Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Bab 117 Pernikahan Di Atas Kertas

Novel berjudul Pernikahan Di Atas Kertas adalah sebuah novel yang bergenre romantis banyak orang yang dibuat ketagihan untuk membaca novel ini, novel ini sangat terkenal karena jutaan orang telah membaca novel ini dan merasa puas.

Novel ini dapat membuat guncangan emosi yang kuat bagi pembacanya, karena di setiap alur ceritanya membuat pembaca semakin ingin tau kelanjutan dari cerita nya.

Teman – teman pasti penasaran dengan ceritanya bukan? Pada kali ini saya akan memperkenalkan dan memberikan novel Pernikahan Di Atas Kertas, Kami yakin anda pasti akan suka dengan novel ini, mari kita simak bersama novel berikut ini

Novel Pernikahan Di Atas Kertas Bab 117


Kini kedua telah berada di kamar.

Arka memandang wajah cantik Aqila seperti biasa sebelum memulai.

"Sayang, betapa bodoh nya aku baru menyadari di depan ku ini ternyata ada bidadari yang sangat cantik." Gombal Arka mengelus lembut pipi Aqila.

"By, kenapa akhir ini kamu suka gombal sih? aku geli dengar nya, kamu seperti bukan Arka yang aku kenal." Kata Aqila menatap Arka yang saat ini menindih nya.

"Yang kamu kenal gimana?" Menaik turun kan alis bingung.

"Masa gak tau sih By, kamu itu sekarang aneh, gak kayak kemarin dingin."

Arka menghela nafas lagi dan lagi Aqila mengingat kan nya dengan kelakuan buruk nya.

"Maaf sayang, tapi sekarang aku janji akan menebus semua dengan memberi kamu Arka junior." Senyum nya jahil lagi dan lagi bisa saja membuat Aqila tersipu malu.

"Kamu kalau malu kayak gini makin cantik sayang." Sambung nya melihat Aqila malu.

"Apaan sih By."

Aqila tidak tau kenapa dirinya selalu malu jika di puji Arka seperti ini. Rasanya seperti ada sesuatu yang aneh pada dirinya.

Tidak ingin menghabiskan waktu dengan pembicaraan ini, Arka langsung memulai.

Sebelum pada inti, ia melakukan pemanasan terlebih dahulu.

Aqila menikmati panutan kedua bibir yang menyatu, ia memberi ruang agar Arka lebih leluasa berkeliling.

Perlahan panutan tersebut berpindah pada tengkuk. Ia kembali teringat pada hari itu memberi banyak kecupan cinta hingga Aqila kesal.

Arka mengh***p put*ng milik Aqila, ia penasaran kenapa bayi sangat menyukai.

"Sayang kenapa tidak ada isi? aku biasa melihat banyak wanita di luar sana menyusui anak nya dan pasti ada isi, tapi kenapa milik kamu tidak ada?" Tanya Arka dengan tampang polos tidak mengerti.

Aqila kini baru menyadari pantas Farel menamai sih bodoh. Karena sebutan polos tak pantas untuk seusianya.

"Beda By." Ucap Aqila bingung harus menjelaskan bagaimana.

"Beda apa nya? apa yang harus aku lakukan biar keluar airnya?" Ucap Arka, lagi dan lagi membuat Aqila pusing, kenapa pria di depan nya sangat bodoh.

"Tidak ada yang perlu kamu lakukan, suatu saat nanti akan ada sendiri." Ucap Aqila asal. Ia bingung harus menjelaskan bagaimana.

Sungguh Arka ke lewat bodoh, hal sekecil ini saja tidak tau. Ia bingung kenapa pria seperti nya bisa jadi pimpinan perusahaan.

Kini Aqila meragukan kinerja Arka dalam mengurus perusahaan.

"Masa sih?" Ragu nya menatap Aqila.

"Iya By."

****

Mommy menatap bergantian pada kedua putra nya.

"Mommy harap kalian bisa waspada dari sekarang, jangan biarkan princess terluka secuil pun." Kata Mommy khawatir dengan keselamatan Aqila.

"Farel, Mommy minta kamu bisa kendalikan emosi." Sambung nya, seketika membuat Farel bingung.

"Kenapa dengan aku Mom?" Tanya Farel tidak terima di kata seperti itu.

"Tidak, Mommy hanya ingatkan saja."

Mereka kembali terdiam dengan pikiran masing-masing.

Mommy cemas dengan keselamatan Aqila, ia tidak ingin kehilangan Aqila untuk kedua kalinya. Rasa takutnya membuat nya mendadak pusing dan hampir pingsan.

"Mommy." Kaget Daddy menahan istrinya, jika ia tidak cepat menangkap, sudah jelas akan terjatuh di bawah lantai.

"Mommy kenapa?" Cemas Farel melihat Mommy nya hampir jatuh.

