Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Bab 105 Pernikahan Di Atas Kertas

Novel berjudul Pernikahan Di Atas Kertas adalah sebuah novel yang bergenre romantis banyak orang yang dibuat ketagihan untuk membaca novel ini, novel ini sangat terkenal karena jutaan orang telah membaca novel ini dan merasa puas.

Novel ini dapat membuat guncangan emosi yang kuat bagi pembacanya, karena di setiap alur ceritanya membuat pembaca semakin ingin tau kelanjutan dari cerita nya.

Teman – teman pasti penasaran dengan ceritanya bukan? Pada kali ini saya akan memperkenalkan dan memberikan novel Pernikahan Di Atas Kertas, Kami yakin anda pasti akan suka dengan novel ini, mari kita simak bersama novel berikut ini

Novel Pernikahan Di Atas Kertas Bab 105


Aqila mematung mendengar pengakuan Farel, tak pernah terlintas di benak nya untuk kebenaran ini terungkap hari ini juga.

Namun sekarang apa daya nya, jika semua telah terjadi. Menunda lebih lama hasilnya juga akan sama.

Aqila melihat tatapan kecewa Dewi sahabatnya, menjadi tidak enak. Ia tak berniat menyembunyikan ini dari nya, tapi ia hanya menunggu waktu yang tepat untuk memberitahu.

"Sekarang bubar." Teriak Farel, semua yang mendengar itu lari ketakutan kembali pada tempat masing-masing.

"Ayo berangkat. Semua sudah pada tungguin kita." Ajak Farel menggandeng tangan Aqila.

Di dalam mobil, Aqila terdiam memikirkan apa yang harus ia jelas kan pada Dewi.

"Qila, kenapa diam? apa ada masalah?" Tanya Farel menoleh.

"Qila pusing, apa yang harus Qila jelaskan pada Dewi. Perasaan nya sekarang pasti kecewa." Kata Aqila.

"Katakan sesuai apa yang terjadi, kenapa jadi pusing seperti ini?" Ucap Farel santai.

"Semua tidak semudah yang kakak katakan. Kenapa juga kakak harus berkata seperti tadi, bukannya Qila udah bilang biarkan semua seperti ini." Ucap Aqila menyalahkan Farel.

"Qila sayang, princess kakak satu-satunya. Jika di biarkan seperti ini, kapan mereka sadarnya. Hidup harus sedikit tegas, jika terus mengalah dan membiarkan mereka semaunya, kita bakal di injak. Belajar lah dari pengalaman pernikahan mu, jika terlalu cinta akan berakibat sakit hati mendalam, apabila orang yang kita cintai melakukan kesalahan yang sulit untuk di terima." Nasehat Farel yang sudah pernah ada di posisi mencintai seseorang, namun di khianati.

"Iya Kak. Maaf Qila gak bermaksud menyalahkan kakak. Qila pusing saja apa yang harus Qila jelaskan pada Dewi yang sudah terlanjur kecewa."

"Sudah jangan ambil pusing, nanti kakak bakal bantu jelasin sama Dewi. Sekarang princess kakak jangan lagi pusing, nanti kakak ikut pusing."

"Makasih kakak ku yang paling tampan."

"Udah jelas kakak tampan, kalau jelek gak mungkin adiknya cantik seperti ini." Narsis Farel.

Aqila mendengar Farel membesarkan pujian nya, memutar balik mata jengah. Begini lah kalau sudah puji pasti langsung besar kepala.

35 menit melintasi jalan, akhirnya mobil mereka tiba di sebuah gedung besar. Banyak mobil mewah terparkir rapi. Aqila menggeledah setiap sudut melihat banyak orang penting di sini.

"Kak, kenapa di sini banyak orang, kayaknya mereka bukan orang sembarang. Kenapa Kakak bawa Qila kesini?" Penasaran Aqila.

"Qila juga bakal tau di dalam, ayo." Ajak Farel.

Pembukaan kantor baru milik Bian, banyak di hadiri kolega penting di Indonesia, bahkan atasan dari perusahaan Dirgantara grup juga di undang.

Farel dan Aqila jalan beriringan, banyak pasang mata tamu hadiri memandang tabjuk kedua nya, satu tampan dan satunya cantik.

Banyak tamu hadiri berpikir jika pasangan yang di gandeng Farel adalah kekasihnya.

Bahkan tidak sedikit berbincang kecocokan keduanya. Farel dan Aqila tidak mempedulikan karena kenyataan mereka kakak adik.

Kedua berjalan, pada tempat yang sudah di sediakan, dengan Farel memimpin jalan.

"Daddy, Mommy, Kabin juga di sini?" Kaget Aqila melihat keberadaan keluarganya juga berada di sini. Ia semakin penasaran apa tujuan Farel membawa nya kesini, kenapa tidak memberitahu jika yang lain juga bakal ikut.

Melihat tatapan bingung Aqila, Daddy dan Mommy merasa gemas dengan putri nya ini.

