Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Bab 108 Pernikahan Di Atas Kertas

Novel berjudul Pernikahan Di Atas Kertas adalah sebuah novel yang bergenre romantis banyak orang yang dibuat ketagihan untuk membaca novel ini, novel ini sangat terkenal karena jutaan orang telah membaca novel ini dan merasa puas.

Novel ini dapat membuat guncangan emosi yang kuat bagi pembacanya, karena di setiap alur ceritanya membuat pembaca semakin ingin tau kelanjutan dari cerita nya.

Teman – teman pasti penasaran dengan ceritanya bukan? Pada kali ini saya akan memperkenalkan dan memberikan novel Pernikahan Di Atas Kertas, Kami yakin anda pasti akan suka dengan novel ini, mari kita simak bersama novel berikut ini

Novel Pernikahan Di Atas Kertas Bab 108


Banyak tamu hadiri berjatuhan air mata mendengar cerita Daddy. Aqila mendengar kisah pilu keluarga meneteskan air mata, ia tak menyangkah kakek nya meninggal mendengar kabar dirinya di culik. Perasaan bersalah menghantui nya, ia merasa cucu tak berguna.

Arka menggenggam erat tangan Aqila memberi kekuatan, ia tau saat ini Aqila pasti menyalahkan dirinya atas kematian Kakek nya.

Aqila menoleh menatap Arka, dengan tatapan sedih tak berdaya. Ia mengutuk dirinya jika saja saat itu ia bisa melawan dan berontak tidak mungkin semua akan seperti ini dan kakek nya masih ada berkumpul bersama. Arka langsung menarik peluk membawa Aqila kedalam pelukan nya, hatinya ikut sakit melihat orang yang di cintai terpuruk seperti ini.

Semua yang ikut sedih dengan cerita Daddy, melihat adegan mesra Arka dan Aqila menjadi campur aduk perasaan nya, sedih dan bahagia.

Mereka dapat melihat betapa besar cinta keduanya. Tanpa tau masa sulit yang pernah di alami.

Farel melihat Arka dapat menenangkan Aqila dengan kondisi tak terduga menjadi salut. Ia tak menyangkah sih bodoh dapat berguna di situasi seperti ini, kiranya hanya bisa buat masalah, nyakitin orang dan menggagalkan semua yang di minta.

"Ternyata sih bodoh itu berguna juga." Gumam Farel tersenyum sampul."

"Huhs, biar gitu adik ipar loh." Ucap Bian dapat mendengar perkataan Farel.

"Adik ipar loh juga kan?"

"Iya."

Daddy dan Mommy melihat Aqila bersandar di bahu suaminya sebagai tempat berteduh bahagia. Ternyata pilihan Aqila untuk kembali bersama Arka sangat lah tepat. Pria di hadapan nya ini sangat mencintai Aqila, dapat di lihat dari perlakuan lembut dan mata teduh melihat istrinya sedih.

"Daddy lega, sekarang Daddy akan ikhlas melepas tanpa keraguan. Maaf selama ini masih ragu dengan pilihan kamu, tapi semua ini sudah membuka mata Daddy, jika Arka pria yang tepat, meski telah memberi luka, dia juga bisa membuatmu bahagia." Batin nya menatap anak dan mantunya.

Mommy tak bisa berkata, air mata nya menetes jatuh mengingat kenangan buruk bertubi-tubi, kehilangan putri nya dan juga mertua. Seperti sudah jatuh tertimpa tangga pula.

15 menit setelah suasana lebih baik acara kembali di mulai.

Peresmian pembukaan kantor akan segera mulai.

Semua tamu di arahkan keluar dari gedung aula.

Kini semua telah berkumpul di depan tali pita yang akan di gunting.

"Pita ini akan di gunting langsung oleh pimpinan pemilik perusahaan ini." Jelas Daddy, membuat semua bingung. Kenapa berkata seperti itu jika ia sendiri pimpinan nya.

Daddy berjalan mendekati Aqila yang berdiri di samping Arka.

"Ini." Mengulur tangan memberi gunting pada Aqila.

"Kenapa di berikan pada Qila, Dad?" Kaget Aqila bingung semua yang ada di depan mata.

"Kamu pimpinan dari perusahaan ini." Kata Daddy menatap Aqila yang syok mendengar semua ini. Wajah nya seperti orang linglung tak percaya.

"Bagaimana bisa?"

"Perusahaan ini sengaja di bangun untuk kamu princess."

"Untuk Qila. Tapi kenapa?"

Aqila masih tidak percaya, semua seperti mimpi, serba mendadak hingga ia tak bisa berkata apapun.

"Qila ini hadiah dari Daddy, Mommy dan mertua kamu, jadi jangan di tolak." Ucap Farel membuka suara memperingati Aqila.

"Jadi ini." Aqila tidak bisa melanjutkan perkataan nya, matanya menatap haru pada kedua orang tua dan mertuanya.

