Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Bab 148 Pernikahan Di Atas Kertas

Novel berjudul Pernikahan Di Atas Kertas adalah sebuah novel yang bergenre romantis banyak orang yang dibuat ketagihan untuk membaca novel ini, novel ini sangat terkenal karena jutaan orang telah membaca novel ini dan merasa puas.

Novel ini dapat membuat guncangan emosi yang kuat bagi pembacanya, karena di setiap alur ceritanya membuat pembaca semakin ingin tau kelanjutan dari cerita nya.

Teman – teman pasti penasaran dengan ceritanya bukan? Pada kali ini saya akan memperkenalkan dan memberikan novel Pernikahan Di Atas Kertas, Kami yakin anda pasti akan suka dengan novel ini, mari kita simak bersama novel berikut ini

Novel Pernikahan Di Atas Kertas Bab 148


Setelah berbincang kecil dengan keluarga adijaya. Kini tiara pamit pulang di antar farel semua sudah campur tangan aqila hingga sang kakak tidak bisa menolak.

Aqila akan berusaha sebisa nya untuk menyadari sang kakak atas cinta tiara.

Di satu sisi ia ingin kakaknya membuka hati dan kembali ceria seperti sebelum seperti cerita mommy tentang farel dulu sangat ceria dan ramah terhadap perempuan, namun karena penghianatan mantan kekasih membuat ia berubah drastis menjadi dingin kepada semua kaum hawa.

Aqila sudah merasa nyaman dengan tiara, perempuan tersebut baik, ramah dan asyik di ajak bicara, ia yakin dengan semua kelembutan dan kesabaran nya cepat atau lambat dapat membuat sang kakak memiliki hati beku seperti es dapat mencair.

Aqila tidak ingin farel menyadari perasaan nya di saat semua telah terlambat, ia yakin di luar sana banyak pria menganggumi nya. Bagaimana tidak? tiara tidak hanya baik, tapi ia juga wanita cantik yang tidak terlalu memakai riasan di wajah.

Keterbatasan uang membuat dirinya tidak ingin memaksa diri seperti perempuan luar sana harus utang kiri kanan demi membeli make-up untuk kecantikan.

Tampil sederhana, apa adanya itu sudah lah cukup. Lebih baik uang nya di gunakan untuk biasa hidup dan uang SPP sang adik. Dan sisa untuk menabung agar sang adik bisa melanjutkan kuliah setelah lulus SMA.

"Makasih, Pak. Maaf merepotkan." Ucap tiara tidak enak pada farel.

"Tidak apa-apa, bukannya sekarang kamu sahabat adik saya, jadi tidak perlu sungkan. Lagian apa kamu lupa perkataan qila tadi jika di luar jam kerja kamu tidak perlu memanggil saya dengan sebutan Pak. Bagaimana kalau qila dengar bisa marah dia sama saya." Farel menjelaskan pada tiara tanpa menoleh, fokusnya hanya pada arah depan.

Saat ini ia sedang menyetir mobil menuju rumah tiara. Dan tiara duduk di samping kursi mengemudi.

Tiara tersenyum kecut mendengar alasan pria tersebut, ingin sekali ia merasakan farel berkata tanpa menggunakan aqila sebagai alasan ketakutan nya. Ia ingin merasakan cinta yang terbalas kan.

Entah sampai kapan hati akan terus seperti ini, tiara berharap penantian ini tidak mengecewakan.

"Kenapa kamu diam?" Tanya farel melirik pada tiara sejak tadi diam tidak membalas perkataan nya.

"Tidak, saya hanya sedang berpikir ingin memanggil bapak apa jika di luar jam kerja." Bohong tiara tidak mungkin berkata sejujurnya. Itu sama saja dengan dia membuat jarak antara ia dan farel jika mengetahui perasaan nya sesungguhnya.

Tiara lebih memilih memendam rasa ini selamanya, dari pada harus berjauhan dengan farel.

Meski berdekatan akan membuat cinta nya makin besar dan hati nya makin sakit, itu tidak masalah.

"Panggil saja farel gak usah pusing gitu nanti cepat tua. Emang nya kamu mau single seumur hidup? pasti enggak dong."

"Hmmm, tidak masalah singel seumur hidup, asal hati selalu setia sama satu cowok." Sahut tiara jujur apa adanya.

Entah kenapa mendengar perkataan tiara seperti ini hatinya tersentuh, ia merasa pria yang berada di hati tiara saat ini pasti sangat tampan hingga mendapat cinta yang besar dari perempuan sebaik tiara.

