Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Bab 153 Pernikahan Di Atas Kertas

Novel berjudul Pernikahan Di Atas Kertas adalah sebuah novel yang bergenre romantis banyak orang yang dibuat ketagihan untuk membaca novel ini, novel ini sangat terkenal karena jutaan orang telah membaca novel ini dan merasa puas.

Novel ini dapat membuat guncangan emosi yang kuat bagi pembacanya, karena di setiap alur ceritanya membuat pembaca semakin ingin tau kelanjutan dari cerita nya.

Teman – teman pasti penasaran dengan ceritanya bukan? Pada kali ini saya akan memperkenalkan dan memberikan novel Pernikahan Di Atas Kertas, Kami yakin anda pasti akan suka dengan novel ini, mari kita simak bersama novel berikut ini

Novel Pernikahan Di Atas Kertas Bab 153


Farel, Bian dan juga aqila berjalan beriringan menuju dapur, ketiga orang tersebut penasaran apa yang bisa di lakukan Arka.

Ketiga art yang berdiri sejajar memandang kedatangan mereka langsung cepat menunduk hormat. Dan sebelum itu aqila memberi balasan senyuman manis pada art nya.

Melihat dapur kini sudah sama dengan kapal pecah, atau bahkan bisa di bilang tempat penampungan sampah, aqila tidak tau harus berkata apalagi, ia sungguh kaget dengan semua yang berada di hadapan nya.

Berbeda dengan Farel dan bian. Kedua tersenyum kecil melihat penampilan dan juga keadaan dapur sangat menyedihkan.

"By, apa yang kamu lakukan? kenapa dapur jadi seperti ini? aku menyuruh mu memasak bukan menghancurkan. Dan sekarang mana spaghetti nya? Kamu sudah berada di sini selama setengah jam lebih, tidak mungkin waktu selama itu spaghetti belum jadi?" Tanya memastikan aqila menatap lekat tanpa melepas pandangan nya pada arka.

Arka menggaruk kepala yang tidak gatal mendengar perkataan sang istri.

Harga diri nya kini benar-benar jatuh di hadapan kedua iparnya, yang pasti sangat puas melihat penampilan jelek, karena ulah sang adik tersayang mereka.

"Hahahha, apa yang terjadi dengan diri mu Ar?kenapa dengan wajah mu? apa saat ini kau sedang bergelut dengan alat dan bahan masakan dapur? atau kau sedang berkencan buta?" Ejek Farel di sela tawa puas melihat penampilan adik iparnya sangat berantakan.

"Ar, jika kau tidak tau masak jangan memaksa diri seperti ini, jangan menghancurkan dapur kasihan nasib mereka sangat menyedihkan karena ulah mu. Atau tidak kau bisa meminta bantuan sama art mu, jangan gengsian jika tidak kau sendiri yang akan akan kewalahan." Ujar Bian menasehati arka yang kini wajahnya sudah terlihat sangat kesal dengan kedua iparnya yang tidak tau apa-apa asal ngoceh.

Jika saja kedua pria tersebut bukan kakak kandung aqila, saat ini juga sudah pasti ia melempar mereka ke tengah laut biar sekalian di makan hiu.

Kedua pria tersebut tertawa seperti di depan mereka ini adalah pertunjukan yang sangat menarik, dan juga seenak hati memberi tanggapan seakan ia pria bodoh tidak bisa melakukan apapun.

"Jangan meledek ku, semua ini karena ngidam aneh dari adik kalian. Sudah ku katakan mana bisa aku memasak, tapi tetap juga memaksa. Jika kalian berdua sudah puas mengejek dan menceramahi ku silakan memasak untuk adik kesayangan kalian." Tegas arka menyerah mengikuti permintaan aqila, meski sudah bermodal YouTube, ia tetap tidak bisa melakukan.

Terdengar aneh bukan sudah melihat tutorial memasak melalui YouTube, tapi tetap tidak bisa melakukan? itulah arka pria yang tau bercinta di ranjang dan bergelut dengan kertas dokumen.

Seumur hidup, baru kali ini ia menyentuh alat dan bahan masakan dapur. Dan semua itu karena ngidam aneh dari sang istri ingin masakan langsung dari nya tidak ingin yang lain.

Jika bisa di beri pilihan sekarang ia lebih memilih puasa 1 bulan dari pada memasak seperti ini.

"Ngidam?" Kompak kedua pria tersebut berpindah memandang sang adik berada di samping nya.

Kini wajah aqila sudah tampak sedih mendengar perkataan arka yang tidak ingin memasak spaghetti.

Tanpa terasa air matanya sudah terbendung penuh di pelupuk mata.

