Bab 106 Pernikahan Di Atas Kertas
Novel berjudul Pernikahan Di Atas Kertas adalah sebuah novel yang bergenre romantis banyak orang yang dibuat ketagihan untuk membaca novel ini, novel ini sangat terkenal karena jutaan orang telah membaca novel ini dan merasa puas.
Novel ini dapat membuat guncangan emosi yang kuat bagi
pembacanya, karena di setiap alur ceritanya membuat pembaca semakin ingin tau
kelanjutan dari cerita nya.
Teman – teman pasti penasaran dengan ceritanya bukan? Pada kali
ini saya akan memperkenalkan dan memberikan novel Pernikahan Di Atas Kertas,
Kami yakin anda pasti akan suka dengan novel ini, mari kita simak bersama novel
berikut ini
Novel Pernikahan Di Atas Kertas Bab 106
![]() |
Aqila menatap wajah Arka yang menampilkan senyum. Senyuman
tak baik menurut firasat nya, seperti ada niat terselubung.
"Tidak, biar aku cari tau sendiri saja. Udah sana
minggir." Tepis Aqila menggeser tubuh Arka, namun tidak mudah untuk Arka
menepi.
"By, jangan macam-macam." Memperingati Arka masih
setia menghalangi langkah nya.
"Hanya satu macam sayang." Senyum Arka menatap
lekat wajah Aqila sungguh sempurna.
Kecantikan Aqila hari ini menghipnotis dirinya, ingin saat
ini ia mengarungi Aqila membawa pulang.
"By, bukannya tadi sudah, kenapa kamu gak pernah puas
sih." Bingung Aqila, apa begini kelakuan pria jika sudah di beri enak,
maunya lagi dan lagi.
"Hanya satu macam sayang, janji gak lebih."
"Tetap tidak By, ini tempat umum, bagaimana kalau ada
yang lihat." Tolak Aqila tidak ingin mengambil resiko.
"Tidak akan sayang, lihatlah ini tempat sepi."
"Tapi, By bag_"
Mendengar banyak bantahan dari Aqila, ia langsung membungkam
bibir Aqila dengan nya.
Arka menekan tengkuk Aqila agar lebih leluasa menyalurkan
hasrat nya, kedua saling bertukar saliva.
Aqila terbawa suasana permainan Arka, awal menolak keras,
sekarang ikut membalas ******n.
Arka sungguh pengalaman dalam ******n, bahkan memberi
sensasi berbeda setiap hari melakukan.
Bibir nya mengh***p lembut bibir Aqila, bahkan berenang di
dalam seperti lumba-lumba.
Mereka lupa akan keberadaan sekarang. Hasrat kedua sama-sama
tidak bisa kendali. Arka seketika lupa jika tadi hanya meminta satu macam, kini
menjadi macam-macam.
Ciuman kini berpindah pada leher Aqila. Ia meng***p rakus
seakan permen di hadapan nya.
Leher Aqila di penuh tanda merah penuh kasih dari Arka.
Depan, kiri, kanan dan belakang semua ia beri tanda tanpa terlewatkan.
Arka memberi tanda kepemilikan agar semua mata pria tak
menatap rakus Aqila. Dan mereka juga dapat melihat tanda kepemilikan pada leher
Aqila penuh kecupan cinta.
Tangan Arka semakin liar, ia memasuk paksa tangan pada gaun
yang di kenakan Aqila, entah dari mana ia bisa memasukkan sungguh pria licik.😂
Ia mere**s kuat gunung kembar milik Aqila, hingga pemilik
tersebut mendesah mengeluarkan suara yang sudah di nantikan Arka sejak tadi.
Suara merdu Aqila, seketika menambah semangat nya, dan
membangun piton yang lagi off menjadi on.
"Ahhhks, By... Ahhhks... "
"Lagi sayang, suara mu membuat ku semangat." Minta
Arka tanpa berpikir bagaimana jika ketahuan.
Tap...
Tap...
Tap...
Terdengar langkah jalan seseorang mendekat pada arah mereka
Aqila menghentikan permainan ini, dan memberi kode pada
Arka, jika akan ada seseorang yang datang.
Arka menarik Aqila untuk bersembunyi.
"By, ini dimana? kenapa gelap seperti ini?" Takut
Aqila memengang erat lengan Arka.
"Jangan takut sayang, di sini ada aku."
Menenangkan Aqila.
"By, kenapa harus sembunyi di sini? apa gak ada tempat
lain yang gak menyeramkan seperti ini?" Aqila seperti sedang bernegosiasi
tempat yang harus di pilih untuk bersembunyi.
"Sayang, kenapa mendadak kamu jadi cerewet seperti ini?
apa efek ciuman ku ya?"
"Ish gak ada gitu. Ciuman kamu membuat kita seperti
burunon." Kesal Aqila harus sembunyi di tempat gelap seperti ini.
"Tapi kamu menikmati nya, bahkan membalas ciuman
ku." Ucap Arka, langsung mendapat pukulan dari Aqila.