"Princess, masuk tadi lihat banyak kerangka bunga bersejajar kan?" Tanya Mommy bukan menjawab malah berbalik tanya.

"Iya Mom, Qila lihat."

"Baca gak tulisannya?"

"Tidak." Aqila menggeleng Kepala.

Saking penasaran ia melewati bacaannya. Dan memilih fokus pada pertanyaan di benaknya.

"Katanya penasaran, tapi tulisan segede itu gak baca."

"Heheh, abis nya Qila penasaran jadi gak mikir untuk baca. Emang ada apaan sih Mom?"

"Nanti juga bakal tau, ayo duduk acara udah mau di mulai." Menepuk kursi samping nya.

"Mommy sama aja dengan Kak Farel, tadi juga bilang gitu." Cemberut Aqila, sedikit kesal lagi dan lagi seperti itu.

Rasa penasaran sudah sampai ke ubun kepala.

Dari jauh ia melihat Arka juga berada disini, ia makin bingung kenapa rata net di sini adalah pengusaha penting, sebenarnya ada apa ini.

Begitu juga dengan Arka, ia tidak mengetahui Aqila berada di sini. Ia hanya menjalankan kewajiban sesuai jadwal yang sudah di siapkan Yudha, tanpa ingin tau acara apa saja yang akan di lakukan.

"Jam berapa acara ini mulai?" Tanya Arka yang sudah sedikit kesal menunggu lama.

"Mana gue tau. Nah tuh acara sudah mulai." Ucap Yudha.

"Hmm."

"Bro... bro.... " Yudha memukul lengan Arka dengan wajah terkejut seperti sedang melihat hantu.

Arka tak menjawab ia menatap Yudha dengan tatapan kesal.

"Aish, loh ini kenapa situasi seperti ini masih saja memberi tatapan setan. Sono lihat tengah depan panggung." Ucap Yudha memberi arahan pada Arka.

"Kenapa gak loh aja yang lihat?" Kata Arka malas.

"Serius loh gak mau tengok. Gue jamin loh juga bakal kaget seperti gue ini." Yakin Yudha melihat Arka sedikit penasaran mendengar perkataan nya.

"Emang apa yang membuat gue akan beraksi seperti loh?"

"Udah lihat saja, nanti juga bakal tau."

Arka mengarah kan pandangannya sesuai arahan Yudha. Betapa kaget ia melihat keluarga Adijaya berada disini, bahkan ia melihat Aqila yang tampil cantik. Pakaiannya berbeda dengan awal ia mengantar.

"Bagaimana bisa mereka berada di sini?" Tanya Arka menoleh pada Yudha.

"Mana gue tau, tapi bisa juga mereka di undang sama orang yang punya acara." Jawab Yudha asal.

"Tidak mungkin, perhatikan depan. Kursi deretan situ hanya untuk orang yang punya acara. Apa ini...."

"Ya, benar yang punya acara." Potong Yudha cepat."Ini acara pembukaan perusahaan Bian Adijaya." Sambung nya dengan mata menatap pada layar ponsel nya.

Mendengar perkataan Arka, ia segera membuka ponsel, mengecek email. Ternyata ini acara keluarga Adijaya.

"Kenapa tidak bicarakan ini dari awal?"

"Sorry, gue gak ingat."

Arka merogok masuk tangan pada saku mengambil ponsel, lalu mengirim pesan pada Aqila.

Saat ini ponsel Aqila di tas hingga ia tidak menyadari.

Arka gelisah belum mendapat balasan dari Aqila, berulang kali mengecek ponsel namun hasil masih sama.

Aqila bangun meminta izin ke toilet. Arka melihat bangkit nya Aqila, juga ikut bangun.

"Mau kemana bro?" Tanya Yudha melihat bangkit nya Arka.

"Gak usah banyak tanya, perhatikan acaranya." Arka berjalan meninggal kan Yudha.

Arka menunggu Aqila di depan pintu toilet. Saat Aqila keluar, ia kaget di tarik seseorang.

"By, kenapa kamu di sini? bukannya kamu lagi duduk." Kaget Aqila melihat wajah penculik nya, sempat saja ia berpikir buruk.

"Kenapa kamu tidak kaget sayang, apa kamu sudah tau?" Mendekati wajah nya pada Aqila.

"Tidak by, aku tadi gak sengaja lihat kamu duduk di ujung sana. Aku gak tau kenapa Kak Farel mengajak ku kesini."Jujur Aqila.

"Jadi kamu gak tau?"

Aqila menggeleng Kepala."Tidak."

Arka tersenyum, seperti nya keluarga Adijaya ingin memberi kejutan padanya.

"Apa kamu mau aku kasih tau?" Tanya Arka senyum, entah apa yang di pikirkan sekarang. Firasat Aqila tidak baik………(Bersambung  Bab 106 )

Posting Komentar untuk "Bab 105 Pernikahan Di Atas Kertas "