Hati nya sedikit merasa sakit dengan besarnya cinta tiara pada seorang pria yang tidak ia ketahui kalau pria tersebut ia sendiri.

"Sungguh beruntung pria tersebut, saya berdoa semoga pria tersebut bisa menyadari cinta mu dan juga bisa membahagiakanmu." Batin farel berdoa yang terbaik untuk tiara.

"Bapak, kenapa? apa perkataan saya salah?" Tanya tiara melihat farel terdiam seketika mendengar perkataan nya.

"Tidak. Kenapa masih memanggil saya dengan sebutan bapak, awas kalau sekali lagi panggil bapak saya cium tuh bibir." Goda farel tanpa menoleh.

"Ih, Bapak mesum... Eh maksud nya farel." Ucap cepat tiara menarik kembali kata bapak.

Grogi? sudah, jangan di tanyakan lagi. Saat ini tiara sangat gugup, tapi semua itu harus ia tutupi dengan wajah santainya. Bagaimana jika farel mengetahui semua ini bisa malu diri nya.

"Hahahah, kata siapa? lagian saya hanya becanda berkata seperti itu, mana berani saya melakukan hal tersebut. Belum juga menyentuh kamu, nanti sudah di tampar." Ujar farel.

Tiara terdiam melihat tawa farel meski hanya sekilas, hal tersebut sudah membuat hati bahagia.

"Teruslah seperti ini, saya bahagia melihat tawa mu Pak, meski tidak memiliki mu tidak masalah, cinta saya tulus." Batin tiara menatap wajah tampan pria yang sedang menyetir.

"Kamu kenapa menatap saya seperti itu? apa kamu naksir sama saya? tapi bukannya kamu menyukai pria lain, jadi tidak mungkin cepat berpaling menyukai saya, kalau iya pun, saya tidak kaget lagi karena ketampanan saya dapat membuat para kaum hawa terpesona dalam hitungan detik." Narsis farel sombong.

"Hahaha, kamu ternyata bisa narsis juga." Tawa tiara tidak menyangka pria yang ia cintai ternyata bisa sombong seperti ini.

Dulu nya ia berpikir farel hanya lah pria yang tidak pernah menyombongkan diri dengan ketampanan yang di miliki, namun semua dugaan nya itu salah total, saat ini dengan mata dan telinga nya melihat dan mendengar langsung.

"Emangnya kamu pikir saya pria seperti apa?" penasaran farel melirik tiara ingin tau pendapat wanita tersebut.

"Tidak seperti apa-apa." Tiara menggeleng kepala.

"Apa boleh saya bertanya sesuatu sama kamu?" Tanya tiara meski sedikit ragu ia mencoba memberanikan diri.

"Silakan tanyakan saja." Kata Farel mempersilakan.

"Apa saat ini kamu sedang mencintai seseorang?"

"Entahlah saya tidak tau menahu tentang itu, perasaan sungguh membuat saya pusing untuk membedakan. Tapi satu hal yang saya yakin saat ini tidak ada."

"Maksudnya nya pusing membedakan gimana? apa saat ini ada seseorang yang membuat kamu di lemah tentang perasaan yang sedang di rasakan?" Perkataan dari Farel kini membuat dirinya menjadi penasaran.

"Bisa di bilang seperti itu, tapi saya tidak ingin memikirkan nya. Bagi saya cinta hanya sebuah masalah, contohnya seperti arka suami qila."

"Saya tidak mengerti, maksudnya sebuah masalah gimana? kenapa di kaitkan dengan Pak arka?" Tiara melempar tubian pertanyaan, sungguh ia tidak mengerti maksud perkataan pria tersebut.

Perkataan Farel sangat berbelit-belit yang membuat kepala nya pusing mencerna.

"Ya, masalah. Jika kita tidak bisa melindungi seseorang yang kita cintai bukan kah itu adalah sebuah masalah, seperti suami qila saat ini. Dia sangat mencintai qila tapi tidak bisa melindungi qila sepenuhnya. Begitu pun dengan saya yang belum bisa untuk melindungi sepenuhnya, saya tidak ingin menjadi pria yang tidak berguna hanya bisa membuat wanita dalam bahaya saat berada dekat saya." Jelas Farel panjang lebar apa yang ia ketahui dari percintaan arka dan juga aqila.

Tiara tidak bisa berkata apapun lagi, kini ia tau apa yang di rasakan Farel.

Takut kehilangan cinta untuk kedua kali, membuatnya berpikir keras akan membangun jalinan asmara………(Bersambung  Bab 149 )

 

 

DAFTAR ISI BAB NOVEL

Posting Komentar untuk "Bab 148 Pernikahan Di Atas Kertas "