Bab 145 Pernikahan Di Atas Kertas
Novel berjudul Pernikahan Di Atas Kertas adalah sebuah novel yang bergenre romantis banyak orang yang dibuat ketagihan untuk membaca novel ini, novel ini sangat terkenal karena jutaan orang telah membaca novel ini dan merasa puas.
Novel ini dapat membuat guncangan emosi yang kuat bagi
pembacanya, karena di setiap alur ceritanya membuat pembaca semakin ingin tau
kelanjutan dari cerita nya.
Teman – teman pasti penasaran dengan ceritanya bukan? Pada kali
ini saya akan memperkenalkan dan memberikan novel Pernikahan Di Atas Kertas,
Kami yakin anda pasti akan suka dengan novel ini, mari kita simak bersama novel
berikut ini
Novel Pernikahan Di Atas Kertas Bab 145
![]() |
Setelah mengurus administrasi, arka langsung kembali ke
ruang aqila. Belum sempat masuk tangan nya sudah di hadang farel.
"Ada apa?" Tanya arka bingung.
"Akan saya jelaskan, tapi bukan di sini." Jawab
farel masih dengan tangan menarik arka meninggalkan depan pintu masuk ruang
rawat aqila.
"Sebenarnya apa yang ingin kau katakan, kenapa harus di
sini? apa ada sesuatu yang penting hingga tidak boleh di dengar qila?"
Tebak arka membaca mimik wajah pria di hadapan nya ini.
Sebenarnya tanpa di tanya semua sudah bisa di tebak, wajah
farel seperti sedang tidak baik-baik sekarang.
Kini keduanya telah berada di kantin rumah sakit. Arka masih
lekat memandang wajah farel tanpa mengalihkan ke arah lain.
"Stop menatap ku seperti itu, nanti orang mengira kita
jeruk makan jeruk." Tegur farel.
"Ya... ya... sekarang katakan apa yang ingin kau
katakan? aku tidak memiliki banyak waktu, aku harus mengurus keperluan qila
untuk pulang."
"Hal begitu yang kau katakan penting? hay bambang
sadarlah kau, jangan terlalu bucin."
"Apa urusan dengan dirimu, seharusnya kau senang dengan
saya begitu besar mencintai adikmu. Dasar ipar oon." Kata Arka sedikit
kesal dengan perkataan farel.
"Saya senang, bahkan salut dengan cintamu, tapi
setidaknya cintamu itu tidak membuat nyawa adik saya ikut melayang dengan
kebodohan mu. Pusing saya dengan kamu makin hari makin bodoh, apa yang membuat
adik saya mencintai dan memaafkan mu di masa lalu?"
"Hanya ada satu hal ketampanan saya membuat adik kamu
tergila-gila dengan saya." Pede Arka dengan memasang wajah sok cool.
Farel memutar bola mata jengah dengan pria berstatus adik
iparnya ini.
"Sudah, besar kepala nya?" Tanya Farel dengan
kedua tangan di lipat kan, di dada dengan mata menatap tajam pada Arka.
"Belum. Silakan katakan apa yang ingin kau
katakan?" Tanya Arka kini menatap farel yang sudah menampilkan wajah
serius sejak tadi.
"Saya barusan membaca email yang bian kirim tentang
musuh yang mengincar nyawa aqila."
"Apa hanya ini yang ingin kau katakan?" Arka
berharap tidak, jika iya, pria di hadapan nya sungguh kurang kerjaan.
"Tidak, masih ada. Saya mengenal siapa mereka."
Ucap tegas farel.
Arka kaget mengetahui farel mengenal mereka.
"Kau serius? kau sedang tidak becanda kan?" Tanya
Arka merasa semua doanya kini telah di jawab oleh sang kuasa.
"Iya saya serius." Namun balasan jawaban farel
dengan wajah cemas.
"Kenapa Kak? apa ada masalah?" Bingung Arka sebab
melihat farel tidak menunjukkan ekspresi seperti dirinya.
Wajah farel malah lebih menunjukkan ekspresi cemas, entah
kenapa hanya dirinya yang tau, arka berharap semua baik-baik saja.
"Iya, mereka bukan orang sembarangan, mereka adalah
mafia terkenal di dunia yang dapat membunuh tanpa menyentuh." Jelas Farel
mengetahui banyak tentang mereka.
Bagaimana tidak? mereka adalah orang yang hampir membuat
perusahaan adijaya bangkrut, tapi syukur dengan kecerdasan nya, ia dapat
memutar balikkan semua yang terjadi, meski tidak bisa membalas menjatuhkan
perusahaan mereka setidaknya perusahaan adijaya tidak jatuh.
