Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Bab 142 Pernikahan Di Atas Kertas

Novel berjudul Pernikahan Di Atas Kertas adalah sebuah novel yang bergenre romantis banyak orang yang dibuat ketagihan untuk membaca novel ini, novel ini sangat terkenal karena jutaan orang telah membaca novel ini dan merasa puas.

Novel ini dapat membuat guncangan emosi yang kuat bagi pembacanya, karena di setiap alur ceritanya membuat pembaca semakin ingin tau kelanjutan dari cerita nya.

Teman – teman pasti penasaran dengan ceritanya bukan? Pada kali ini saya akan memperkenalkan dan memberikan novel Pernikahan Di Atas Kertas, Kami yakin anda pasti akan suka dengan novel ini, mari kita simak bersama novel berikut ini

Novel Pernikahan Di Atas Kertas Bab 142


Aqila berbaring malas di ranjang rumah sakit, rasanya jika berlama-lama sini sudah seperti pasien yang menderita penyakit berat.

Membosankan, itulah kata yang cocok di rasakan aqila saat ini.

Mengeluh? semua percuma tidak mempan, keluarga begitu keras kepala. Apa daya nya sekarang hanya bisa menerima semua ini.

"Hubby.... " Panggil aqila menoleh pada Arka yang masih setia pada laptop nya.

"Hmmm," Arka hanya bergumam kecil tanpa menoleh.

"Hubby!" Panggil ulang aqila, kali ini dengan nada lebih tinggi.

"Iya. Ada apa qila?" Tanya Arka mengarah pandangannya ke sang istri yang setia di ranjang rumah sakit.

"Pinjam ponsel." Sahut aqila saat pria tersebut memandang nya.

"Untuk apa? lebih baik kamu istirahat biar cepat pulih." Kata Arka, tanpa di sadari menolak halus permintaan aqila dengan larangan nya.

Aqila kesal pasalnya secara tidak langsung Arka tidak memberi ponselnya untuk di pinjamkan. Untuk apa harus mencari banyak alasan ini dan itu, kenapa tidak langsung pada intinya No.

Sungguh pria menyebalkan banyak alasan, syukur masih sayang, kalau tidak sudah di tendang ke kandang macan biar diterkam agar tak banyak bohong.

Kelakuan dan sikap Arka akhir ini sangat membuat aqila tidak suka, bawaannya semenjak hamil selalu saja kesal.

Telinga bahkan sudah muak dengan semua larang dan banyak aturan dari arka.

"Sayang, apa kamu tidak suka sama daddy mu?" Batin aqila bertanya pada calon bayi dengan tangan mengelus lembut perut buncit.

Melihat hal tersebut, Arka sudah berpikir aneh-aneh, ia khawatir dan cemas jika saat ini sang istri kesakitan atau lainnya.

"Sayang, kamu kenapa?" Bangkit Arka cemas menghampiri aqila, wajah nya kini menjadi tegang, khawatir? tidak perlu di tanyakan lagi. Dirinya bahkan sudah dapat di bilang suami siaga setelah mengetahui kehamilan istri, ia selalu melarang aqila melakukan A, B, dan juga C.

Dan hal tersebut membuat aqila bosan. Semua yang ingin di lakukan selalu saja di larang Arka dengan alasan yang tidak masuk akal.

"Tidak." Ketus Aqila tanpa menoleh, ia sedikit kesal dengan penolakan Arka secara tak langsung tidak memberikan ia meminjam ponsel.

"Kamu kenapa qila?" Bingung Arka mendapatkan jawaban singkat dan nada ketus sedang kesal padanya, sebab saat ini ia belum mengetahui jika aqila sebal dengan nya.

"Tidak, kembali lah aku mau istirahat. Kerjakan saja kerjaan mu sekalian peluk erat ponselnya." Kata aqila dengan sinis. Arka mendengar kode akhir ponsel mengetahui apa yang membuat sang istri gambek.

"Ya sudah kalau kamu bilang begitu, aku mau chating sama cewek cantik dulu." Jahil Arka berbalik tidak lupa senyum nya terus melekat di ujung bibir.

"Terserah. Nikahin sekalian, biar puas." Sahut aqila asal.

Sontak hal tersebut membuatnya kaget tidak percaya dengan jawaban sang istri. Pikirnya tadi jika sang istri akan tambah kesal atau lainnya, namun semua di luar perkiraan nya.

Aqila bahkan tidak peduli, jawaban wanita tersebut meminta untuk menikah lagi. Sungguh istri langkah pikir Arka saat ini.

Kembali berbalik menghadap aqila, tapi tidak dengan aqila ia enggan karena sedang kesal dengan suaminya.

