Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Bab 155 Pernikahan Di Atas Kertas

Novel berjudul Pernikahan Di Atas Kertas adalah sebuah novel yang bergenre romantis banyak orang yang dibuat ketagihan untuk membaca novel ini, novel ini sangat terkenal karena jutaan orang telah membaca novel ini dan merasa puas.

Novel ini dapat membuat guncangan emosi yang kuat bagi pembacanya, karena di setiap alur ceritanya membuat pembaca semakin ingin tau kelanjutan dari cerita nya.

Teman – teman pasti penasaran dengan ceritanya bukan? Pada kali ini saya akan memperkenalkan dan memberikan novel Pernikahan Di Atas Kertas, Kami yakin anda pasti akan suka dengan novel ini, mari kita simak bersama novel berikut ini

Novel Pernikahan Di Atas Kertas Bab 155


Di kantor, tiara sudah siap bergulat dengan dokumen. Tapi untuk saat ini ia belum melihat batang hidung pria yang empat tahun sudah setia berada dalam hatinya.

Tiara menggeledah seluruh sudut ruang mencari keberadaan farel, tapi tidak juga menemukan.

"Kemana Pak Farel berada, kenapa saat ini belum tiba di kantor. Apa saat ini lagi sakit, tapi kayaknya tidak mungkin, kemarin baik-baik saja." Ucap tiara bergelut dengan pikirannya sendiri.

Tiara sangat khawatir dengan Farel, pikirannya tidak bisa tenang jika belum melihat pria tersebut.

Terus diam berbicara dengan pikirannya sendiri. Sekarang tiara memutuskan untuk menghubungi langsung, jika terus seperti ini kerjaan kantor tidak akan selesai, karena ia tidak bisa fokus.

Belum juga mencari kontak Farel untuk menghubungi. Tiba-tiba ada seorang wanita menghampiri nya. Wanita tersebut begitu cantik seperti seorang model papan atas, bahkan ia sebagai perempuan mengagumi kecantikannya.

"Ya Allah, sungguh cantik ciptaan mu ini, hamba sesama perempuan tidak dapat berkata apapun." Batin tiara.

Tiara tidak dapat mengharapkan apapun yang lebih. Ia dan wanita di hadapan nya ini bagaikan langit dan bumi.

Tidak pernah terlintas di benak nya untuk menandingi siapapun.

Tiara tidak memiliki barang berharga apapun yang dapat ia bangga kan.

"Dimana Farel berada?" Tanya wanita tersebut tanpa basa-basi.

Nada bicara wanita tersebut terdengar begitu sombong, tidak ada nada halus dan baik di ucapkan. Dan di saat itu pun rasa kagum nya luntur mendengar nada sombong wanita tersebut.

Tiara menarik kembali perkataan nya."Astagaa paras nya cantik, tapi sayang orangnya sangat angkuh. Bagaimana pak Farel memiliki kenalan seperti nya." Batin tiara.

"Hey, apa kau mendengar pertanyaan ku? Dimana Farel berada? Apa kau tidak tau siapa saya, Hah!" Bentak wanita tersebut sombong dengan kedua tangan bercakak pinggang.

"Maaf, saya tidak tahu Ibu siapa? Dan saya tidak ingin tau. Jadi silakan pergi karena Pak Farel tidak berada di tempat sekarang." Jelas tiara muak melihat wanita angkuh di hadapan nya.

Tiara malas mendengar ocehan yang dapat ia tebak wanita di depannya, pasti akan merendahkan nya, karena itu adalah kebiasaan orang kaya yang sombong.

Meski belum berbincang panjang lebar, ia ingin segera mengakhiri.

"Kau ini wanita miskin belagu sekali, apa kau pikir Farel akan memaafkan mu, jika mengetahui sikap tidak sopan mu pada kekasihnya. Atau mungkin saat ini kau sudah bosan bekerja? Katakan saja jangan sungkan." Sombong wanita tersebut besar kepala dengan senyum merasa saat ini diri nya sudah menang.

Degh....

Seketika hati tiara terasa terkena pisau menikam tajam di jantung. Kata-kata yang di ucapkan wanita di hadapannya sudah mampu membuat aliran darahnya seketika berhenti mengalir.

"Apa ini perempuan yang di ceritakan, farel kemarin? Tapi kenapa dia mengatakan jika dirinya kekasih farel, apa farel dan perempuan ini sudah balikan?" Batin tiara bertanya penasaran.

Hatinya akan bertambah sakit, jika dugaan nya terbukti. Di saat hubungan nya bersama pria yang amat ia cintai semakin dekat, kenapa penghalang dari bayang masa lalu farel datang.

Tiara sempat berpikir apa ini petunjuk dari sang kuasa, jika ia tak berjodoh dan farel.

Tapi lagi dan lagi ia menggeleng kepala, semua ini tidak membuktikan.

