Bab 116 Pernikahan Di Atas Kertas
Novel berjudul Pernikahan Di Atas Kertas adalah sebuah novel yang bergenre romantis banyak orang yang dibuat ketagihan untuk membaca novel ini, novel ini sangat terkenal karena jutaan orang telah membaca novel ini dan merasa puas.
Novel ini dapat membuat guncangan emosi yang kuat bagi
pembacanya, karena di setiap alur ceritanya membuat pembaca semakin ingin tau
kelanjutan dari cerita nya.
Teman – teman pasti penasaran dengan ceritanya bukan? Pada kali
ini saya akan memperkenalkan dan memberikan novel Pernikahan Di Atas Kertas,
Kami yakin anda pasti akan suka dengan novel ini, mari kita simak bersama novel
berikut ini
Novel Pernikahan Di Atas Kertas Bab 116
![]() |
Dua jam kemudian, Farel dan Bian tiba di mansion. Kedua
jalan beriringan, melihat beberapa pria berbadan kekar yang memakai pakaian
serba hitam, membuat kedua mengerutkan kening.
"Assalamu'alaikum Dad, Mom." Salam Kedua serentak.
"Walaikumsalam." Sahut kedua orang tua nya.
"Duduk lah." Sambung Daddy menatap wajah kedua
putra nya bingung memandang arah ruang tamu.
"Iya Dad." Turut Farel.
"Ada apa Mommy menyuruh kita berdua pulang? hal penting
apa yang ingin Daddy dan Mommy katakan? kenapa di depan ada beberapa pria semua
menggunakan pakaian serba hitam?" Penasaran Farel sedikit curiga.
Bian hanya mengangguk setuju dengan pertanyaan Farel, ia
juga sama penasaran karena pertanyaan sudah di wakili Farel, ia diam menyimak
dan mendengar jawaban dari kedua orang tuanya.
Daddy yang sudah menduga jika kedua anak nya penasaran
langsung membuka suara.
"Mereka urusan Daddy. Daddy sengaja mengumpulkan mereka
di sini." Ucap nya memandang Farel dan Bian makin bingung dengan perkataan
nya.
"Maksud Daddy sengaja mengumpulkan gimana?" Tanya
Farel.
Bian mencoba mencerna perkataan Daddy, setelah berhasil ia
membuka suara.
"Apa mereka pasukan bayangan yang menjaga tanpa ada
yang ketahui, termasuk orang yang dilindungi?" Timpa Bian pada pertanyaan
Farel.
"Apa benar seperti itu Dad?" Farel memandang Daddy
setelah mendengar perkataan Bian.
"Iya benar. Mereka pasukan bayangan yang Daddy utus
menjaga Princess." Membenarkan pertanyaan kedua Putra nya.
"Tapi kenapa Dad? kita masih bisa melindungi Qila, apa
ada sesuatu yang tidak kita ketahui?" Farel memicingkan Mata sedikit
curiga, ia yakin kedua orang tuanya menyembunyikan sesuatu dari mereka.
Mommy yang sejak diam mendengar pertanyaan Farel, membuka
suara.
"Rel, Daddy dan Mommy tau kalian berdua bisa melindungi
Princess dengan baik. Tapi perlindungan kalian tidak bisa 24 jam. Musuh kita
berada di mana-mana, bahkan pasukan bayangan yang Daddy utuskan untuk
melindungi Princess menemukan hal yang mencurigakan." Jelas nya menatap
kedua wajah putra nya kaget.
"Mencurigakan bagaimana? apa ada orang yang ingin
mencelakai Qila?" Tanya Farel.
"Apa ini ulah keluarga angkat Qila?" Sambung Bian
pada pertanyaan Farel.
"Kenapa Bian bisa berpikir seperti itu?" Bingung
Mommy kenapa anak pria satunya ini menuduh tanpa bukti.
Mommy mengajarkan anak-anak nya untuk tidak melakukan
sesuatu dengan gegabah atau berprasangka buruk, karena itu akan membuat kita
sendiri yang menyesal.
Dalam kondisi tidak baik kadang otak memutuskan sesuatu
tanpa berpikir panjang dan itu akan kita sesali. Jika sudah menyesal apa semua
akan kembali semula? jelas tidak akan.
Penyesalan datang untuk menyadari kita atas segala tindakan
ceroboh. Hal yang perlu di ingat penyesalan cukup sekali seumur hidup, bukan
berulang kali seumur hidup. Karena hidup tidak semudah membalikkan telapak
tangan.
"Tebak Mom, hanya mereka yang tidak menyukai Qila,
bahkan memperlakukan Qila seperti sampah." Ucap Bian.
Bian sudah mengetahui semua nya, termasuk hubungan jalinan
asmara Arka bersama Siska sewaktu menjadi sepasang kekasih.
