Bab 129 Pernikahan Di Atas Kertas
Novel berjudul Pernikahan Di Atas Kertas adalah sebuah novel yang bergenre romantis banyak orang yang dibuat ketagihan untuk membaca novel ini, novel ini sangat terkenal karena jutaan orang telah membaca novel ini dan merasa puas.
Novel ini dapat membuat guncangan emosi yang kuat bagi
pembacanya, karena di setiap alur ceritanya membuat pembaca semakin ingin tau
kelanjutan dari cerita nya.
Teman – teman pasti penasaran dengan ceritanya bukan? Pada kali
ini saya akan memperkenalkan dan memberikan novel Pernikahan Di Atas Kertas,
Kami yakin anda pasti akan suka dengan novel ini, mari kita simak bersama novel
berikut ini
Novel Pernikahan Di Atas Kertas Bab 129
![]() |
Kaki Arka seketika lemas dan terjatuh mendengar kabar dari
Bian.
Akibat bentakan nya tadi, nyawa Aqila sekejap melayang. Arka
menyesal tidak bisa mengendalikan diri.
"Bodoh... bodoh... kenapa kamu bisa sebodoh ini Arka!
kenapa kamu bisa membentak Aqila, kenapa kamu jahat seperti ini!" Arka
terus memukul jidat, sesekali menampar kedua pipi secara bergantian.
Sekarang mereka berada di kediaman Adijaya, setelah mendapat
kabar dari Bian untuk berkumpul.
Mendapat kabar dari Bian, Mommy pingsan, tidak terima semua
yang menimpa princess membuatnya drop.
Hati Daddy ikut hancur seperti mereka lainnya, tapi ia tidak
ingin menunjukkan pada mereka betapa hancur dirinya saat ini.
Bersikap seperti tidak terlihat menderita adalah hal yang
tepat agar keluarga nya tidak terlalu sedih. Kepala keluarga harus bisa kuat
dalam menangani masalah. Jika ikut terpuruk, siapa yang akan menguatkan mereka.
"Sudah, semua ini bukan salah kamu, semua ini salah
kita bersama karena lengah menjaga Princess." Ucap Daddy tidak ingin Arka
terus menyalahkan dirinya. Melihat wajah terpuruk dan sedih nya Arka, ia dapat
merasakan.
"Tidak Daddy, semua ini emang salah saya. Seandainya
saya tidak membentak Qila, semua tidak akan terjadi. Dan sekarang Qila masih
bersama kita." Bantah Arka ngotot menyalakan dirinya.
Seketika Ponsel Daddy berbunyi.
Tring... tring... tring....
📞:"Bagaimana?"
📞:....
📞:"Apa kau yakin
dengan laporan mu ini?"
📞:....
📞:"Baiklah, cepat temukan.
Sekarang saya dan keluarga akan ke situ."
Tut.. tut..
Panggilan terputus.
"Sekarang kita langsung ke lokasi TKP." Ucap Daddy
bangkit, lalu memandang Art." Bi, tolong jaga Nyonya, jika sadar nanti
katakan kami pergi ke lokasi TKP. Jika Nyonya ingin menyusul perintahkan
beberapa pengawal untuk ikut temani Nyonya." Sambung Daddy memerintahkan.
"Baik, Tuan."
Mereka langsung bergegas pada lokasi terakhir kali Aqila
berada.
2 Jam kemudian, mereka akhirnya tiba.
"Pagi, Pak." Hormat tunduk orang kepercayaan Daddy.
"Pagi, bagaimana apa kalian sudah menemukan putri
saya?"
"Belum Pak, tapi dari pencarian kami, Nona Aqila
berhasil keluar sebelum mobil masuk ke jurang."
"Apa kalian yakin, jangan pernah memberi harapan
palsu." Tegas Daddy tidak ingin terlalu senang.
Hal seperti ini mengingat kan, nya pada masa lalu saat Aqila
di culik.
"Kami sangat yakin Pak, kami menemukan beberapa barang
milik Nona Aqila, ini." Menyodorkan beberapa barang milik Aqila.
Daddy menerima, dan melihat barang yang mereka temukan.
"Ini, kamu pasti lebih mengenal barang Princess."
Menyodorkan pada Arka.
Arka mengulur tangan menerima. Tanpa izin air mata nya
menetes melihat benda milik Aqila.
Terakhir kali ia melihat Aqila mengenakan syal biru langit,
entah kenapa mendadak Aqila aktif menggunakan syal kemana pun ia pergi. Bahkan
sebelum mereka berdebat, syal ini tertancap rapi melingkar di tengkuk Aqila.
Arka mengingat jelas hal itu, karena ia selalu memperhatikan
gerak-gerik dan perubahan Aqila.
Daddy tidak bisa mengenali syal itu, karena Aqila baru
seminggu aktif menggunakan syal.
"Bagaimana Arka? apa itu benar milik princess?"