"Apa saya tidak salah dengar? Kemarin saya baru mendengar cerita dari Pak Farel jika dirinya jomblo. Dan bahkan dia menutup rapat hatinya untuk semua kaum hawa karena ulah satu wanita yang tega berkhianat di malam sebelum terjadi nya ijab kabul." Sindir tiara tanpa gentar menatap mimik wajah wanita tersebut sangat geram padanya.

Mendengar sindiran tiara mengarah pada dirinya, sontak saja wanita tersebut mengangkat tangan melayang kan tamparan telak di pipi kanan tiara.

Perkataan tiara sungguh membuat nya tidak bisa menahan amarah untuk menyakiti wanita miskin di depan nya. Dan ia langsung menarik ujung rambut tiara dengan kuat.

"Dasar wanita miskin, apa kau pikir dengan berkata seperti itu akan menjatuhkan mental ku? Kau salah, hal tersebut tidak akan mempan. Karena pancingan mu itu hanya akan membuat dirimu menderita." Balas nya menatap penuh kebencian, seakan hari ini juga ingin mengakhiri tiara.

"Dan kau juga salah, apa setelah kau menampar dan berkata seperti ini, akan membuat nyali ku menciut?" Tanya tiara menatap lekat wanita di depan nya."Kau salah, semakin besar kau gencar menyudutkan ku, semakin yakin saya melawan mu." Ucap yakin tiara penuh tekad.

Wanita di hadapan nya, tidak pantas berada di samping farel. Sikap nya mencerminkan wanita tidak bermoral, kurang didikan sopan santun dan juga banyak hal yang tidak sesuai dengan keluarga adijaya.

Jika di umpama kan, sikap wanita tersebut dengan keluarga adijaya, bagaikan langit dan bumi, tidak ada kecocokan.

"Cuih, wanita miskin seperti mu, ternyata bisa menakutkan juga, tapi sayang aku tidak takut. Hahahha." Ucap nya, lalu tertawa puas mengejek tiara.

"Aku pun sama tidak takut dengan wanita kaya seperti mu, tapi aku rasa wanita yang pantas mendapat julukan miskin adalah diri mu, karena kau miskin akan harga diri." Ejek tiara tersenyum penuh kemenangan melihat wajah wanita di depan nya merah menahan amarah.

"Dasar wanita miskin!" Marah nya seraya menaikan tangan melayangkan tamparan, namun sebelum mengenai tiara sudah menepis kuat dengan tangan nya.

"Saya tidak akan membiarkan tangan kotor mu menyentuh saya untuk kedua kali. Miskin saya bukan berarti tidak mampu melawan satu perempuan angkuh seperti mu. Jadi sebelum bertindak berpikir terlebih dahulu, tidak ada perempuan yang diam jika terus di hina." Tegas tiara penuh penekanan dengan tatapan tidak bersahabat.

Kali ini tiara tidak akan tinggal diam lagi, ia sadar diri, jika dirinya adalah orang miskin, tapi itu bukanlah suatu alasan untuk dirinya di hina, bukan?

Berbanding terbalik dengan wanita di depan nya, semakin kesal dan memilih pergi. Namun sebelum benar meninggalkan tiara, ia mengingat satu pesan.

"Hari ini saya memaafkan mu, tapi tidak dengan hari berikut. Anggap saja sekarang saya lagi berbaik hati." Wanita tersebut masih saja bersikap sombong.

"Ya, terserah apa kata mu. Saya menanti hari berikut pertemuan kita." Tantang tiara mengibarkan Bandera perang.

"Bagaimana bisa, pak Farel mengenal wanita tersebut. Syukur sudah jadi mantan kalau masih, sungguh miris nasib mu pak farel pasti sangat menderita." Gumam tiara menatap kepergian wanita tersebut semakin menjauh. dari tempat nya.

Tiara kembali duduk dan menarik nafas panjang, lalu menghembus pelan. Kembali fokus pada kerjaan hingga melupakan niat awal yang ingin menghubungi farel karena cemas belum datang.

_____

Berbeda dengan dewi yang duduk termenung tanpa ingin melakukan apapun, melihat banyak karyawan lalu lalang di depannya tidak membuat ia terganggu.

Dewi melipat kedua tangan yang di jadikan sandaran kepalanya.

Tatapan kosong, entah apa yang di pandang saat ini, ia sangat tidak semangat melakukan aktivasi nya.

Kerjaan menumpuk, tapi semangat 45 nya telah sirna dengan satu lintasan nama muncul di benak nya.

"Kenapa kisah cinta ku serumit ini? sepertinya aku perlu teman curhat untuk melepaskan unek-unek dalam lubuk hati ku." Batin dewi………(Bersambung  Bab 156 )

 

 

DAFTAR ISI BAB NOVEL

Posting Komentar untuk "Bab 155 Pernikahan Di Atas Kertas "