Bab 107 Pernikahan Di Atas Kertas
Novel berjudul Pernikahan Di Atas Kertas adalah sebuah novel yang bergenre romantis banyak orang yang dibuat ketagihan untuk membaca novel ini, novel ini sangat terkenal karena jutaan orang telah membaca novel ini dan merasa puas.
Novel ini dapat membuat guncangan emosi yang kuat bagi
pembacanya, karena di setiap alur ceritanya membuat pembaca semakin ingin tau
kelanjutan dari cerita nya.
Teman – teman pasti penasaran dengan ceritanya bukan? Pada kali
ini saya akan memperkenalkan dan memberikan novel Pernikahan Di Atas Kertas,
Kami yakin anda pasti akan suka dengan novel ini, mari kita simak bersama novel
berikut ini
Novel Pernikahan Di Atas Kertas Bab 107
![]() |
Aqila berjalan dengan anggun menuju tempat nya. Farel
melihat kedatangan Aqila sedikit berbeda dari awal bersama nya, terus
memandang.
"Maaf, Qila lama. Tadi di toilet antri jadi harus
nunggu." Bohong Aqila, tidak mungkin berkata jujur.
"Iya, tidak apa-apa." Ucap Mommy, matanya
menangkap sesuatu yang di kenakan Aqila."Princess, kenapa pakai
syal?" Sambung nya merasa aneh syal yang di kenakan Aqila.
Mendengar ucapan Mommy, Farel memandang syal di kenakan
Aqila. Pantas saja sejak kedatangan nya, ia merasa aneh, ternyata karena syal.
Farel kembali berpikir, kenapa mendadak Aqila menggunakan
syal, bukannya tadi ke toilet terus dari mana dapat syal. Rasanya semua sedikit
aneh.
"Hmm." Aqila bingung harus berkata apa. Entah
kenapa mendadak otaknya tidak bisa mencari alasan yang tepat.
"Hmm, apa Qila?" Tanya Farel membuka suara, ia
penasaran ingin mendengar jawaban nya.
"Leher Qila gatal, jadi pakai syal." Jawab Aqila
bohong.
"Kok bisa? apa princess alergi?" Cemas Mommy,
mengundang Daddy langsung menoleh pada Aqila.
"Eeeh, tidak Mom. Bukan begitu."
"Kalau bukan apa princess? jangan bikin khawatir
gini?" Cemas memandang wajah Aqila bingung menjawab apa.
Aqila merasa terjebak dengan jawabannya sendiri. Ia bingung
harus berkata apa. Ia menyalahkan Arka dalam hatinya.
"By, kenapa kamu buat aku dalam kondisi seperti
ini." Batin Aqila frustasi.
"Mommy gak usah khawatir, ini bukan masalah besar.
Hanya gatal kecil gigitan nyamuk." Menyakinkan Mommy, meski ia ragu
perkataan nya ini dapat mereka percaya atau tidak.
"Benar begitu?" Tanya memastikan Mommy.
"Iya Mom, benar."
"Ya sudah kalau princess gapapa. Sekarang princess
lihat kesana" Kata Daddy membuka suara setelah tadi diam menyimak.
Aqila mengikuti arah tunjuk Daddy, betapa kaget ia melihat
Kedua mertuanya.
"Papa, Mama." Kaget Aqila, ia makin bingung
sebenarnya ini acara apa, kenapa banyak Penjabat penting, bahkan ada Kedua
mertuanya.
"Iya sayang, apa kabar kamu?" Tanya Mama melangkah
dan memeluk rindu pada mantu kesayangannya.
"Alhamdulillah Qila baik. Mama dan Papa gimana?"
"Papa dan Mama juga baik, seperti yang kamu lihat
sekarang."
"Alhamdulillah. Mari Pa, Ma, duduk." Ajak Aqila.
Keluarga Adijaya mengundang Mertua Aqila tanpa sepengetahuan
Arka dan Aqila. Mereka sengaja melakukan ini. Bahkan tamu hadiri disini juga
ada dari beberapa kenalan Dirgantara grup.
Otak Aqila tidak bisa diam memikirkan semua yang serba aneh,
tidak mungkin ini semua kebetulan.
Begitu juga dengan Arka yang sejak tadi tiba di tempat nya,
terus memandang kursi Aqila. Ia kaget melihat keberadaan orang tuanya disini.
"Kenapa Papa dan Mama juga di sini? kenapa ini sedikit
mencurigakan?" Batin Arka, mengeledah seluruh sudut, ia baru menyadari
jika tamu hadiri di sini sebagian koleganya.
"Yud, apa loh yakin ini acara pembukaan perusahaan baru
keluarga Adijaya?" Tanya Arka merasa aneh, firasat nya merasa ada yang
tidak beres.
"Iya, gue yakin. Emang kenapa?" Penasaran Yudha
melihat Arka tidak tenang.
"Coba loh perhatikan tamu hadirin yang ada." Kata
Arka dan Yudha langsung melihat setiap sudut sesuai perkataan nya.
Yudha menelusuri setiap sudut namun ia tak menemukan sesuatu
yang aneh menurut nya.
