Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Bab 159 Pernikahan Di Atas Kertas

Novel berjudul Pernikahan Di Atas Kertas adalah sebuah novel yang bergenre romantis banyak orang yang dibuat ketagihan untuk membaca novel ini, novel ini sangat terkenal karena jutaan orang telah membaca novel ini dan merasa puas.

Novel ini dapat membuat guncangan emosi yang kuat bagi pembacanya, karena di setiap alur ceritanya membuat pembaca semakin ingin tau kelanjutan dari cerita nya.

Teman – teman pasti penasaran dengan ceritanya bukan? Pada kali ini saya akan memperkenalkan dan memberikan novel Pernikahan Di Atas Kertas, Kami yakin anda pasti akan suka dengan novel ini, mari kita simak bersama novel berikut ini

Novel Pernikahan Di Atas Kertas Bab 159


Tiara bersama rekan kerja lain sedang menikmati makan siang di kantin lantai satu yang sudah di sediakan perusahaan untuk karyawan yang engan makan di luar.

Makanan yang sediakan di kantin kantor memiliki harga yang tepat untuk karyawan yang sedang melakukan penghematan biaya hidup.

Tiara tidak terlalu banyak bicara dengan karyawan lain, karena dirinya tidak begitu akrab. Sesekali berbicara hanya membahas masalah kerjaan, no topik lain.

"Tiara, kita perhatikan kamu makin hari makin dekat dengan Pak Farel. Apa jangan-jangan kamu.... " Gantung karyawan tersebut menatap penuh kecurigaan pada tiara yang langsung menggeleng kepala.

"Saya dan Pak farel tidak ada hubungan apapun. Mana mungkin seorang CEO mau dengan karyawan yang jelas status bagai langit dan bumi. Kamu bisa aja kalau bergosip." Bantah tiara cepat tidak ingin mereka berasumsi yang tidak-tidak.

"Tidak ada yang tidak mungkin Tiara, cinta tidak memandang kaya dan miskin. Kamu harus positif thinking." Bijak nya menyukai kedekatan Farel dan tiara dekat

Semenjak kedekatan kedua orang tersebut, sikap farel sedikit berubah. Sekarang lebih banyak senyum dan ramah kepada semua karyawan.

Bahkan seluruh karyawan pun sudah mengetahui kedekatan tiara dan farel, hingga semua menduga-duga jika perubahan farel karena tiara.

"Sudah, gak usah di bahas lagi. Mending lanjut makan gih, bentar lagi waktu istirahat kelar." Mengakhiri perbincangan yang akan membuat ia canggung dalam berekspresi.

Tiara merasa tidak nyaman jika topik masih sama, hatinya bahagia banyak yang mendukung kedekatan nya bersama farel, tapi di sisi lain ia tidak yakin jika suatu saat nanti farel bisa jatuh hati pada dirinya yang jelas wanita miskin tidak memiliki apapun yang bisa di banggakan.

Untuk itu ia segera mengambil langkah untuk mengakhiri perbincangan tak berfaedah mereka.

"Ya elah lo takut amat sih Ra. Bilang aja lo mau alihkan pembicaraan kita, kan?" Tebak karyawan lain yang sejak tadi hanya menyimak.

"Benar tuh tiara malu-malu kucing. Kita tau lo suka, kan sama Pak farel. Dan kita bisa pastikan pak farel pun sama suka dengan lo." Sahut yang lain.

Niatnya ingin mengakhiri, kenapa sekarang makin panjang seperti rel kereta api. Menggaruk kepala yang tidak gatal, tiara menjadi bingung harus melakukan apa.

Perkataan nya tidak mempan membuat mereka berhenti bergosip.

Tiara tidak ingin jika karyawan lain berkumpul lebih banyak dan ikut nimbrung dengan pembahasan yang mungkin bisa di dengar farel tanpa di duga.

"Saya sudah habis, silakan kalian lanjut kan gosip panasnya. Permisi." Pamit tiara seraya bangkit dari bangku.

Saking buru-buru dengan arah pandang terus ke bawah tidak memperhatikan ke depan, tiara menabrak seseorang.

Brukk....

Tiara terjatuh, namun sebelum seutuh tubuh nya menyentuh lantai, seseorang sudah menangkap membawa ke dalam dekapan.

Dan saat itu pun, tiara menutup mata karena berpikir tubuh nya akan tertidur di lantai dan pasti akan di tonton banyak karyawan yang berada di sekeliling.

Namun hal yang membuat ia bingung, kenapa saat ini tubuh nya tidak merasakan sesuatu. Malahan sekarang yang di rasakan kenyamanan, kehangatan dan aroma parfum sangat ia kenal.

Perlahan membuka mata dan betapa terkejut dirinya melihat orang yang di tabrak dan menangkap dirinya adalah pria yang di cintai.

