Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Bab 133 Pernikahan Di Atas Kertas

Novel berjudul Pernikahan Di Atas Kertas adalah sebuah novel yang bergenre romantis banyak orang yang dibuat ketagihan untuk membaca novel ini, novel ini sangat terkenal karena jutaan orang telah membaca novel ini dan merasa puas.

Novel ini dapat membuat guncangan emosi yang kuat bagi pembacanya, karena di setiap alur ceritanya membuat pembaca semakin ingin tau kelanjutan dari cerita nya.

Teman – teman pasti penasaran dengan ceritanya bukan? Pada kali ini saya akan memperkenalkan dan memberikan novel Pernikahan Di Atas Kertas, Kami yakin anda pasti akan suka dengan novel ini, mari kita simak bersama novel berikut ini

Novel Pernikahan Di Atas Kertas Bab 133


Ke esok anda hari...

Pencarian Aqila pun di mulai. Bian memutuskan untuk mulai mencari di pedesaan yang berada di dekat tempat terakhir Aqila kecelakaan.

"Kakak yakin tidak ingin bagi tugas agar lebih mudah menemukan Qila?" Ragu Arka.

"Tidak. Qila saat itu sedang terluka hal yang pertama yang di pikirkan saat itu adalah tempat aman untuk melindungi diri." Jawab Bian.

"Benar, Qila tidak akan pergi jauh dalam keadaan terluka."

Tanpa mereka sadari orang yang ingin mencelakai keluarga Adijaya mengikuti mereka dari belakang.

"Satu hal yang perlu di ingat, apapun terjadi lindungi Qila, meski nyawa gantinya." Pesan Bian.

Dewi mendengar perkataan Bian seperti sebuah pesan terakhir merasa sesuatu mengganjal di hati.

Entah kenapa kata-kata Bian seketika menjatuhkan tetesan bening dari kelopak mata Dewi.

"Kamu kenapa Wi? apa yang terjadi?" Panik Bian melihat tetesan bening kesedihan jatuh membahasi pipi Dewi.

"Kenapa kamu bicara sudah seperti ingin pergi jauh? Aku tidak mau kamu celaka, berjanji lah padaku untuk tidak pernah meninggalkan ku sampai kapan pun." Ucap Dewi menatap lekat kedua bola mata Bian.

"Iya, aku janji akan selalu berada di sisi kamu." Janji Bian membelai anak rambut Dewi.

Setelah kejadian di cafe kemarin. Bian dan Dewi saling mengungkapkan perasaan masing-masing. Bahkan Bian berjanji untuk segera menikahi nya dalam waktu 3 bulan.

"Uhukk... uhukk.. di sini masih ada orang, kalau mau romantis sana pulang." Farel sedikit kesal melihat adiknya Bian pamer kemesraan.

"Buruan jadi pasangan biar gak jadi nyamuk. Gak perlu Jauh-jauh, cari aja yang paling dekat." Kata Bian melirik pada Tiara.

Pletok...

"Auwh.... " Bian meringis seraya memegang jidat.

"Rasain." Ucap Farel, lalu berjalan meninggalkan mereka di ikuti Arka.

"Kamu gapapa kan?" Khawatir Dewi memandang Bian.

"Aku tidak apa-apa. Ayo kita pergi." Ajak Bian menggandeng mesra tangan Dewi.

Entah kenapa perasaan Dewi tidak enak, ia merasa akan terjadi hal buruk dengan pencarian ini.

"Ya Allah, aku mohon lindungi kami semua dalam mencari Qila, semoga ini hanya sebuah perasaan yang tidak akan terjadi." Batin Dewi berdoa.

Kedua bela pihak keluarga Adijaya dan Dirgantara akan menyusul dengan pengawal terlatih. Semua yang di lakukan untuk berjaga-jaga. Apapun bisa terjadi saat kita lengah.

Lima jam menyusuri hutan, akhirnya mereka memasuki sebuah pedesaan.

Arka menelusuri setiap tempat di sini sungguh kotor, bagaimana bisa Aqila bersembunyi di tempat seperti ini. Apa yang akan di makan Aqila? bagaimana jika makanan tidak cocok di perut Aqila. Hal itu terus memutari benak Arka memikirkan kondisi Aqila.

Farel pun sama melihat tempat kumuh seperti ini, merasa jijik.

"Bagaimana bisa Qila bersembunyi di sini Bian? lihatlah tempat ini tidak pantas disebut pedesaan, tapi tepat nya tempat pembuangan sampah." Kata Farel melihat banyak sampah berserakan di setiap tempat, bahkan banyak kotoran hewan di sini.

Bian mendengar banyak ocehan dari kakak nya menggeleng kepala.

"Rel, jika masih ingin mengoceh silakan lanjutkan, tapi maaf kita gak bisa dengar. Ocehan gak berfaedah mu." Jelas Bian berjalan meninggalkan Farel dengan menggandeng tangan Dewi ikut dengannya.

***

Di desa yang sama tempat keberadaan Arka dan lainnya. Aqila duduk menikmati sarapan siang.

"Makanan Mbok emang paling the beast. Qila makan nya mau nambah mulu." Ucap Aqila, pipi nya makin hari makin membengkak.

Kehamilan nya ini membuat dirinya lebih aktif makan, bahkan sehari bisa lebih dari 10 kali.

