Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Bab 127 Pernikahan Di Atas Kertas

Novel berjudul Pernikahan Di Atas Kertas adalah sebuah novel yang bergenre romantis banyak orang yang dibuat ketagihan untuk membaca novel ini, novel ini sangat terkenal karena jutaan orang telah membaca novel ini dan merasa puas.

Novel ini dapat membuat guncangan emosi yang kuat bagi pembacanya, karena di setiap alur ceritanya membuat pembaca semakin ingin tau kelanjutan dari cerita nya.

Teman – teman pasti penasaran dengan ceritanya bukan? Pada kali ini saya akan memperkenalkan dan memberikan novel Pernikahan Di Atas Kertas, Kami yakin anda pasti akan suka dengan novel ini, mari kita simak bersama novel berikut ini

Novel Pernikahan Di Atas Kertas Bab 127


Arka kebingungan mencari Aqila di penjuru jalan yang kemungkinan besar di lewati, namun hasil tidak sesuai dengan dugaan nya. Jalan yang ia lintasi tidak ada tanda keberadaan mobil Aqila, bahkan bodyguard yang ia perintahkan sudah berpencar dan hasilnya sama dengan Arka.

"Qila, kamu dimana sayang, kenapa berubah seperti ini? kamu seperti bukan Qila yang dulu aku kenal. Kamu yang sekarang berbeda." Ucap Arka tidak tau apa yang terjadi dengan kondisi Aqila sekarang.

Arka sudah mengabari mertua dan kedua iparnya, tentang hilang nya jejak Aqila, bahkan detail awal perdebatan hingga pergi dari mansion ia cerita kan tanpa melebihi atau mengurangi.

Kedua orang tuanya tidak ia kabari, karena saat ini berada di luar negeri. Ia tidak ingin mengganggu, lagi pula sekarang ia dan keluarga Adijaya sudah bergerak.

****

Farel yang tidak menyadari sejak tadi mencurahkan isi hati pada Tiara wanita yang di anggap merepotkan lebih merasa sedikit lega berbagi perasaan khawatir nya pada orang.

Hati Tiara ikut sedih melihat Farel tersiksa, namun juga sedikit bahagia, akhirnya Farel bisa terbuka, ia berharap akan selalu seperti ini.

"Bapak harus yakin Ibu Qila pasti baik-baik saja, saya sebagai wanita sama dengannya hanya sekali bertemu dapat menduga, jika Bu Qila orang yang kuat, tidak mudah di kekang." Tiara menyakinkan Farel, matanya terus menatap pria di depannya.

"Saya tau, tapi bagaimana jika keadaan sedang tidak berpihak pada Qila? Suami nya bahkan bilang sikap Qila akhir ini berbeda."

"Berbeda maksud Bapak, Bu Qila hamil gitu?" Celetuk Tiara, entah kenapa di pikirannya hanya terlintas itu saat Farel berkata.

"Tidak, tapi kenapa kau bisa berpikir seperti itu?" Penasaran Farel pada Tiara dari mana bisa berpikir seperti itu, sikap aneh bukan berarti hamil.

Farel menatap intens Tiara berdiri tegak.

"Saya berpikir seperti apa yang Bapak katakan tadi, akhir berarti seketika, dan itu gejala hamil dan perubahan hormon tak menentu dari Ibu hamil, semua itu bisa di sebabkan bawaan bayi." Jelas Tiara.

Farel melongo mendengar penjelasan panjang lebar Tiara. Bagaimana dia bisa tau banyak tentang masalah kehamilan, apa dia pernah hamil sebelum nya? itulah yang di pikirkan Farel, penjelasan Tiara seperti seorang dokter atau orang yang sudah mengalami.

"Apa kau sudah pernah hamil? kenapa pada lampiran lamaran dulu, tidak tertera status mu?" Curiga Farel dengan tatapan intimidasi pada Tiara.

"Saya tidak pernah hamil Pak." Jawab cepat Tiara membantah tuduhan Farel seenak jidat berkata.

Hamil? menikah saja belum, boro-boro ada yang mau nikahi, pendamping saja tidak ada.

Mendengar tuduhan Farel pria yang amat ia cintai, ingin saat ini juga di lakban biar berhenti bicara, kalau perlu di sun, tapi tak berani ia lakukan.

"Terus, dari mana kau tau masalah kehamilan? ini bukan profesi mu sebagai dokter, apalagi kalau bukan pernah berada di posisi ini." Farel kurang yakin dengan jawaban Tiara.