Tanpa izin air nya mata jatuh, ia terharu dengan semua ini.

"Dad." Lirih Aqila menghambur peluk pada pria cinta pertama nya.

"Princess Adijaya kenapa jadi cengeng seperti ini." Goda Daddy memeluk balik.

"Dad, Qila gak tau harus bilang apa, selain terimakasih." Ucap Aqila melepas pelukan dan menatap bergantian pada Daddy, Mommy dan mertuanya.

"Cukup dengan beri kita cucu itu sudah lebih dari cukup. Betul gak Din?" Pandang Mommy Ana pada Mama Diana.

"Iya betul, Mama gak minta ucapan terimakasih, tapi cucu."

Hal tersebut membuat Aqila yang tadi terharu mendadak malu, saat ini banyak tamu, tapi masih saja mereka membahas cucu di depan umum. Beda dengan Arka yang senang dengan adanya dorongan dari mertua dan kedua orang tuanya.(Senanglah, otak loh isi nya mesum mulu😂)

"Ini, potong pita nya." Kata Daddy, Aqila menerima gunting pemberian nya.

Tamu hadirin hitung mundur dari 10 hingga 1.

*Sepuluh...

Sembilan....

Delapan...

Tujuh...

Enam...

Lima...

Empat...

Tiga...

Dua...

Satu*...

Prak...

Pita putus, dan Kantor resmi di buka dengan sekali gunting nya. Semua tamu hadirin langsung bertepuk tangan riang.

***

Setelah dari acara pembukaan Kantor baru milik Aqila, sekarang mereka berkumpul di kediaman Adijaya.

"Princess, gimana apa kamu suka dengan kantor nya? apa ada yang kurang?" Tanya Daddy.

"Qila suka Dad, semua bagus tidak ada yang kurang." Yakin Aqila.

"Bagus kalau begitu." Senang Daddy.

"Qila, apa kamu sudah memikirkan nama untuk perusahaan kamu?" Tanya Papa Beni.

"Belum Pa, Qila belum memikirkan, kalau Papa dan yang lain ada masukan, silakan katakan saja." Ucap Aqila menerima usulan apa pun, asal namanya tidak aneh.

Semua diam berpikir nama perusahaan yang cocok.

"Ahay." Suara Arka mengangetkan semua yang serius berpikir.

"Kenapa By?" Pandang Aqila pada Arka yang tersenyum.

"Aku tau nama yang cocok untuk perusahaan baru Qila."

"Apa?" Tanya Farel.

"AD2 Permata." Jawab Arka.

"AD2 Permata." Ucap serentak semua mengulangi usulan Arka.

"Artinya apa? gak mungkin gak ada arti kan?" Tanya Farel yakin.

"Jelas, setiap nama yang di berikan pasti ada arti."

"Terus, artinya apa AD2 Permata?" Ulang Farel.

"AD2 gabungan dari nama depan kita berdua, dan Permata artinya penyatuan, tapi juga bisa di artikan banyak hal, bukan hanya penyatuan." Jelas Arka.

Mendengar penjelasan Arka, semua mengangguk paham dan mengerti.

"Bagus By, aku suka. Semua gimana?" Tanya Aqila, ia menyukai usulan nama dari Arka.

"Daddy suka, nama yang bagus, AD2 Permata."

"Papa juga suka."

Aqila memandang bergantian pada Mommy dan Mama, mereka membalas dengan angguk setuju.

Lalu berganti pada kedua kakak nya.

"Kak Farel dan Kabin gimana?"

"Kita setuju, asal Qila suka." Serentak kedua.

"Jadi sekarang Dill ya. Nama perusahaan Qila namanya AD2 Permata." Kata Aqila di angguk dan senyum mereka.

***

Semenjak kepergian Aqila dan Farel, Tiara lebih banyak diam melamun. Ia malu bahkan merasa tidak memiliki muka berhadapan langsung dengan Aqila.

Ia berpikir apa orang terpandang seperti Farel cocok untuknya. Ia tidak memiliki apapun yang bisa di bangga kan, ia hanya anak yatim piatu.

Semua kehidupan nya serba pas-pasan, ia bekerja membanting tulang demi adiknya agar bisa melanjutkan sekolah.

Ia tidak ingin adiknya seperti dirinya, sekolah sambil bekerja di sisa waktu istirahat. Ia hanya ingin adiknya fokus pada sekolah, tidak pada lain.

"Ayo Tiara sadar, kamu siapa, Pak Farel siapa? Kamu gak selevel sama mereka. Jangan bermimpi terlalu tinggi. Mana ada orang kaya yang ingin berdampingan dengan orang miskin kayak kamu." Ucap Tiara menyadari diri sendiri.

Bahkan ia memukul dahi nya. Ia merasa menjadi wanita bodoh………(Bersambung  Bab 109 )

Posting Komentar untuk "Bab 108 Pernikahan Di Atas Kertas "