"Sayang, apa kamu serius ingin aku menikah lagi?" Tanya Arka memastikan. Dan aqila mendapat pertanyaan seperti ini mulai berpikir negatif, ia berpikir jika pria tersebut bahagia dengan perkataan asalnya.

Tidak bisa di hindari lagi, sekarang air matanya jatuh menghiasi pipi tembem.

"Terserah, tapi sebelum itu ceraikan aku." Ucap Aqila berusaha tegar, sungguh bumil yang sensitif 🤣(kalau aku jadi bumil, udah ku tebang kepala suamiku🙃)

"Sayang, jangan berkata seperti itu. Aku tidak akan menceraikan mu dan aku tidak akan menikah lagi. Kamu adalah wanita yang amat aku cintai. Sampai kapanpun hanya kamu yang akan selalu ada di hati ku. Berjanjilah kamu pun akan sama seperti ku." Menyakinkan sang istri yang tidak sanggup menyembunyikan ketegaran palsu.

"Hikss... hiksss... apa kamu serius by, hanya mencintai ku?" Tanya memastikan aqila di sela tangis nya.

"Iya sayang, aku serius bahkan dua rius. Hati ini tertulis namamu kalau gak percaya kamu bisa belah dadaku, biar dapat melihat." Alay Arka dengan senyum kecil melihat wajah sang istri sudah kembali ceria.

"Tidak perlu seperti itu By, yang ada nanti kamu bisa end kalau aku belah dada mu, dan anakku akan jadi yatim sebelum di lahir kan. Aku tidak tega melihat anakku tumbuh tanpa sosok daddy di samping mereka."

Arka memicingkan mata pada perkataan sang istri." Jadi maksud nya kalau gak ada baby dalam perut kamu rela gitu aku end?"

"Hmmm, tidak juga sih By." Sahut aqila santai.

"Dasar istri nakal."

"Mana ada gitu by, yang ada suami nakal." protes aqila tidak terima.

Akhirnya kedua beradu argumen kecil. Hingga berakhir dengan panutan penyatuan bibir masing-masing.

Luma*** Arka mampu membuat aqila merasa terbang di udara, pria tersebut semakin hari semakin liar dan pandai dalam permainan bibir, saling bertukar saliva kedua mengeluarkan hasrat yang di tahan.

Bahkan karena terus berada di rumah sakit Arka belum sempat buka puasa, namun sekarang ia hanya menyicil. Ia akan menikmati setelah lunas.

"Sayang balas ciuman ku." Pintar Arka pada aqila yang sejak tadi hanya menikmati.

Mendengar permintaan sang suami, aqila membalas kecil luma*** kecil padanya. Kedua sungguh seperti pengantin baru. Hasrat yang semakin tinggi membuat suatu benda berada di di bawah menenggang.

Arka segera naik ke atas ranjang rumah sakit, sebelumnya ia sudah meminta pihak rumah sakit untuk mengganti ranjang tersebut lebih besar.

Dan guna hal tersebut seperti ini, dan juga agar malam hari ia bisa tidur di samping sang istri, tidur berjauhan dengan aqila seperti hidup tanpa oksigen.

Balasan kecil dari istri kini mampu membuat sang empu bergejolak meminta lebih.

Kini ia menindih sang istri, tapi wajahnya tidak bisa sedekat dulu karena sekarang ada penghalang, bahkan bisa di katakan penghalang tersebut menjadi saksi dari kedua orang yang ingin menyatukan kehangatan hasrat masing-masing.

Sekalian menjenguk calon bayi yang berada di perut sang istri, namun dengan keadaan yang tidak tepat.

Arka melupakan satu hal, jika saat ini ia berada di rumah sakit, bukan di mansion yang bisa sebebas nya ia lakukan penyatuan cinta menghasilkan kecebong kecil.

Dan saat bersamaan tersebut Farel dan tiara dalam perjalanan menuju ruang inap aqila di rawat. Setelah tiba di area parkiran rumah sakit kedua langsung bergegas masuk.

Banyak pasang mata menatap sinis pada kedua orang tersebut dengan tatapan iri melihat pria tampan di dampingi perempuan biasa, mungkin bisa di katakan tidak selevel. Dan hal tersebut membuat tiara menjadi risih dengan tatapan pengunjung rumah sakit.

Dia sadar arti tatapan mereka sekarang saat ini mengejek dirinya yang berjalan berdampingan dengan CEO………(Bersambung  Bab 143 )

 

 

DAFTAR ISI BAB NOVEL

Posting Komentar untuk "Bab 142 Pernikahan Di Atas Kertas "