"Tidak apa-apa." Kata nya tidak ingin membuat mereka cemas.

Berbeda dengan Daddy mengetahui apa sebenarnya terjadi. Kondisi istrinya akan seperti ini jika banyak pikiran hingga membuat kepala nya terasa berat.

"Mommy tenang, Daddy tidak akan biarkan siapapun menyentuh Princess sekecil apapun. Sudah cukup kita lalai kemarin, tapi sekarang tidak. Daddy akan kirim banyak pasukan untuk melindungi Princess." Janji nya menyakinkan sang istri.

Farel terdiam, sekarang ia mengetahui alasan yang membuat mommy hampir terjatuh. Ia mengepal kuat kedua tangan dan berjanji akan menemukan orang yang tersebut.

"Aku tidak akan memaafkan kalian yang sudah mengusik ketenangan keluarga ku." Batin Farel berjanji, amarah dan dendam kini bercampur menjadi satu.

"Dad, apa tidak sebaiknya kita beritahu Arka, biar dia lebih waspada sekarang?" Saran Bian buka suara.

Bagaimana juga sekarang Arka berhak tau hal yang mengancam keselamatan Aqila, karena ia adalah suaminya.

"Daddy juga sempat berpikir ke situ, tapi apa Arka bisa bersikap biasa? Daddy tidak ingin Arka membuat Princess curiga, bagaimana juga seorang suami akan lebih waspada jika sudah menyangkut keselamatan orang tercinta nya." Jelas Daddy.

"Daddy benar, cukup kita saja yang tau. Sih bodoh itu biarkan seperti ini." Ucap Farel, langsung mendapat tatapan tajam dari Daddy.

"Tidak baik memanggil nama orang seperti itu Farel, bagaimana juga Arka adik ipar mu. Suami dari princess."

"Iya Dad, Maaf."

Bian terdiam memikirkan sesuatu yang akan memudahkan nya menemukan Aqila jika terjadi sesuatu, hal pertama yang akan di lakukan pelaku mencari aman yaitu menyingkir jauh ponsel dari posisi sekarang.

Ponsel tidak bisa di jadikan alat pelacak, ia kembali berpikir hal yang tidak bisa di ketahui orang.

Beberapa menit kemudian otaknya mendapat solusi, kali ini tidak akan ada yang tau bahkan Aqila sendiri.

"Dad, Mom apa tidak ada yang ingin di bicara kan lagi?" Tanya menatap bergantian Bian pada kedua orang tuanya.

"Tidak, hanya ini saja." Jawab Daddy.

"Kalau begitu, Bian balik ke kantor dulu ada kerjaan yang belum Bian selesei kan." Bohong nya, ia bukan ingin balik ke kantor tapi ke suatu tempat.

"Baiklah. Hati-hati di jalan." Pesan Daddy.

Bian bangun menyalim tangan kedua orang tua, lalu beranjak pergi.

*****

Tiara pusing ada beberapa dokumen yang tidak ia mengerti. Mengingat pesan Farel untuk tidak menganggu nya, Kepala nya makin sakit, besok dokumen sudah harus di kasih ke klien. Sekarang masih belum di kerja apa-apa.

Tidak ada pilihan lain ia memberanikan diri untuk menelpon Farel, awal nya ia ragu namun semua rasa ragu nya mendadak hilang seketika panggilan terhubung dan suara Farel begitu lembut tidak ada kasar seperti biasa.

Tiara terdiam tidak membalas perkataan Farel yang bertanya. Ia bingung kenapa mendadak suara Farel lembut seperti ini, apa kepala nya kena benturan kuat hingga amnesia atau geger otak.

Mendengar suara sehari-hari Farel berbeda dari sekarang, ia masih tidak percaya. Apa telinga bermasalah atau sekarang ia sedang bermimpi, itulah yang ada di pikiran Tiara sekarang.

"Hallo, Tiara apa kamu mendengar suara saya?" Tanya ulang Farel yang tidak mendapat balasan dari Tiara.

Sejak tadi ia sudah berusaha sabar. Tiara menghubungi nya, tapi tidak bersuara saat ia berkata, sungguh wanita ini ingin ia marahi, tapi tidak bisa ia lakukan sekarang.

Kedua orang tua nya terus menatap nya. Mengingat pesan Mommy tadi untuk tidak bersikap kasar pada wanita, ia berusaha untuk lembut.

Farel seperti anak ayam yang takut kehilangan induknya. Tatapan Daddy dan Mommy kini sudah mampu membuat nyali nya ciut. Meski usia nya sudah kepala tiga tepat. Ia tetap patut dan menurut dengan perkataan orang tua………(Bersambung  Bab 118 )

Posting Komentar untuk " Bab 117 Pernikahan Di Atas Kertas"