Bab 123 Pernikahan Di Atas Kertas
Novel berjudul Pernikahan Di Atas Kertas adalah sebuah novel yang bergenre romantis banyak orang yang dibuat ketagihan untuk membaca novel ini, novel ini sangat terkenal karena jutaan orang telah membaca novel ini dan merasa puas.
Novel ini dapat membuat guncangan emosi yang kuat bagi
pembacanya, karena di setiap alur ceritanya membuat pembaca semakin ingin tau
kelanjutan dari cerita nya.
Teman – teman pasti penasaran dengan ceritanya bukan? Pada kali
ini saya akan memperkenalkan dan memberikan novel Pernikahan Di Atas Kertas,
Kami yakin anda pasti akan suka dengan novel ini, mari kita simak bersama novel
berikut ini
Novel Pernikahan Di Atas Kertas Bab 123
![]() |
Tangisan Aqila membuat mereka khawatir tanpa menunggu lama
mereka langsung pergi menemui Aqila, Farel geram bisanya Arka meninggalkan
Aqila sendiri.
Sekarang mereka sudah berada di mansion dengan perasaan
cemas.
Asisten rumah tangga menyambut atasan nya dengan wajah panik
karena Nyonya Aqila menjerit histeris.
"Dimana istri saya Bi?" Cemas Arka tanpa mengucap
salam rasa cemas nya sudah mencapai puncak.
Mendengar suara Aqila dari sebrang telpon terus
terngiang-ngiang membuatnya tidak konsen mengendarai mobil.
"Nyonya di kamar Tuan." Jawab Bibi.
Mengetahui Aqila di kamar, Arka berlari menuju kamar ia
tidak akan memaafkan dirinya, jika terjadi sesuatu pada Aqila.
"Sayang," Panggil Arka sembari membuka pintu kamar
mendapat kan Aqila duduk meringkuk dengan isak tangisan.
Mendengar suara Arka, Aqila mengangkat kepala.
"Hubby, hiks... hiks... " Tangis Aqila.
Arka langsung membawa Aqila kedalam dekapan nya memberi
ketenangan.
"Aku disini sayang tidak akan aku biarkan seorang pun
menyentuh mu." Ucap Arka membelai rambut Aqila yang sedikit lebih dari
sebelum.
Daddy memberi perintah pada Farel lewat lirikan mata
mengarah pada sebuah kotak langsung paham.
Farel mendekati kotak yang sedikit terbuka dapat melihat
kotak tersebut bergerak kecil entah apa di dalam belum di ketahui.
Betapa terkejut Farel saat melihat isi kotak.
"Astaghfirullah." Kaget Farel dengan isi dalam
kotak tersebut.
"Kenapa Rel? apa isi nya?" Tanya Mommy.
Aqila semakin memperat pelukan pada Arka.
Hati Arka sakit melihat kondisi Aqila seperti ini, ia
berjanji akan menemukan sih peneror itu.
"Ini Mom, isinya belatung hidup dan kepala tengkorak
serta cacing tanah." Jawab Farel perlahan mundur ke belakang.
Pantas Aqila menjerit histeris, dia sebagai pria saja tidak
kuat melihat hewan menjijikkan seperti ini.
Mereka kaget mendengar perkataan Farel. Mommy yang hanya mendengar
sudah merasa jijik dan takut, apalagi Aqila yang membuka dan melihat langsung.
Bian mengepak kuat kedua tangan dengan perasaan marah pada
peneror sialan itu, melihat Aqila gemetar ketakutan tanpa memandang mereka yang
berada di depan membuat hatinya sakit teriris.
Daddy melirik pada istri beserta kedua putra nya untuk
keluar meninggalkan Arka menenangkan Aqila.
Tidak lupa ia meminta Art membuang paket menjijikkan itu.
Di ruang keluarga, Daddy menatap bergantian pada kedua putra
nya.
"Farel, Bian." Panggil Daddy.
"Iya, Dad." Sahut kedua kompak.
"Kalian tau apa yang harus di perbuat sekarang?"
Tanya Daddy dengan tegas.
"Iya, Dad."
Mommy menyimak perbincangan suami dan kedua putra nya tidak
peduli, hatinya tak karuan ia takut jika peneror itu datang dan terus
menghantui Aqila.
Daddy menyadari sejak tadi istrinya khawatir dengan keadaan
Aqila sama dengan mereka, namun satu hal yang tidak boleh mereka lupa jangan
menunjukkan rasa khawatir berlebihan depan Aqila atau wanita yang saat ini
bersama Arka akan merasa dirinya merepotkan.
"Mommy tenang hal seperti ini tidak akan terjadi
lagi." Janji Daddy menyakinkan sang istri agar tidak cemas.
"Mommy harap seperti itu Dad, Mommy tidak bisa melihat
princess seperti ini." Mengutarakan isi hati tidak tega melihat putri nya
hancur.