Kedua lama saling pandang, pandangan begitu dalam. Tatapan tiara pada Farel tersirat penuh cinta tulus. Entah kenapa perasaan ini semakin besar, bahkan kini jantung nya sudah berdebar lebih cepat dari biasa.

Karyawan yang berada di dekat mereka menyaksikan drama live menjadi baper dengan adegan romantis.

"Lihatlah, betapa serasi nya Pak farel dan tiara. Kedua seperti sepasang kekasih." Kata karyawan yang awal membuka topik pembicaraan saat bersama tiara.

"Iya, kamu benar. Mereka begitu cocok." Sahut karyawan lain setuju.

"Aku jadi pengen seperti itu, tapi sama siapa ya?" Ujar karyawan A iri dengan keromantisan Farel dan tiara.

"Sana sama pasien rumah sakit jiwa banyak, tinggal di pilih mana yang lo mau." Sahut asal karyawan B, yang tidak setuju dengan pendapat mereka.

Wanita tersebut tidak menyukai kedekatan tiara dengan farel.

"Kenapa Bu? lagi PMS ya? kok nada bicara nya ngegas?" Ledek salah satu karyawan dan semua karyawan lain mendengar menjadi tersenyum ikut mengejek.

Merasa malu di ledek oleh rekan kerjanya, ia menjadi geram dan langsung meninggalkan tempat tersebut dengan menghentakkan kaki.

Farel menatap wajah cantik tiara begitu lekat begitu terkesima, tidak ia pungkiri ternyata wanita di dekatnya ini cantik.

Mendengar suara bisik dari karyawan yang menyaksikan mereka, seketika kedua tersadar dan langsung berdiri mengambil alih posisi satu sama lain dengan benar.

"Maaf, Pak. Saya tidak sengaja." Ucap tiara merasa bersalah, karena ingin terbebas dari karyawan tukang gosip dirinya seperti ini.

"Iya, kamu tidak apa-apa? kenapa bisa tabrak? apa kamu sakit? jika iya, kamu istirahat saja tidak usah memaksa diri. Aku tidak ingin kondisi kamu akan makin parah." Khawatir farel menatap lekat tiara.

"Saya tidak apa-apa. Bapak tidak usah khawatir, saya tadi sedang buru-buru kembali ke ruangan, jadi seperti ini. Sekali lagi saya minta maaf sudah merepotkan." Tulus tiara.

"Iya, tidak masalah. Ya sudah kita bareng saja, ayo." Ajak farel tanpa memperdulikan pandangan karyawan lain.

Dan tiara hanya mengikuti farel dari belakang.

*****

"Sayang, besok Papa dan Mama balik dari Eropa, ada baiknya kita nginap di sana ya, gimana kamu setuju gak?" Tanya Arka memandang sang istri yang menatap lekat pada televisi.

Setelah kepergian kedua kakak dan sahabatnya, aqila dan arka menuju ruang keluarga.

"Terserah kamu aja By, aku ikut mana baiknya." Sahut aqila tidak masalah.

"Ya sudah kalau kamu setuju, malam nanti kita peking barang, oke." Ujar arka.

"Kenapa peking, By? emangnya kita lama ya?" Tanya aqila bingung kini mengubah arah pandang nya pada pria yang berada di samping.

"Hmmm, bisa seperti itu sayang. Tidak masalah kan, kita lama di sana?" Arka memastikan.

"Tidak, By. Asal ada kamu aku akan ikut." Senyum aqila.

"Makasih sayang, aku sangat mencintaimu. Satu hal yang harus kamu tau, sampai kapan pun hati ini hanya milik mu seorang." Arka menggengam erat tangan aqila memberi keyakinan penuh.

Entah kenapa mendengar kata-kata arka seperti ini, hati nya merasa hal yang aneh. Apa ini bawaan bayi, mungkin bisa jadi.

"Hubby, aku juga mencintaimu. Berjanjilah satu hal padaku, apapun yang terjadi suatu saat nanti kamu harus selalu kuat. Jangan pernah merasa terpuruk, karena aku akan selalu ada bersamamu." Ujar aqila dan arka langsung menarik tubuh sang istri ke dalam dekapan nya.

Kedua berpelukan menuangkan perasaan satu sama lain yang tidak pernah ada habisnya. Kata cinta di ucapkan setiap hari tidak membuat pasangan suami istri tersebut bosan.

Bercinta setiap hari sudah menjadi aktivitas kedua mengisi waktu kosong.

"Sayang ke kamar yuk, aku rindu sama jagoan." Ajak arka mengelus perut buncit sang istri………(Bersambung  Bab 160 )

 

 

DAFTAR ISI BAB NOVEL

Posting Komentar untuk "Bab 159 Pernikahan Di Atas Kertas "