Bab 165 Pernikahan Di Atas Kertas
Novel berjudul Pernikahan Di Atas Kertas adalah sebuah novel yang bergenre romantis banyak orang yang dibuat ketagihan untuk membaca novel ini, novel ini sangat terkenal karena jutaan orang telah membaca novel ini dan merasa puas.
Novel ini dapat membuat guncangan emosi yang kuat bagi
pembacanya, karena di setiap alur ceritanya membuat pembaca semakin ingin tau
kelanjutan dari cerita nya.
Teman – teman pasti penasaran dengan ceritanya bukan? Pada kali
ini saya akan memperkenalkan dan memberikan novel Pernikahan Di Atas Kertas,
Kami yakin anda pasti akan suka dengan novel ini, mari kita simak bersama novel
berikut ini
Novel Pernikahan Di Atas Kertas Bab 165
![]() |
Farel duduk di kursi kebesaran dengan pandangan ke depan,
entah apa yang di pikirkan saat ini dirinya sedikit gelisah.
"Kenapa dengan diriku? tidak seperti biasa aku seperti
ini? apa qila dalam bahaya?" Batin Farel entah kenapa pikiran tidak
tenang.
Tapi saat menghubungi aqila, wanita tersebut mengatakan
dirinya baik.
Perasaan nya bertambah gelisah, seketika terlintas wajah
tiara di benaknya.
"Tiara? apa terjadi sesuatu pada tiara?" Cemas
farel langsung menghubungi tiara. Namun panggilan nya tidak di jawab.
Telpon terhubung, tapi tidak di angkat. Dan hal tersebut
membuat Farel khawatir tidak seperti biasa tiara mengacuhkan panggilan telpon
nya.
"Tiara, kamu di mana sih? kenapa perasaan ku merasa
kamu dalam masalah? perasaan apa ini, kenapa aku terus gelisah dan memikirkan
kamu yang jelas bukan siapa-siapa ku?" Bingung Farel tidak bisa
menghilangkan tiara dari benaknya.
Ingatan tentang tiara terus terbayang saat menghabiskan
waktu bersama.
Perhatikan dan sikap manis tiara berikan padanya perlahan
membuat nya sadar, ada sesuatu yang aneh.
Kenapa saat ini ia baru menyadari perhatian yang di berikan
tiara padanya dan juga pria lain begitu berbeda.
"Ya Tuhan, lindungi tiara. Hamba tidak ingin terjadi
sesuatu yang buruk padanya." Doa Farel.
Beberapa menit kemudian ponsel Farel berdering, tertera nama
penghubung di layar ponsel adalah tiara, wanita sejak tadi di cemaskan Farel,
tiada henti.
📞:"Assalamu'alaikum,
Ra. Kamu di mana? kenapa telpon ku sejak tadi tidak kamu angkat? tau kah, kamu
aku khawatir terus memikirkan mu? sekarang katakan posisi mu dimana, aku akan
datang menjemput." Khawatir Farel terus cerocos tidak memberi kesempatan
untuk orang di seberang sana berbicara.
📞:"Walaikumsalam,
Maaf pemilik ponsel ini mengalami kecelakaan dan sekarang sedang di bawa ke
rumah sakit. Saya menghubungi bapak, karena kontak bapak di namai dengan
cintaku dan saya pikir bapak suaminya, jadi segera saya hubungi untuk mengabari."
Jelas orang di seberang sana.
Farel sempat terdiam sejenak dengan apa yang di katakan
orang tersebut. Kenapa tiara menamai nya cintaku? apa selama ini wanita itu
memiliki perasaan padanya? Tapi kenapa ia tidak menyadari?
Tapi semua itu tidak ingin ia pikirkan, sekarang yang lebih
penting adalah menghampiri tiara dan melihat kondisi nya.
📞:"Iya, Pak. Saya
suaminya, sekarang istri saya di bawa ke rumah sakit mana?" Tanya Farel
terpaksa berbohong mengatakan dirinya adalah suami dari tiara.