"Semua ini karena Arka, kenapa meninggalkan Qila
sendiri?" Geram Farel dengan kecerobohan Arka bisa memberi celah pada
musuh masuk, syukur mereka hanya mengirim paket, coba kalau yang lain? Arka
sudah langsung habis di tangan Farel saat hari itu juga.
"Jangan menyalahkan Arka seperti itu Rel, semua ini
karena Daddy yang minta, jika tidak saat ini Arka masih bersama Princess."
Tegur Daddy memandang wajah kesal Farel.
"Tapi, Dad tidak seperti ini juga meninggalkan Qila
sendiri? bagaimana jika tadi mereka nekat? kita bisa kehilangan Qila
selamanya!" Ujar Farel yang sudah berpikir jauh langsung mendapat pukulan
kuat dari Bian di lengan nya.
"Auwh, kenapa gue di pukul?" Farel meringis seraya
mengelus lengan nya.
"Bicara di pikir dulu, omongan adalah doa." Jawab
Bian tidak suka perkataan Farel terlalu berlebihan, sebelum semua itu terjadi
ia sendiri yang akan pasang badan untuk Aqila.
"Bukan doa, hidup harus berpikir panjang jangan diam di
tempat. Apa saja bisa terjadi saat kita lengah contohnya seperti ini."
Ucap Farel memberi perumpamaan seperti hari ini yang terjadi menimpa Aqila.
Perkataan Farel ada benar nya juga, tapi tidak seperti itu
cara penyampaian nya. Perkataan nya tadi sudah seperti orang yang sedang
menakuti.
***
Di kamar Aqila engan melepas pelukan dari Arka, lintasan
hewan menjijikkan itu memutari benak nya.
Arka tidak keberatan, bahkan seumur hidup terus seperti ini
dia rela asal Aqila bahagia dan nyaman.
Tekad nya sudah bulat sekarang dan seterusnya tidak akan
membiarkan Aqila sendiri sedetik saja.
"Sayang."Panggil Arka membelai rambut Aqila penuh
sayang.
"Iya, By." Sahut Aqila dengan suara serak akibat
lama menangis.
"Berjanji lah mulai sekarang kemanapun kamu pergi harus
bersamaku tidak boleh seorang diri." Ujar Arka di angguk Aqila.
Aqila sekarang belum berpikir jernih semua yang di katakan
Arka hanya di angguk setuju.
"By, kamu kemana tadi? kenapa pergi tidak pamit sama
aku?" Tanya Aqila sedikit tenang dan mulai mengingat hilang nya Arka tadi.
"Maaf sayang tadi aku ada kerjaan penting tidak bisa di
tinggal, aku gak tega bangunin kamu yang kelelahan." Jawab Arka sedikit
bohong.
"Oke, kali ini aku maafkan, tapi janji lain kali tidak
lagi. Aku berulang kali hubungi kamu By, tapi kamu malah reject. Apa begitu
penting sehingga tidak bisa mengirim pesan setelah reject?"
"Maaf sayang nya Arka Dirgantara. Kenapa Nyonya Aqila
Dewi Kharisma Dirgantara, akhir ini lebih cerewet? apa bibit unggul ku sudah
berkembang?" Tanya Arka mengelus perut Aqila.
"By, apaan sih, gak usah sembarang deh kalau aku hamil
pasti sudah ada tanda - tanda. Tapi ini gak ada stop berandai-andai."
Jawab Aqila sembari menggeser jauh tangan Arka dari perut ratanya.
"Apa salah nya sayang aku berandai-andai. Emang kamu
gak mau cepat hamil?" Tanya Arka menaik turunkan alis.
"Aku mau By, tapi sekarang kita belum di beri
kepercayaan itu. Kita jalani saja yang ada tanpa terburu-buru." Balas
Aqila.
"Kamu benar kita jalani saja yang ada." Senyum
jahil Arka langsung menyerang Aqila tanpa sadar saat ini keluarga Adijaya masih
berada di sini lagi berkumpul di ruang keluarga.
Arka ******* rakus bibir Aqila, niat awalnya hanya ingin
satu macam, tapi pusaka nya lebih dulu menegang minta dua macam.
Tangan Arka berkeliaran perlahan membuka pengait Br* yang
mengganggu kesenangan nya. Luma**n semakin liar, sekarang sudah berpindah di
tengkuk dengan tangan membuka kancing baju Aqila.
"Akkhh... akkhh...." Aqila mende*** .
"Sayang aku tidak tahan, boleh aku melakukan?"
Tanya Arka tidak kuat menahan semua terlihat jelas dari wajah dan keganasan
dalam permainan bertukar saliva.
"Iya By." Jawab Aqila mengangguk setuju………(Bersambung
Bab 124 )
Posting Komentar untuk "Bab 123 Pernikahan Di Atas Kertas "