"Alhamdulillah kalau Nak, Qila suka masakan Mbok. Maaf hanya masak alakadarnya saja."

"Tidak apa-apa Mbok. Jangan berkecil hati seperti ini. Qila jadi gak enak."

Kedua wanita tersebut terus berbincang kecil. Sekarang kondisi Aqila lebih gemuk, tapi tidak membuat kecantikan nya memudar. Bahkan pria di sini banyak mengangumi kecantikan Aqila meski mengetahui kondisi nya sekarang berbadan dua tidak membuat mereka untuk mundur.

Aqila tidak memperdulikan pria yang gencar mendekati nya. Selagi mereka tidak berlebihan dan tidak membuat risih ia akan biarkan.

Arka dan lainnya sudah 4 jam mengelilingi pedesaan, bahkan setiap rumah mereka kunjungi. Tinggal 5 rumah yang belum mereka kunjungi. Rumah tersebut berada di ujung dekat lembah.

"Apa kamu yakin An, qila berada di salah satu rumah yang akan kita datangi ini?" Ragu Farel.

"Sangat yakin." Ucap Bian lanjut berjalan.

Tok.. tok... tok...

"Kayaknya ada tamu di depan, tapi siapa ya siang-siang begini? Nak, Qila tunggu sini saja, biar Mbok yang lihat." Kata Mbok tidak ingin Aqila banyak bergerak.

"Iya, Mbok. Maaf jadi ngerepotin." Ucap Aqila tidak enak, selama lima bulan tinggal bersama Mbok asi, ia tidak pernah membantu, yang ada ia selalu merepotkan Mbok asi dengan ngidam aneh nya.

"Tidak, malah Mbok senang ada Nak, Qila di sini, jadi Mbok gak kesepian." Jujur Mbok.

"Kayaknya gak ada orang di dalam, bukti nya di ketuk berulang kali gak ada yang bukain." Kata Farel melihat tidak ada tanda kehidupan dari rumah ini.

"Iya, ya sudah kita pindah ke sebelah saja." Ucap Bian, saat ingin beranjak dari sini pintu terbuka.

Cekrek...

Bian kembali berbalik ketika pintu terbuka, begitu pun dengan yang lain.

"Maaf, cari siapa?" Tanya Mbok asi melihat ketiga pria tampan dan dua wanita cantik.

Aqila yang penasaran dengan tamu yang mengunjungi rumah mbok asi siang bolong. Beranjak bangun menghampiri.

"Siapa yang datang Mbok?" Tanya Aqila yang belum menyadari siapa tamu yang berkunjung.

Degh...

Arka melihat wajah wanita yang sangat ia rindukan selama 5 bulan tanpa permisi menetes air mata. Begitu pun dengan Bian melihat Princess nya berdiri tegak dengan sehat.

Tatapan nya jatuh pada perut Aqila yang sedikit membesar.

"Qila." Ucap Arka, berlari dan langsung memeluk istri yang amat ia rindukan. Wanita pemilik hati, wanita penyemangat dan wanita dari separuh belahan jiwa nya.

"Hubby." Aqila tidak tau harus berkata apa, semua serba mendadak. Ia begitu rindu sama Arka dan juga keluarga nya. Rasanya kata-kata tidak cukup mengungkapkan perasaan nya saat ini.

"Sayang, aku merindukan mu, kenapa kamu tidak pulang? kenapa malah memilih tinggal di sini? apa kamu tau kita semua mencemaskan mu. Mommy sampai masuk rumah sakit mengetahui kabar kamu." Ucap Arka menatap lekat wajah wanita yang di rindu kan.

"Maaf, By. Aku membuat kalian semua cemas, tapi aku lakuin ini agar kita semua aman, aku sudah tau semua yang terjadi. Dan aku memutuskan untuk mengungsi dari kehidupan kalian, hingga semua membaik. Tapi semua itu gagal, kalian sudah menemukan ku lebih cepat dari prediksi." Jelas Aqila.

"Untuk apa kamu melakukan ini sayang? aku berada di samping mu, tidak akan aku biarkan seseorang pun menyentuh atau menyakiti kamu. Please jangan pernah berpikir seperti ini lagi, jalan yang kamu ambil ini bukan membuat lebih aman, tapi akan membuat musuh diluar sana makin gencar mencelakai, karena saat itu kamu sendiri tanpa ada yang melindungi." Jelas Arka.

"Iya, By maaf. Aku janji gak bakal lakuin hal seperti ini lagi."

"Iya sayang, gapapa yang penting sekarang kamu baik-baik saja."

"Sayang, kok kamu makin gemuk, dan perut ini. Apa kamu sekarang lagi.... " Ucap Arka menggantung perkataan yang tak mampu di lanjutkan lagi, bahkan kini tangannya mengelus perut buncit Aqila.

Aqila mengangguk dan ikut mengelus perut buncit nya.

"Sayang, kamu hamil. Aku akan menjadi Daddy dan kamu akan menjadi Mommy." Bahagia Arka tidak tau harus berkata apa lagi selain memberi kecupan cinta bertubi-tubi di dahi Aqila………(Bersambung  Bab 134 )

 

 

DAFTAR ISI BAB NOVEL

Posting Komentar untuk "Bab 133 Pernikahan Di Atas Kertas "