Setelah mendapat alamat rumah sakit, farel segera menyusul,
ia begitu khawatir dengan keadaan tiara saat ini. Entah kenapa dirinya tidak
tau, bisa sebegitu peduli dengan tiara, rasanya ada sebagian dari tubuh nya
sakit mengetahui jika tiara terluka.
Perasaan apa yang di rasakan farel saat ini membuat pria itu
pusing.
Dalam perjalanan menuju rumah sakit tempat tiara berada,
farel tidak henti memanjatkan doa agar tiara baik-baik saja.
Beberapa menit kemudian farel tiba di parkiran rumah sakit
dengan keadaan sedang tidak baik-baik saja.
Penampilan farel sangat berantakan tidak seperti farel
biasanya selalu tampil rapi dan sempurna setiap bepergian kemana pun itu.
Farel sekarang begitu berbeda. Perasaan khawatir begitu
besar pada tiara melupakan nya pada penampilan yang selalu di utamakan.
Seakan dirinya terhipnotis dengan keadaan tiara yang sangat
berarti dalam hidup nya.
Farel berlari dan bertanya pada suster.
"Sus, dimana ruang pasien atas nama Tiara, katanya tadi
di larikan ke rumah sakit ini?" Tanya Farel mencoba mengontrol rasa
khawatir pada tiara, bagaimana juga tiara bukan siapa-siapa nya.
"Apa maksud Bapak, tiara, pasien kecelakaan
tabrakan?" Memastikan suster, pasalnya ada dua nama pasien tiara di rumah
sakit ini.
"Iya. Tiara pasien kecelakaan yang barusan di bawa ke
sini." Membenarkan perkataan suster.
"Pasien sekarang berada di ruang UGD."
Tanpa mendengar lanjutan perkataan dari suster tersebut,
Farel langsung meninggalkan suster yang belum selesai berbicara.
Sedangkan suster tersebut menggelengkan kepala melihat
khawatir nya Farel pada pasien bernama tiara yang di pikir adalah istri bapak
tersebut.
"Sungguh beruntung wanita itu, memiliki suami tampan, dan
begitu besar menyayangi nya. Pasti kehidupan rumah tangga mereka sangat
harmonis." Pikir suster tersebut tanpa mengetahui kebenarannya.
Farel melihat seorang pria tidak terlihat buruk
mondar-mandir tidak jelas di depan pintu UGD, dari penampilan nya pria ini
orang kaya, terlihat dari jas yang di kenakan.
"Siapa pria ini? kenapa bisa berada di sini? apa dia
kekasih tiara? tidak! bukannya tiara pernah bilang tidak memiliki
kekasih." Penasaran Farel berpikir keras memandang tidak suka pada pria di
dekat nya.
Entah kenapa perasaan nya tidak suka melihat pria yang
terlihat begitu khawatir dengan tiara.
5 menit kemudian, keluarlah dokter dari dalam ruang UGD yang
menangani tiara, dan Farel langsung menyerobot masuk tanpa izin dokter
tersebut.
Melihat tiara berbaring lemas di ranjang rumah sakit dengan
sedikit luka di dahi yang sudah di perban dokter.
"Apa yang terjadi dengan kamu, Ra? kenapa bisa seperti
ini? jika aku tau akan jadi seperti ini, aku tidak akan membiarkan mu ke
mansion qila untuk mengambil dokumen." Menyesal Farel menyalahkan diri
dengan apa yang di alami tiara saat ini.
Semua ungkapan Farel tadi di dengar jelas tiara yang
sebenarnya sudah sadar, tapi masih engan membuka mata karena benturan kuat pada
kepala.
Tapi karena masih menutup mata seperti ini, tiara dapat
mendengar kata-kata dari pria yang amat di cintai begitu khawatir padanya.
Pikir nya tadi semua hanyalah mimpi, namun saat membuka mata
semua yang di dengar bukanlah mimpi, tapi memang nyata adanya.
