Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Bab 137 Pernikahan Di Atas Kertas

Novel berjudul Pernikahan Di Atas Kertas adalah sebuah novel yang bergenre romantis banyak orang yang dibuat ketagihan untuk membaca novel ini, novel ini sangat terkenal karena jutaan orang telah membaca novel ini dan merasa puas.

Novel ini dapat membuat guncangan emosi yang kuat bagi pembacanya, karena di setiap alur ceritanya membuat pembaca semakin ingin tau kelanjutan dari cerita nya.

Teman – teman pasti penasaran dengan ceritanya bukan? Pada kali ini saya akan memperkenalkan dan memberikan novel Pernikahan Di Atas Kertas, Kami yakin anda pasti akan suka dengan novel ini, mari kita simak bersama novel berikut ini

Novel Pernikahan Di Atas Kertas Bab 137


Setelah kejadian di perkampungan membuat Aqila tertembak.

Kini sudah 3 hari Aqila berada di rumah sakit. Kedua pihak keluarga khawatir keadaan aqila, karena saat ini bukan hanya ada satu nyawa pada dirinya, tapi ada calon bayi yang berada di dalam perut nya.

Arka sekarang lebih waspada menjaga Aqila, tidak sedetik pun ia meninggalkan Aqila, semua kerjaan nya ia serahkan pada yudha.

Semua sebab para kumpulan penjahat menutup rapat mulut, meski sudah di tawar kan uang banyak tetap saja menolak. Hingga tidak ada pilihan lain lagi mereka menjebloskan komplotan penjahat tersebut dalam penjara.

Daddy Rama tidak bisa berbuat banyak semua anak buah nya sudah ia kerahkan, bahkan sampai yang paling terbaik, dan hasilnya tetap tidak menemukan dalang dari semua ini.

Sekarang yang bisa mereka lakukan selalu waspada, jangan biarkan sedikit celah untuk musuh masuk.

"By, aku bosan di sini, kapan kita pulang?" Tanya Aqila bosan terus berada di ruangan bercat putih seperti tidak ada warna kehidupan. (nama nya juga rumah sakit sayang🤣)

"Sampai aku melihat kamu benaran sudah pulih." Jawab Arka tanpa menoleh, saat ini sedang mengecek email dari yudha. Selama menjaga Aqila, ia hanya bisa melakukan kerjaan nya dari jarak jauh.

"By, aku sudah pulih kalau gak percaya kamu bisa tanya dokter nya langsung." Kata Aqila lelah selalu saja alasan ini yang diberikan Arka padanya.

Aqila tau, Arka dan keluarga nya mengkhawatirkan keadaannya, ia bersyukur memiliki keluarga yang sangat menyayangi nya, tapi jika terus seperti ini, ia akan bosan di kurung di rumah sakit, tidak ada yang bisa di lakukan selain berbaring, makan dan minum obat, dipikir dirinya pasien penderitaan penyakit serius.

"Itu kata dokter, bukan kataku sayang, jadi kamu akan tetap stay di sini sampai aku yakin kamu sudah pulih benar." Ucap Arka tidak ingin di bantah lagi. Keputusan nya sudah bulat, semua yang di lakukan demi kebaikan Aqila, bukan dirinya.

"Hubby... kamu bukan dokter, bagaimana bisa tau aku sudah pulih atau belum?" Protes Aqila sedikit kesal pada pria di hadapan nya ini.

"Jika terus protes jangan salahkan aku jika makin lama tinggal di sini." Ancam Arka melirik Aqila.

"Hubby kok gitu sih." Aqila mengerucutkan bibir kesal.

"Sayang, kondisikan bibir mu. Jangan salahkan aku jika kita melakukan di sini." Senyum Arka, seketika aqila menormalkan bibirnya, ia paham maksud perkataan arka.

Melihat perubahan Aqila, ia hanya bisa tersenyum melihat tingkah istri nya.

"Begitu dong anteng nurut sama suami, kalau gini kan aku makin cinta." Sambung Arka.

"Iya." Singkat Aqila seraya ingin memiringkan posisi tidurnya.

Arka melihat aqila ingin mengubah posisi, langsung mencegah.

"Sayang, apa yang kamu lakukan?" Khawatir Arka dengan posisi menahan tangan Aqila.

"Tidur By." Jawab santai nya.

"Iya, aku tau mau tidur, tapi kenapa harus mengubah posisi seperti tadi? bagaimana kalau calon bayi kita kenapa-napa?"

"Apaan sih By? aku hanya ingin ubah posisi tidur, gak bakal celakai calon bayi kita, gak usah lebay deh, By." Kata Aqila.

"Aku tidak lebay sayang."

"Kalau gak lebay barusan apa By?"

"Itu namanya khawatir, aku tidak ingin calon bayi kita kenapa-napa."