Tanya Daddy menatap Arka diam dengan butiran kristal berjatuhan dari pelupuk
mata.
"Iya Daddy, ini milik Qila. Seminggu ini Qila sangat
aktif menggunakan syal, bahkan seluruh warna syal di borong nya." Jawab
Arka mengingat tingkah aneh Aqila.
***
Aqila kini berada di puskesmas, perut nya terasa sakit
melebihi tamu bulanan yang biasa mengunjungi nya.
Beberapa menit di tangani dokter puskesmas, akhirnya jerih
pada perut Aqila sedikit berkurang.
"Apa yang terjadi dengan saya dok? kenapa perut saya
terasa sakit?" Tanya Aqila pada Dokter.
"Ibu tidak apa-apa, sakit yang Ibu rasakan karena
benturan kuat mengenai perut, hingga terjadi pendarahan kecil, tapi semua masih
aman. Bayi didalam kandungan Ibu begitu kuat hingga bisa menyeimbangkan situasi
yang sedang di alami orang tuanya." Jelas Doker pada Aqila.
"Apa? maksud dokter saya hamil?" Tanya Aqila tidak
percaya dengan apa yang di dengar.
"Iya, apa Ibu tidak tau sebelumnya?" Pandang
Dokter melihat wajah kaget Aqila seperti tidak tau sedang hamil.
Aqila menggeleng kepala, air mata nya menetes entah sekarang
harus bahagia atau sedih. Kehamilan nya saat ini harus berjauhan dengan suami
dan keluarga.
"Maafkan Mommy sayang harus menjauhkan kamu dengan
Daddy dan keluarga. Mommy tidak ingin nyawa mereka jadi terancam karena Mommy.
Tapi Mommy janji akan memberi kasih sayang penuh padamu, Mommy tidak akan
membiarkan mu kekurangan apapun." Batin Aqila berjanji penuh tekad.
Aqila tidak tau harus berapa lama seperti ini, tapi sekarang
situasi sedang tidak mendukung dirinya untuk berkumpul bersama keluarga, jika
keberadaan nya hanya membuat mereka khawatir, untuk apa ia berada di dekat
mereka jika akhirnya nyawa mereka juga akan ikut terancam.
Kadang kita harus nekad demi keselamatan dan kebahagiaan
orang yang kita sayangi. Berkorban dan merelakan adalah dua kata yang berbeda,
tapi memiliki satu arti yang sama.
Bahagia kamu, aku ikhlas meski nyawa ku taruhan nya. Kalimat
ini terdengar mudah di ucapkan, tapi tidak dengan tindakan.
Mulut boleh berkata A-z, tapi tidak dengan tindakan yang
bisa melakukan A-z.
Sekarang Aqila sudah berada di luar puskesmas. Mengingat
kata hamil dan sekarang ada malaikat kecil berada di dalam perut, seketika ia
teringat sesuatu yang dapat ia lakukan agar bisa bertahan hidup meski tidak
bekerja.
"Sayang, kamu jangan takut, meski kita hanya berdua,
Mommy berjanji akan melindungi kamu. Tidak akan Mommy biarkan seseorang pun
menyakiti kamu, atau menyentuh sehelai rambut pun. Mommy akan menghancurkan
orang yang sudah membuat kita seperti ini." Ucap Aqila penuh kebencian
pada orang yang membuat dirinya seperti ini, hingga ia memilih mengasingkan
diri dari keluarga demi kebaikan bersama.
****
Malam hari.
Arka duduk termenung di sofa melihat setiap sudut tempat ia
menghabiskan waktu bersama Aqila.
Tempat tidur, tempat yang sangat sering ia habiskan bersama
Aqila tanpa mengenal waktu. Depan meja rias tempat ia melakukan adegan romantis
sebelum melakukan percintaan.
"Sayang, kamu di mana? aku merindukan mu? maaf kan
suami bodoh mu ini, hukum saja diriku, jangan seperti ini." Lirih Arka.
Setelah kepergian Aqila dari mansion, tak sekali ia
menyentuh makanan. Rasa lapar seketika menjadi kenyang.
Semua kerjaan nya sudah di handle Yudha selama seminggu,
Arka memilih cuti mencari keberadaan Aqila, percuma kerja jika fokus tetap pada
Aqila.
Arka mengambil ponsel dan segera menghubungi orang
kepercayaan keluarga Dirgantara.
Kali ini ia akan mengerahkan semua orang suruhannya di
berbagai negara untuk berpencar, bahkan ia juga akan turun tangan mencari
keberadaan Aqila
Hal itu ia lakukan untuk berjaga-jaga. Semua yang terjadi
tidak ada yang tau, contohnya seperti ini.
"Aku berharap dimana pun kamu berada selalu di lindungi
sang kuasa." Batin Arka………(Bersambung Bab 130 )
Posting Komentar untuk "Bab 129 Pernikahan Di Atas Kertas "