Bab 167 Pernikahan Di Atas Kertas
Novel berjudul Pernikahan Di Atas Kertas adalah sebuah novel yang bergenre romantis banyak orang yang dibuat ketagihan untuk membaca novel ini, novel ini sangat terkenal karena jutaan orang telah membaca novel ini dan merasa puas.
Novel ini dapat membuat guncangan emosi yang kuat bagi
pembacanya, karena di setiap alur ceritanya membuat pembaca semakin ingin tau
kelanjutan dari cerita nya.
Teman – teman pasti penasaran dengan ceritanya bukan? Pada kali
ini saya akan memperkenalkan dan memberikan novel Pernikahan Di Atas Kertas,
Kami yakin anda pasti akan suka dengan novel ini, mari kita simak bersama novel
berikut ini
Novel Pernikahan Di Atas Kertas Bab 167
![]() |
Tiara kembali teringat kepada kedua orang tuanya, di usia
terbilang masih remaja, masih membutuhkan sosok orang tua, ayah bunda pergi
meninggalkan mereka untuk selamanya.
Kepergian mereka tidak memberi harta untuk ia dan sang adik
bertahan hidup, melainkan memberi petunjuk untuk menyusul.
Orang tuanya pergi dengan hutang di mana-mana. Ayah dulu di
juluki raja judi, karena tak ada satu judi yang tak pernah ia coba mainkan. Dan
setiap kalah taruhan ujungnya akan mencari pinjaman tempat baru, dan yang
berbeda.
Tapi di saat ia dan sang adik tidak memiliki siapapun
sebagai tempat berlindung, ada orang baik datang menolong mereka, bahkan
berbesar hati merawat ia dan sang adik yang baru menginjak usia 3 tahun.
Namun kebersamaan kami hanya 5 tahun, karena Tuhan lebih
menyayangi orang tersebut.
Di saat itu pun tiara harus bekerja keras untuk mencukupi
keperluan mereka dan juga harus mengumpul uang untuk melunasi utang ayah.
Tiara bekerja dari satu rumah ke rumah lain yang membutuhkan
tenaga nya mencuci dan setrika pakaian, meski penghasilan yang di dapatkan
tidak besar selalu patuh di syukuri.
Dan hingga sekarang hutang almarhum ayah masih belum
sepenuhnya lunas, rentenir tersebut selalu berbuat seenak jidat dengan
mengatakan A, B dan C. Hingga tiara muak menghadapi rentenir dengan julukan
iblis merah. Telat bayar sehari sudah di kenakan, bunga, bagaimana mau lunas
jika terus seperti ini.
(Ini penjelasan kenapa tiara selalu kesulitan uang. Setiap
gaji yang di Terima selalu di bagi dua, setengah bayar hutang dan setengah lagi
untuk keperluan hidup ia dan sang adik. Jangan tanya kenapa sampai sekarang
belum lunas ya? karena tiara mulai cicil setelah kerja di perusahaan farel.
Pekerjaan nya sejak kecil hanya mampu untuk biaya hidup mereka dan juga biaya
sekolah.)
"Maaf, aku tidak bermaksud membuatmu mengingat masa
lalu." Tatap Farel melihat tiara terus tertunduk, ada sedikit rasa
bersalah salah pada dirinya.
"Tidak apa-apa, aku nya saja yang cengeng." Kata
tiara mengusap sisa air mata di pipinya.
"Kamu wanita kuat dan ceria yang pernah aku temui.
Menangis bukan berarti cengeng, tapi itu menjelaskan jika kamu sangat
merindukan kedua orang tuamu." Jelas farel ikut merasakan kesedihan yang
di rasakan tiara sekarang.
"Kamu belum makan, kan? aku pesan online ya, biar nanti
adikmu pulang tinggal makan gak perlu masak lagi." Saran Farel tanpa
menunggu persetujuan tiara langsung delivery makanan seperti biasa yang di
lakukan di kantor jika enggan makan di luar.
"Tidak perlu repot-repot Rel. Lagian masak bukan
masalah besar, kamu pikir aku kecelakaan besar hingga apa-apa gak bisa di
lakuin." Bingung tiara dengan pria di depannya terlalu berlebihan
mengkhawatirkan nya.
Farel tidak mengindahkan perkataan tiara.
Kedua berbincang kecil dan tiara mulai sedikit terbuka
menceritakan kehidupan masa kecil meski ujung nya terdengar menyedihkan dan
begitu miris jalan takdir yang di alami tiara.
Beberapa jam kemudian. Makan yang di pesan Farel melalui
aplikasi tiba dan bersamaan dengan datang nya tini dan seorang pria.