"Tiara, kamu sudah sadar, bagaimana keadaan kamu
sekarang? apa ada yang sakit? katakan di mana, aku akan memanggil dokter
untukmu." Tanya farel bertubi-tubi, dan hal tersebut membuat tiara
terkekeh melihat langsung farel mencemaskan nya.
Jika seperti ini bisa menarik dan melihat perhatian farel,
ia rela terluka.
Tidak mendapat jawaban malah mendapat senyum kecil dari
tiara, pria itu mengerut kening bingung menatap tiara.
"Ra, apa kamu baik-baik saja?"
"Aku baik-baik saja, Rel. Terima kasih sudah
mengkhawatirkan ku. Oh iya kamu tau aku kecelakaan dari siapa?" Penasaran
tiara menatap farel mendadak berubah setelah mendengar perkataan nya.
"Aku tidak khawatir, tepatnya aku merasa bersalah
karena meminta mu mengambil dokumen di mansion qila, kamu jadi seperti
ini." Mengelak farel tidak ingin wanita ini besar kepala jika mengetahui
betapa khawatir nya ia saat mendengar keadaan tiara.
"Benarkah, seperti itu? kenapa aku merasa ada
kebohongan setiap kata yang kamu ucapkan?" Yakin tiara mengetahui farel
berkata bohong.
"Tapi, itu tidak masalah untukku, karena itu hak mu
ingin jujur atau tidak. Oh ya, kamu belum menjawab pertanyaan ku, dari mana
mengetahui keadaan ku?" Desak tiara ingin tau.
"Itu... It_ itu.... " Gugup Farel bingung harus
menjawab apa.
"Itu, apa, Rel?"
"Ak_"
"Maaf, menganggu waktu berdua nya." Ucap cepat
pria tersebut memotong perbincangan sepasang kekasih, begitulah pemikiran nya.
Siapapun orang yang melihat tiara dan farel akan berpikir
hal yang sama.
Sedangkan farel terlihat sedikit kesal tidak suka pada pria
yang datang menganggu waktu nya.
"Tidak menganggu kok." Balas lembut tiara.
"Terima kasih, sebelumnya saya ingin meminta maaf
sebesar-besarnya pada nona, karena kecerobohan saya dalam mengendarai sambil
menelpon membuat nona seperti ini." Jujur pria tersebut mengaku salah.
"Iya, semua ini tidak sepenuhnya salah Bapak, ini juga
karena kecerobohan saya tidak melihat kiri kanan sebelum menyebrang." Ucap
tiara tidak ingin pria di hadapan nya merasa bersalah, bagaimana juga ini juga
kesalahan nya.
"Tidak, Nona ini salah saya."
Keduanya terus memperebutkan salah benar yang membuat kepala
farel pusing berada di tengah manusia keras kepala tidak ingin mengalah.
"Hentikan! kenapa kalian seperti anak kecil? Dan kamu
Ra, stop menyalahkan dirimu, ini salah pria ini!" Tegas farel menengahi
perbincangan kedua dan menetapkan siapa yang salah.
"Tapi, Rel."
"Sudah aku putus kan, jangan banyak protes. Dan untuk
anda, jika tidak ada urusan lagi silakan pergi." Ucap farel cepat menatap
tidak suka keberadaan pria ini.
"Oke, saya akan pergi. Ini kartu nama saya, jika Nona
memerlukan sesuatu jangan sungkan menghubungi saya, saya akan bertanggungjawab
atas perbuatan saya." Tulus pria tersebut menyodorkan kartu nama pada
tiara.
"Terima kasih niat baik anda, tapi saya rasa itu tidak
perlu, karena saya masih bisa mengurus semua keperluan tiara, jadi anda tidak
usah khawatir, silakan tinggalkan tempat ini!" Ujar Farel secara terang
mengusir pria itu dari hadapan nya………(Bersambung Bab 166 )
Posting Komentar untuk "Bab 165 Pernikahan Di Atas Kertas "