Kedua terus berdebat, hingga akhirnya perdebatan kedua terhenti dengan adanya keluarga datang berkunjung.

"Assalamu'alaikum." Salam kompak kedua pihak keluarga dari Adijaya dan dirgantara.

"Walaikumsalam." Jawab Arka dan Aqila.

"Wah... wah... kayaknya lagi bicara serius nih, bicara apa hayo? cerita-cerita dong, biar mommy dan yang lain bisa ikut nimbrung obrolan serunya." Ucap Mommy berjalan seraya meletakkan buah tangan di meja samping ranjang.

"Iya nih, Mama juga mau tau apa yang kalian obrolkan, kayaknya asyik." Kata Mama Diana ikut nimbrung.

"Kata siapa asyik, Mom, Ma. Ini kebalikan." Protes aqila.

"Kok gitu sih?" Bingung Mommy mendengar perkataan aqila.

"Itu Mom, Ma. Qila lagi ngambek." Ucap Arka menoleh aqila, lalu memandang bergantian pada Ibu mertua dan Ibu nya.

"Ngambek kenapa emangnya?" Penasaran Mommy.

Arka pun segera menceritakan awal mula dari Aqila mendesak ingin pulang dan juga pindah posisi tidur.

Mendengar cerita Arka mereka menggeleng kepala dengan kelakuan anak dan mantunya.

***

Hubungan Bian dan Dewi sekarang bukan tambah baik, tapi semakin runyam. Setelah kejadian yang menimpa aqila, Bian mendiamkan Dewi hingga sekarang, ia kecewa.

Begitu sebalik nya dengan Dewi, ia pun sama mendiamkan Bian. Ia sadar salah, dan sekarang ia hanya ingin memberi Bian waktu untuk memaafkannya.

Jika mendesak untuk memaafkan, ia yakin hubungan mereka akan berantakan.

Bian sekarang berada di kantor Aqila. Aqila bahkan sudah menyerah kan, perusahaan nya pada Bian untuk di kelola, ia mengaku tidak bisa mengurus dalam keadaan hamil dan juga sebentar lagi akan melahirkan.

Aqila ingin fokus merawat anaknya hingga cukup usia untuk di tinggal dengan baby sister. Bukan karena tidak percaya atau apa sejenis nya, tapi ia hanya ingin menjadi seorang ibu seutuhnya yang dapat merasakan lelahnya mengurus bayi tanpa bantuan baby sister, meski sebentar, tapi dapat ia rasakan beberapa tahun ke depan.

Dan hal tersebut tidak masalah bagi Bian, ia malah setuju dengan keputusan sang adik. Bahkan ia sangat mendukung, semua keputusan aqila selagi itu baik.

Bian duduk di kursi kebesaran nya dengan tangan mengotak-atik keyboard komputer.

Beberapa kali ia berusaha fokus untuk bekerja, tapi fokus nya terus mengarah pada dewi. Ia sendiri bingung kenapa bisa seperti ini, sebelum nya ia tidak pernah kepikiran seseorang sampai tidak fokus pada kerjaan.

Jika pernah itu hanya pada keluarga yang membuat fokusnya terbagi.

"Huftt, kenapa dengan diriku? kenapa aku tidak bisa fokus? kenapa pikiran ku terus memikirkan dewi?" Ucap Bian mengacak frustasi rambutnya.

Bian mencoba kembali fokus pada kerjaan, namun hasilnya masih tetap gagal, hingga akhirnya ia memutuskan untuk meninggalkan kerjaan nya dan pergi mengunjungi Aqila di rumah sakit.

Dengan cara seperti ini ia berharap tidak terus kepikiran pada dewi.

****

"Princess, semua yang dikatakan Arka untuk kebaikan kamu, Arka tidak ingin kamu kenapa-napa, belum tentu posisi tidur kamu dapat membuat bayi dalam perut kamu nyaman." Kata Mommy.

"Iya, Mom." Sahut Aqila.

Entah semua ini karena bawaan bayi atau apa, ia tidak tau. Yang ia tau sekarang ia cepat merasa bosan, bahkan sering marah dan ngambek tidak jelas.

Bahkan lebih parah nya lagi, ia mengusir Arka saat berada di dekat nya. Semua itu karena dirinya tidak sanggup mencium aroma tubuh Arka yang begitu menyengat di indra penciuman nya.

Arka saat itu begitu kesal dengan tindakan Aqila mengatai dirinya bau, tapi semua langsung membaik saat mertuanya menjelaskan ini adalah salah satu hormon kehamilan yang di alami Ibu hamil………(Bersambung  Bab 138 )

 

 

DAFTAR ISI BAB NOVEL

Posting Komentar untuk "Bab 137 Pernikahan Di Atas Kertas "