"Tidak ada salahnya wanita single mengetahui ini, lagi pula ini baik buat kami para wanita yang belum menikah, agar tidak terlalu polos saat berhubungan dengan suami sendiri. Dan satu lagi mengetahui banyak tentang kehamilan, hubungan intim bukan berarti sudah pernah melakukan." Tegas Tiara, tanpa takut menatap balik tatapan Farel.

Farel mendengar jawaban tegas tanpa ragu dari Tiara, bangkit mendekati wanita di depan nya seketika gugup.

Hati Tiara menggebu-gebu tak karuan, berdekatan dengan Farel saat ini membuat jantung nya berdebar dua kali lebih cepat.

Farel berjalan memutari Tiara, seketika langkah nya berhenti menatap lebih dekat pada Tiara.

Farel kini dapat mencium jelas aroma tubuh Tiara, Seketika terlintas pada benak nya hari itu menangkap basah Arka dan Aqila di balik selimut.

Mengingat suara desa*** Aqila saat itu berhasil membangunkan pusaka nya ikut menegang dengan percintaan mereka, bahkan melihat sekujur tengkuk Aqila penuh tanda cinta dari Arka, membuat otak nya travelling.

Mata nya seketika mengarah pada leher putih Tiara, bisikan setan menghasut nya untuk mencoba.

Tiara semakin gugup melihat Farel semakin dekat, melihat tatapan aneh pria di depannya terus mengarah pada satu titik, Tiara menutup mata.

Farel melihat Tiara menutup Mata mengerut bingung, tapi di lihat lebih dekat seperti ini Tiara ternyata cantik.

Tanpa sadar Farel kini mengakui kecantikan Tiara.

Entah bisikan dari mana, Farel menjahili Tiara, pikirnya sesekali tidak ada salah.

"Apa yang kau lakukan dengan menutup mata? apa kau berharap saya melakukan sesuatu padamu?" Bisik Farel tepat pada telinga Tiara seperti memberi sensasi berbeda pada bisikan nya.

Mendengar bisikan Farel, ia membuka mata mendapatkan Farel tepat di hadapan nya, bahkan tidak ada jarak dari kedua.

Kegugupan dan salah tingkah membuat nya hampir saja jatuh, jika tidak cepat di tangkap Farel.

Tangan Farel melingkar penuh pada pinggang Tiara. Farel dapat melihat kedua gunung kembar Tiara yang tanpa sengaja satu kancing baju terbuka.

Melihat hal tersebut sungguh membuat pikiran nya bercabang.

Tiara belum menyadari satu kancing baju yang terbuka hingga terekspos kedua gunung kembarnya.

Farel berniat mengancing baju Tiara, namun niat baiknya di salah artikan.

"Apa yang ingin Bapak lakukan?" Kaget Tiara saat tangan Farel menyentuh kancing baju, pikiran Tiara sudah travelling jauh dengan apa yang ingin diperbuat Farel.

"Apa yang kau harapkan dari ku?" Tanya Farel, memperat rangkulan pada pinggang Tiara, meski perempuan di depannya berontak.

"Sa-ya." Gugup Tiara entah kenapa mendadak bibirnya seperti membeku.

"Saya? saya apa? katakan saja, bukannya kau dulu sangat cerewet? kenapa mendadak seperti ini?" Tanya Farel melihat wajah gugup Tiara, seketika membuat bibir nya membentuk senyum, tanpa disadari wanita di dalam dekapannya.

"Sa-ya... ya.... sa-ya.... "

Farel melihat wajah gugup Tiara semakin bertambah tidak tega terus menjahili nya lagi.

Farel langsung melepaskan, dan berjalan duduk di sofa.

"Duduk lah." Ucap Farel menepuk sofa di samping nya.

"Iya Pak." Jawab Tiara, jantung nya saat ini seperti sedang mengikuti pacuan kuda.

"Ya Allah, lindungi hamba mu ini, jika terus seperti ini, hamba tidak tau apa yang akan terjadi dengan jantung ini, apa masih bisa bekerja dengan normal atau mendadak berhenti mendapat serangan dadakan." Batin Tiara.

"Maaf." Satu kata keluar dari mulut Farel membuat wanita di samping nya mengerutkan kening.

Tiara baru sekali mendengar kata maaf keluar dari mulut Farel, pikirnya satu kata itu adalah kata yang sulit untuk di ucapkan para pria kaya seperti Farel dan juga Bian.

Namun kali ini ia di buat kaget, tapi ia masih bingung maaf untuk apa dan ke siapa? di sini hanya ada mereka berdua tidak ada lagi yang lain.

Apa maaf itu, untuk ku. Itulah yang di pikirkan Tiara………(Bersambung  Bab 128 )

 

 

DAFTAR ISI BAB NOVEL

Posting Komentar untuk "Bab 127 Pernikahan Di Atas Kertas "