"Sayang, gimana kalau kita lanjutkan lagi." Saran
Arka tanpa berpikir panjang dengan situasi seperti ini masih saja meminta lagi.
Aqila semakin kesal dengan pemikiran Arka yang mes*m kenapa
di situasi genting seperti ini masih saja berpikir untuk melanjutkan.
"By, buang jauh-jauh pemikiran mu itu. Apa perlu aku
cuci biar bersih."
"Sayang kamu makin cantik kalau lagi mode galak."
Puji Arka di sambut cubitan cinta dari Aqila.
"Auwh, sakit sayang, kenapa di cubit? kan, aku puji
kamu."
"Gak usah bohong By, kamu lagi nyindir aku kan?"
"Tidak sayang, mana ada aku nyindir kamu, aku bilang
jujur apa adanya, gak bohong."
"Gak percaya. Ayo kita keluar, aku gak betah di sini
lama-lama." Kata Aqila tidak ingin lebih lama di sini. Bisa habis nafas
nya, di tempat tidak ada ventilasi.
10 menit bersembunyi saja, sudah membuat ia berkeringat,
gimana jika lebih.
"Ya sudah, ayo." Ajak Arka menggandeng tangan
Aqila.
"Sayang, kamu mau kemana?" Tanya Arka melihat
Aqila yang ingin pergi meninggalkannya dengan penampilan berantakan, dan
lipstik berceceran ulah nya sudah jelas.
"Aku mau balik By."
"Yakin dengan penampilan seperti itu?" Tanya
memastikan Aqila, yang sudah ingin beranjak pergi, langsung berhenti.
"Coba lihat kaca." Sambung Arka menyuruh Aqila.
Betapa kaget Aqila melihat wajah nya berantakan, bahkan
lipstik nya tidak seperti awal datang. Melihat banyak kecupan merah di leher
hampir setiap sisi tanpa terlewatkan. Membuat ia menatap kesal pada Arka sang
Pencipta tanda merah itu.
"By, lihat lah ini. Bagaimana aku bisa balik, jika
banyak tanda merah ini." Tunjuk Aqila tidak berani balik menyadari banyak
tanda kepemilikan di ukir Arka.
"Kenapa harus di hilang kan? biarkan seperti itu agar
semua pria di luar sana tau, kamu sudah ada yang punya. Dan itu hanya milik
Arka Dirgantara seorang bukan orang lain." Ucap santai Arka, bukan memberi
solusi, malah membuat dirinya tanpa pusing.
"Percuma aku minta solusi sama kamu By." Kesal
Aqila mondar-mandir memikirkan sesuatu yang bisa menutupi bekas merah.
Arka pusing melihat Aqila terus bolak-balik di
depannya."Sayang tenang lah, jangan seperti ini. Kamu hanya membuat ku
jadi pusing."
"Kalau mau aku tenang, cepat carikan solusinya. Gak
mungkin aku balik dengan keadaan seperti ini By, aku bisa malu." Keluh
Aqila tidak ingin menjadi pusat perhatian dengan tanda merah di sekujur leher
nya.
"Kenapa malu sayang? seharusnya kamu bangga, memiliki
suami yang hebat mengukir banyak tanda cinta."
"Bangga apanya By, gak usah sembarang deh. Cepat cari
solusi." Perintah Aqila.
"Iya, kamu tunggu sini dulu." Kata Arka, lalu
beranjak pergi.
"By, kok aku di tinggal."
Arka berbalik dan berkata."Tunggu di sini, aku akan
kembali."
Aqila mengangguk, menatap kepergian Arka semakin jauh dari
tempat nya. Ia langsung merapikan make-up yang sedikit hancur.
Setelah merasa cukup, ia menyisir rambut dengan jari tangan
nya.
5 menit menunggu.
Arka datang membawa syal.
"Apa yang kamu bawa By?" Tanya Aqila.
"Sini mendekat." Perintah Arka tidak menjawab
pertanyaan Aqila.
Arka mengenakan syal pada leher Aqila.
"Bagaimana kamu suka gak?" Tanya Arka melihat
wajah bahagia Aqila.
"Iya By, aku suka. Makasih." Senyum Aqila memeluk
Arka.
Arka membalas pelukan nya." Bagus jika kamu
senang."
Farel yang menunggu Aqila belum balik dari toilet menjadi
khawatir. Pikirannya sudah tidak tenang, ia takut adiknya kenapa-kenapa.
"Kenapa Rel?" Tanya Mommy melihat wajah cemas
Farel.
"Ini Mom, Qila sampai sekarang belum kembali."
Jawab Farel.
"Sebentar juga pasti datang Rel, sudah tenang kan
dirimu. Mommy yakin princess sedang merapikan make-up agar terlihat
cantik."
"Iya Mom."………(Bersambung Bab 107 )
Posting Komentar untuk "Bab 106 Pernikahan Di Atas Kertas "