Video blur tersebut juga sudah ia ketahui, tapi ia tidak
memberi tahu yang lain, semua yang di lakukan bukan semata melindungi Arka
melainkan karena kebahagiaan Aqila.
Bian membiarkan semua seperti ini sambil mengawasi Arka. Ia
yakin keputusan adiknya, untuk itu ia diam merahasiakan dari Farel utama nya.
"Tidak, kali ini keluarga angkat princess belum
bertindak sejauh ini. Hanya sedikit gelagat aneh dari anak kandung nya, kalau
tidak salah namanya Siska, tapi semua itu masih bisa di handle." Jelas
Mommy.
"Kalau bukan mereka siapa? kenapa ingin mencelakai Qila
saja, kenapa tidak yang lain misalnya aku." Kata Bian kesal dengan banyak
orang di luar terus mengincar nyawa Aqila. Kenapa tidak bisa membiarkan adiknya
hidup bahagia.
"Hanya satu." Ucap Daddy buka suara.
"Hanya satu, apa Dad?" Penasaran Farel dan Bian
kompak.
"Menghancurkan keluarga Adijaya." Jawab Daddy.
Daddy belum mengetahui betul siapa dalang nya, ia hanya
mendapat sedikit informasi jika orang yang mengincar nyawa Aqila adalah orang
yang menginginkan keturunan perempuan dari keluarga Adijaya lenyap, untuk
alasan nya masih belum bisa di ketahui kenapa.
"Kenapa harus melalui Qila? keluarga Adijaya besar
bukan hanya kita saj!" Ucap Bian angkat bicara, jawaban Daddy seperti
mengetahui sesuatu dari mata Bian yang terus memandang.
"Kalian putra Daddy yang pintar. Daddy berharap setelah
mengetahui ini, tetap lah seperti biasa memperlakukan Princess, jangan sampai
princess curiga dan khawatir dengan keselamatan nya jika mengetahui masalah
ini. " Pesan nya memperingati mereka dengan serius.
"Iya Dad, kita berjanji akan bersikap normal."
Janji yakin kedua kompak.
*****
Arka dan Aqila sudah tiba di mansion, kedua berjalan dengan
suasana hati yang berbunga.
Suasana hati Aqila yang awal buruk seketika berubah, ia
tidak menyangkah pria di samping nya ini bisa membuat ia melupakan rasa sedih
nya dalam sekejap.
"By, lain kali jangan di ulangi, syukur tadi mereka percaya
kita sudah menikah kalau tidak gimana?" Tanya Aqila mengingat ulang
kejadian di dalam mobil saat mereka berhenti di tepi jalan.
Arka terus menggoda Aqila, hingga akhirnya ia merasa gemas
dengan wanita di samping nya ini, jika malu wajah nya bertambah cantik.
Tanpa aba pemberitahuan, Arka menarik badan Aqila dan
menekan tengkuk, melu*at rakus bibir Aqila.
Arka selalu saja memberi serangan mendadak, syukur ia tidak
memiliki penyakit jantung, kalau ada sudah dapat di pastikan sekarang ia akan
berada di rumah sakit setiap hari dengan serangan dadakan yang di berikan Arka
tiap hari.
Kini ia berpindah pada tengkuk, ia membuka sedikit kancing
baju yang dikenakan Aqila perlahan, saat berhasil terbuka ia mere*as kuat
gunung kembar nya.
Arka terbawa suasana dengan permainan nya sendiri, saat
ingin meminta lebih.
Tok.. tok... tok...
Terdengar ketukan dari kaca mobil.
"Sial, menganggu saja." Umpat Arka kesal.
Sebelum membuka kaca mobil, ia merapikan pakaian nya dan
tidak lupa mengancing ulang pakaian Aqila yang ia buka.
Aqila tersenyum menggeleng kepala melihat tingkah Arka.
"Ada apa? jika tidak ada yang penting silakan pergi!
kalian sangat menganggu!" Marah Arka menatap tajam 4 orang warga, entah
apa tujuan mereka menghampiri nya, sungguh sudah menganggu kesenangan nya.
"Kenapa Bapak yang marah, seharusnya kami yang marah,
kenapa berhenti di tepi jalan? apa yang kalian lakukan disini? apa kalian
melakukan.... " Gantung salah satu warga tersebut menatap bergantian pada
Arka dan Aqila.
"Kenapa kalau saya melakukan dengan istri saya, apa ada
yang salah?" Tanya menantang Arka, ia tau apa yang di maksud mereka.
"Kalau tidak juga gapapa sayang, palingan kita di suruh
nikah." Jawab santai Arka.
"Masa sih, di suruh nikah?" Ragu Aqila dengan
jawaban Arka.
"Iya sayang. Kita lupakan saja masalah tadi, sekarang
kita buat Arka junior yuk." Bisik Arka tepat di telinga Aqila………(Bersambung
Bab 117 )

Posting Komentar untuk "Bab 116 Pernikahan Di Atas Kertas "