Farel dan Bian melihat wajah sedih sang adik menjadi bingung, sebenarnya apa yang terjadi hingga seperti ini? perasaan tidak ada kata kasar yang keluar dari mulut mereka.

"Qila, kamu kenapa?" Bian membuka suara bertanya pada malaikat kecil nya.

Baginya sebesar apapun sang adik saat ini ini, meski sudah menikah dan sebentar lagi memiliki anak, aqila tetaplah malaikat kecil kesayangan nya.

"Hiks... hikss... Hubby jahat... hiks... hiks... Aku gak akan makan kalau bukan spaghetti buatan hubby. Titik." Tangisan aqila kini pecah terdengar nyaring di telinga mereka.

"Sayang, kenapa kamu keras kepala seperti ini. Aku sungguh tidak bisa memasak, bukan kah kamu sudah melihat kekacauan dapur saat ini. Jadi sekarang kita pesan saja jika tidak, seperti ini saja kamu minta kedua kakak kesayangan mu ini masak spaghetti, jika mereka bisa melakukan, aku janji akan mencoba sekali lagi untuk memasak, bagaimana?" Arka ingin membalas kedua iparnya agar merasakan hal sama dengannya.

Arka akan balik mengejek mereka, jika mereka melakukan hal yang sama dengannya. Apa mereka pikir saat ini hanya dirinya saja yang sial dengan ngidam sang istri? semua itu salah ia akan memberi kesialan itu pada kedua kakak tersayang sang istri agar impas.

Jika mereka menyayangi aqila, mereka juga harus siap menerima ngidam aqila kapan pun dan apapun permintaan nya.

"Hey, Ar. Kau jangan berbicara asal seperti ini? dirimu lah yang di minta qila untuk masak, bukan kita. Kenapa sekarang kau malah melempar permintaan ngidam qila pada kita? jika kau tidak sanggup memenuhi permintaan ponakan kita, kenapa sangat ngebet bermain ranjang? " Protes Farel buka suara tidak terima dengan tawaran Arka pada sang adik.

Farel teramat sangat kesal dengan pria di depan yang menjadi kan dirinya dan juga bian sebagai percobaan, ia yakin arka ingin membalas ejekan nya tadi.

"Benar, jika dari dulu tidak bisa memenuhi keinginan qila, kenapa minta balikan?" Sahut bian ikut memojokkan arka, dan pria tersebut sungguh di buat mati kutu tidak bisa membela diri membalas perkataan ipar rese nya ini.

"Sial, sungguh cerdik mereka dalam berkata. Jika seperti ini aku benar-benar tidak berbuat apa lagi." Batin arka kesal dengan kedua pria di depannya ini.

Sedangkan kedua pria tersebut saling pandang melempar senyum penuh kemenangan membuat arka tidak bisa membela diri.

"Sudah hentikan, sekarang aku ingin kakak ikut masak bersama Hubby. Pokok nya dalam waktu 30 menit sudah selesai. Aku akan pantau dari meja makan sana." Tunjuk aqila pada meja makan, lalu pergi meninggalkan ketiga pria tersebut tanpa mendengar balasan dari mereka.

Sebelum berjalan ia menyeka air mata yang jatuh membasahi pipi cantik nya tadi, biasa hormon kehamilan membuat mood tidak terkendali kan.

Kedua pria yang awal merasa senang terbebas dari jebakan arka kini tidak bisa berbuat apapun, perkataan aqila saat ini membuat mereka tidak bisa menolak.

Dengan wajah memelas, mereka mengiyakan permintaan princess adijaya.

"Baiklah, kakak akan memasak demi adik dan juga ponakan kakak." Ucap Bian di angguk setuju oleh farel, lalu kedua berjalan menghampiri tempat berdiri nya pria bodoh tersebut.

Farel sama halnya dengan Arka tidak pernah menginjakkan kaki ke dapur, apalagi menyentuh alat dan bahan tersebut. Mengenali nama benda yang berada di sekitar mereka saja tidak ia ketahui.

Bukan kah, sangat miris nasib kedua pria tersebut? tapi tidak dengan Bian, ia sedikit tau tentang memasak, selama tinggal di Amerika dirinya belajar banyak hal tanpa harus mengandalkan orang lain karena itu hanya akan merepotkan orang di sekeliling kita.

Wajah Bian tidak terlihat cemas atau tegang seperti kedua pria di samping nya, bahkan dirinya begitu santai seperti hal memasak bukan lah masalah besar, melainkan masalah kecil………(Bersambung  Bab 154 )

 

 

DAFTAR ISI BAB NOVEL

Posting Komentar untuk "Bab 153 Pernikahan Di Atas Kertas "