"Assalamu'alaikum." Salam Tini.
"Walaikumsalam. Sudah pulang kamu dek." Sahut
tiara.
"Iya, Kak. Bapak ini siapa Kak?" Tanya Tini
penasaran baru pertama kali melihat pria tampan bertamu di rumah kecil tidak
ada apa-apa dengan rumah tetangga lain.
Tini berpikir jika pria tampan ini adalah pacar sang kakak.
Dari jas yang di kenakan seperti nya orang berada bukan orang sembarangan dan
juga tadi sempat melihat mobil mewah sudah pasti milik pria tampan ini.
"Ini atasan tempat kakak bekerja. Re, ini adikku Tini
dan Tini ini Pak farel." Ucap tiara menatap bergantian belum menyadari
pria yang datang bersama Tini.
"Hallo, Pak. Saya Tini."
"Panggil kakak saja, saya merasa sangat tua jika di
panggil bapak." Ujar farel.
"Hehehe, iya Kak."
"Uhukk.... " Batuk seseorang menyadari ketiga
orang yang menganggap keberadaannya nyamuk.
Mereka langsung menoleh asal bunyi, dan Tini menepuk jidat
melupakan pria itu.
"Astaghfirullah, aku lupa jika ada kakak."
Cengengesan Tini menampilkan deretan gigi putih.
"Ya, ya, aku di buang kalau ada yang lebih tampan dari
ku, sungguh jahat kalian berdua. Wanita seperti apa melupakan cinta pertama
setelah hadirnya cinta kedua." Lebay pria tersebut menjijikkan bagi pria
manapun yang mendengar nya.
"Lebay lo. Ngapain kesini? Jangan bilang mau ngajarin
Tini lagi?" Tebak tiara menatap penuh curiga pada Andi.
"Kenapa? Emangnya salah kalau gue ajarin adik ipar
sendiri." Tanya balik Andi, dan tiara membolak-balikan mata pusing sudah
berulang kali mengusir pria gila menurut tiara tidak mundur mengejar cintanya.
Andi pria baik, yang selalu ada setiap keluarga nya berada
dalam kesulitan, tapi tiara tidak ingin merepotkan siapapun dengan masalah nya.
Dan farel diam menyimak perbincangan mereka di buat kaget
dengan satu kalimat keluar dari bibir andi.
Jika perkataan nya tadi mengatakan Tini adik ipar, berarti
tiara kekasih nya begitu. Dan seketika hati farel terasa panas dan sesak.
Belum juga menyakinkan perasaannya saat ini benar cinta atau
tidak, sekarang sudah ada orang ketiga.
Farel menatap tajam dan intens pada pria bernama Andi ini.
Dan pria itu merasa di tatap dengan aura berbeda bergidik geri. Tatapan Farel
sudah hampir sama dengan macan.
"Apa yang kau katakan barusan? apa kau calon suami
tiara?" Tanya Farel.
"Kamu apaan sih Rel. Mana ada dia calon suami ku, orang
aku sukanya kamu." Ucap tiara keceplosan saking kesal dengan pertanyaan
Farel.
Farel menatap tidak percaya dengan apa yang di dengar
barusan jika tiara menyukai.
Sedangkan tiara sudah nyelonong masuk kedalam saking malu
mengungkapkan perasaan nya depan mereka.
Tiara menepuk jidat dengan cacian mengatai diri sendiri.
"Memalukan, tiara kenapa punya mulut gak bisa di
kontrol sih, jika sudah seperti ini loh sendiri yang malu bodoh." Maki
tiara ingin menghilang dari muka bumi ini.
Sedangkan Farel masih berdiri mematung menatap kepergian
tiara mungkin saat ini malu karena ungkapan perasaan mendadak.
Dan Andi merasa terkena tembakan pistol telak di jantung dan
tidak bisa berdetak secara normal setelah cinta nya di patah kan oleh tiara
cinta pandangan pertama nya.
"Kakak yang sabar ya, aku yakin kakak akan menemukan
seseorang yang dapat membalas cinta kakak, karena kakak adalah pria baik."
Ujar Tini menguatkan andi, ia saksi dari perjuangan cinta Andi untuk sang
kakak.
Tapi tak sekali tiara memberi kesempatan untuk andi masuk
dalam hatinya. Dan sekali hati terbuka bukan andi melainkan pria lain.
Andi tidak menjawab perkataan Tini, ia berbalik dan langsung
beranjak dari rumah tiara dengan perasaan hancur berkeping-keping………(Bersambung
Bab 168 )

Posting Komentar untuk "Bab 167 Pernikahan Di Atas Kertas "