Mafia mereka adalah mafia ter kejam di dunia gelap. Tapi
satu hal yang masih terus memutar di benaknya, jika mereka menginginkan nyawa
aqila kenapa tidak mereka lakukan dengan kebiasaan yang sering mereka lakukan
pada orang lain, membunuh tanpa menyentuh.
Farel merasa ada sesuatu yang aneh, seperti nya mereka
memiliki rencana yang tidak bisa di tebak saat ini. Tapi ia akan berusaha
mencari tau apa rencana tersembunyi mereka hingga harus bersusah payah melakukan
ini.
Baginya hal ini hanya membuang waktu mereka. Mengingat
mereka adalah orang yang tidak ingin membuat waktu seperti ini.
Arka sontak terbelalak kaget mendengar perkataan farel,
bagaimana tidak? seorang mafia terkenal membunuh tanpa menyentuh mengincar
nyawa istri nya.
Arka pun sudah berpikir hal yang sama dengan farel, jika
mereka memiliki rencana tersembunyi.
"Apa kau memikirkan hal yang sama dengan ku?" Arka
menatap Farel yang juga menatap nya.
"Hmmm, seperti nya mereka memiliki rencana lain."
"Kau benar, Kak. Mereka tidak ingin nyawa aqila tapi
juga yang lain dari aqila."
"Sekarang yang perlu kita lakukan hati-hati, jangan
biarkan qila sendiri. Saya akan membicarakan ini pada Daddy, mommy dan bian,
tapi saat tiba di mansion, tugas kau sekarang hanya menjaga qila 24 jam. Dan
satu lagi jangan membuat qila kesal atau ngambek, kau tau kan, mood ibu hamil
tidak bisa di tebak jadi saya harap apa yang di katakan qila cukup kau
iyakan." Jelas Farel menasehati arka agar menjadi suami siaga.
"Baiklah kak, kau jangan khawatir saya akan menjaga
qila dengan nyawa saya."
"Bagus lah jika seperti itu. Sekarang kita kembali
jangan sampai qila curiga."
***
"Ti, apa kamu masih mencintai kakak ku?" Tanya
aqila penasaran ingin tau jawaban dari wanita di hadapan nya yang kini sudah
menjadi sahabatnya.
"Aku... a_ku," Tiara tidak bisa melanjutkan
perkataan nya, ia langsung menundukkan kepala.
"Sudah tidak usah di lanjutkan, aku tau kamu masih
mencintai kakakku, aku bahagia ada seorang wanita begitu besar mencintai kak
Farel, aku berdoa kamu bisa menyadarkan kak Farel atas cintamu yang
tulus."
"Tapi, aku rasa aku tidak pantas qila, kasta aku dan
kalian sangat berbeda jauh. Aku tidak ingin membuat keluarga adijaya
malu." Jujur tiara merasa tidak pantas berada di samping Farel, pria
tampan yang sempurna menurut nya.
Tiara tidak ingin menggunakan persahabatan nya menjadi
peluang agar direstui aqila adik dari pria pujaan nya selama 4 tahun.
Lagian ia sadar diri, tidak ingin berekspektasi tinggi yang
akan membuat hati jatuh dan susah untuk di sembuh kan.
Dekat dengan Farel saat ini, ia sudah bahagia, ia tidak
ingin lebih. Sesuatu yang dipikirkan secara berlebihan secara otomatis akan
membuat diri sendiri yang akan kecewa.
"Kata siapa? jangan berpikir seperti itu Ti, keluarga
ku tidak pernah memandang kasta. Jadi stop merendahkan diri hanya karena
derajat. Karena kami tidak seperti itu, kami membuka lebar pintu buat siapapun
yang tulus ingin bergabung."
"Terima kasih qila, kamu sudah sangat baik padaku,
padahal waktu itu aku sudah salah paham dengan mu, tapi kamu tidak pernah
dendam padaku. Pantas Pak farel sangat menyayangi mu." Jujur tiara.
"Sama-sama, tidak perlu memuji atau aku akan melayang
seperti layangan diatas langit karena pujian mu yang berlebihan." Senyum
aqila terkekeh kecil dengan ucapan nya sendiri.
"Kamu bisa saja, mana ada layangan secantik kamu.
Hahahaha." Kata tiara di iringi tawa.
Dan Aqila pun ikut tertawa dengan ucapan tiara yang menurut
nya sangat berlebihan.
Kedua pria tersebut masuk melihat dua wanita cantik tertawa
lepas, entah apa yang di bicarakan hingga tertawa bahagia seperti ini,
mengerutkan kening saling tatap bingung………(Bersambung Bab 146 )

Posting Komentar untuk "Bab 145 Pernikahan Di Atas Kertas "