebagai suami selalu berada di samping nya.
"Aku jadi iri deh lihat keromantisan kalian ini."
Jujur tiara.
"Kak, dengar tuh kata tiara, udah di beri kode, masa
harus di bilang secara pribadi." Ujar aqila memancing kepekaan Farel.
"Benar tuh Kak. Jangan di gantung mulu anak orang, lo
pikir jemuran kering baru angkat." Timpal Arka menyudutkan Farel.
"Kalian berdua pasangan serasi suka menggoda orang, aku
berdoa semoga ponakan ku tidak memiliki sifat jahil seperti orang tuanya."
Ucap farel sedikit kesal pada Arka berani mengatai dengan kata perumpamaan
jemuran.
Tiara tersenyum melihat wajah farel menahan rasa kesal. Dia
baru pertama merasakan kehangatan keluarga, sejak kecil tak pernah merasakan.
"Sampai kapan mau seperti ini, bukannya kalian ingin ke
Mall? kenapa sekarang jadi panjang perbincangan nya." Buka suara Papa Beni
menengahi percakapan mereka.
"Setuju saya dengan Om. Apa jalan-jalan nya di batalkan
saja ya?" Tanya farel balas menjahili sang adik.
Dan tepat, sesuai dugaan aqila langsung protes tidak terima.
"Kakak apaan sih, ingat janji adalah hutang dan Allah
sangat membenci umat nya yang suka ingkar janji. Mau Kakak dapat teguran?"
Tanya aqila mengajari dan farel terkekeh dengan perkataan sang adik.
"Benar kah? kalau seperti itu kok kakak jadi tertantang
teguran apa yang akan di dapatkan ya?" Iseng farel terus memancing aqila.
Dan tiara langsung mencubit lengan farel agar tidak terus
menjahili aqila, dan pria itu meringis kesakitan menoleh pada bidang kerok.
Wanita yang di beri tatapan tajam oleh farel malah tersenyum
ramah seperti tidak melakukan tindakan apapun.
Tiara tau saat ini pria di samping nya ingin protes dengan
cubitan barusan.
"Kenapa kak?" Tanya arka menaikan alis.
"Tidak. Kita langsung berangkat atau?" Menggantung
ucapannya tanpa menatap aqila.
"Cus berangkat. Pa, Ma, kita langsung berangkat
ya." Ucap aqila.
"Iya, sayang. Kalian hati-hati di jalan kalau ada
apa-apa segera kabari." Pesan Mama mengecup kening mantu kesayangan.
"Siap Ma. Assalamu'alaikum." Salam aqila seraya
mencium punggung tangan papa dan mama.
Begitu pun dengan arka, farel dan juga tiara.
Mereka memutuskan menggunakan satu mobil yaitu mobil
Keluarga dirgantara, semua karena keinginan aqila ingin bersama dengan tiara.
Dan mereka kali ini tidak menggunakan sopir, arka sendiri
akan menyetir dan farel duduk di samping kursi mengemudi.
Di dalam mobil, aqila dan tiara terus berbincang.
"Qila, selamat ya atas kehamilan bayi twins nya. Aku
doakan semoga bayinya lahir dengan selamat tidak kekurangan satu pun. Dan yang
membuat aku sangat senang bayi twins nya cewek cowok, kan gemas. Jadi gak sabar
aku tunggu nya." Ujar tiara tulus.
"Iya, Ra. Aku juga kaget waktu itu doker bilang aku
hamil twins, karena selama mengandung aku gak pernah merasa sesuatu yang aneh
jadi gak sempat pikir ke arah situ. Udah gitu ya Arka langsung minta dokter
untuk USG jenis kelamin kembar, dan kita jadi tau kembar dalam sini berbeda
jenis kelamin." Jelas aqila.
"Wah, jadi Pak Arka paling antusias ya. Beruntung kamu
qila punya suami yang sangat menyayangi kamu seperti ini."
"Kamu juga pasti beruntung kok Ra. Kakak ku penyayang
dan paling penting setia kalau udah cinta bucin nya kalahin Arka." Ujar
aqila.
"Benar kata qila tuh. Pria di samping ku ini kalau udah
cinta bucin nya tingkat dewa." Timpal Arka mengejek farel.
Pria tersebut melotot kan, mata pada arka namun tak di
pedulikan, orang tersebut tetap fokus mengemudi tanpa sedikit menoleh.
"Dek, setelah dari Mall kamu tidak usah balik ke
mansion keluarga dirgantara, kamu langsung ikut kakak ke mansion adijaya. Kakak
tidak ingin otak kamu di cuci pria bodoh ini." Balas farel mengatai Arka.
"Mana bisa seperti itu, qila istriku, kemanapun aku
berada di situ pun harus ada qila." Bantah Arka tidak terima.
"Kenapa tidak bisa, qila adikku dan aku punya hak jika
kamu keberatan? itu urusan mu aku tidak peduli." Balas farel dengan penuh
kemenangan dalam hati tertawa melihat wajah kesal pria berstatus suami adiknya.
"Rasain, siapa suruh ikut mengejekku?" Batin farel.
"Kakak jangan seperti itu kasihan Arka, lihat tuh
wajahnya sudah kusut minta di setrika." Ledek aqila tertawa
terbahak-bahak.
"Sayang, kok kamu jahat ledek suami sendiri." Aduh
Arka memandang aqila dari kaca.
"Lagian Kamu sih by, gitu aja di ambil pusing. Mana
bisa aku pergi tanpa persetujuan dari suami. Keluarga ku tidak memiliki hak
atas ku setelah aku menikah denganmu, karena hak sepenuhnya atas diriku adalah
kamu suamiku, bukan keluargaku atau keluarga mu." Jelas aqila.
"Benar kata qila, Pak. Jadi bapak tidak perlu takut
jika di ancam farel seperti tadi." Timpal tiara nimbrung dalam percakapan
mereka.
"Tiara." Panggil farel menoleh ke arah kursi
belakang.
"Iya, maaf." Tiara sudah tau arti tatapan dari
pria tersebut.
"Gak usah minta maaf Ra. Kamu gak salah. Kakak masa
gitu doang udah cemburu. Apa pembuktian cinta tiara pada kakak selama 4 tahun
lebih masih kurang?"
"Kata siapa kakak cemburu." Bantah farel.
"Masa sih, kalau gak cemburu bisa dong tiara aku
kenalkan sama teman cowok ku?" Tanya arka sengaja memancing farel.
"Tidak boleh." Tegas farel………(Bersambung Bab 170 )
Posting Komentar untuk "Bab 169 Pernikahan Di Atas Kertas "