"Emang kenapa dengan tamu hadirin?" Tanya Yudha
berbalik melihat Arka terlihat kesal dengan pertanyaan nya.
"Lo itu bodoh atau apa sih? kenapa gak ngerti juga
maksud gue." Maki Arka kesal.
"Lah, kenapa gue yang di salahin? lo nya saja yang
salah. Gak jelas nyuruh gue pandangi tamu hadirin. Emang ada apa dengan
mereka." Protes Yudha tidak terima di katain bodoh.
Pletak.
Saking kesal Arka dengan kebodohan Yudha asisten sekaligus
sahabatnya, ia memukul kuat kepalanya.
"Auwh, kenapa mukul kepala gue?" Tanya nya dengan
tangan mengelus dahi.
"Perhatikan baik-baik tamu hadirin nya!" Perintah
Arka di angguk paham Yudha mulai serius, ia tidak ingin kena semprot lagi.
Yudha melihat secara intens, ia baru menyadari tamu hadiri
disini sebagian kolega dari Dirgantara Grup.
"Kenapa di sini juga ada kolega dari Dirgantara
Grup?" Pandang nya pada Arka.
"Nah itu yang buat gue bingung. Bukannya ini sedikit
mencurigakan? lihat disana juga ada Papa dana Mama." Tunjuk Arka pada
tempat orang tuanya.
"Kok bisa mereka di sini? perkataan lo ada benar juga,
ini sedikit mencurigakan?"
"Iya."
***
Acara pun di mulai.
Aqila melihat dan menyimak setiap ucapan yang di katakan.
Melihat Daddy nya naik ke atas panggung. Membuat Aqila makin
penasaran.
"Assalamu'alaikum, selamat pagi untuk kita semua.
Terimakasih sudah menyempatkan waktu untuk hadir di acara ini. Semoga kita
semua di beri kesehatan. Saya berdiri disini untuk mengenalkan Putri semata
wayang saya. Mungkin dari semua yang ada di sini, sudah banyak yang tau
peristiwa 20+ tahun yang lalu. Sekarang putri saya telah ditemukan." Kata
Daddy tersenyum menatap Aqila.
"Perempuan yang kalian lihat duduk bersama istri saya,
dia adalah putri kandung saya." Sambung Daddy mengedip kan mata memberi
kode dan Mommy berdiri mengajak Aqila untuk naik ke atas panggung bersama nya.
"Ayo princess." Senyum Mommy menggandeng tangan
Aqila.
Setelah berada di atas panggung, semua mata tamu menatap
tabjuk. Mereka sempat berpikir Aqila adalah kekasih Farel, namun pemikiran
mereka salah.
"Perempuan cantik yang berada di tengah saya dan istri
saya adalah Putri semata wayang kami. Aqila Dewi Karisma Adijaya." Jelas
Daddy.
Arka tidak melepas pandangannya pada Aqila, ia terharu
melihat semua ini.
"Begitu besar kasih sayang Daddy dan Mommy kamu. Aku
menyesal dulu pernah menganggap mu sampah. Ternyata kamu bukanlah sampah, tapi
berlian." Batin Arka.
"Saya di sini tidak sendiri, disini juga ada mertua
dari Putri saya." Senyum Daddy pada Besan nya.
Mata tamu mengikuti arah pandang Daddy, mereka terkejut
mertua Putri dari keluarga Adijaya adalah anak dari keluarga Dirgantara.
Bahkan mereka sangat mengenal anak dari keluarga Dirgantara.
"Oke, untuk mempersingkat waktu, saya akan
memperkenalkan mantu saya. Arka Dirgantara." Ucap Daddy dan langsung
mendapat tepuk tangan meriah dari tamu hadiri.
"Silakan naik ke atas panggung." Sambung nya.
Arka bangkit berjalan menuju panggung.
"Pasti kalian tidak kaget lagi melihat wajah mantu saya
ini. Pria yang sering kalian temui di setiap pertemuan antar perusahaan, bahkan
bisa di kata muka pasaran." Basa-basi Daddy Rama, di sambut tawa semua
yang ada.
Arka tak mempersalahkan itu, biar di kata pasaran, kampungan
ia tidak peduli. Saat ini hatinya sedang bahagia di perkenalkan mertua di depan
umum.
Banyak pengusaha mudah patah hati mengetahui Aqila sudah
memiliki suami.
"Di sini saya tidak hanya memperkenalkan anak dan mantu
saya, tapi saya juga akan memberi suatu hadiah pada Putri saya sebagai tanda
permohonan maaf. Kami tau hadiah ini tidak bisa menukar waktu yang terbuang 20+
tahun yang lalu." Lirih Daddy mengingat betapa sedih keluarga Adijaya saat
kehilangan Aqila. Hingga Kakek Adijaya terkena serangan jantung dan meninggal
dunia, meski sudah di larikan ke rumah sakit, tetap tidak bisa di selamat kan.
Melihat wajah sedih Daddy dan Mommy, Aqila bingung apa yang
terjadi. Apa ada sesuatu yang belum ia ketahui………(Bersambung Bab 108 )

Posting Komentar untuk "Bab 107 Pernikahan Di Atas Kertas "