Bab 102 Pernikahan Di Atas Kertas
Novel berjudul Pernikahan Di Atas Kertas adalah sebuah novel yang bergenre romantis banyak orang yang dibuat ketagihan untuk membaca novel ini, novel ini sangat terkenal karena jutaan orang telah membaca novel ini dan merasa puas.
Novel ini dapat membuat guncangan emosi yang kuat bagi
pembacanya, karena di setiap alur ceritanya membuat pembaca semakin ingin tau
kelanjutan dari cerita nya.
Teman – teman pasti penasaran dengan ceritanya bukan? Pada kali
ini saya akan memperkenalkan dan memberikan novel Pernikahan Di Atas Kertas,
Kami yakin anda pasti akan suka dengan novel ini, mari kita simak bersama novel
berikut ini
Novel Pernikahan Di Atas Kertas Bab 102
![]() |
Farel kesal menunggu lama. Ia mengambil ponsel menghubungi
Arka, jika tadi menghubungi Aqila tidak angkat, sekarang akan beralih panggilan
pada Arka.
Arka dan Aqila melupakan aktivitas yang harus mereka
kerjakan, bahkan bunyi dering nya, tidak di dengar saking menikmati.
Saat Arka ingin lebih, bunyi dering ponsel menganggu, hingga
ia menghentikan aktivitas nya dan berdecak kesal.
"Hist, siapa lagi yang menganggu, apa tidak bisa
sebentar saja." Kesal Arka. Aqila terkekeh melihat wajah Arka terlihat
lucu jika marah seperti ini.
"Sana By, angkat telpon, siapa tau penting." Kata
Aqila bangkit dari kasur segera merapikan pakaian yang berantakan karena
permainan yang tak pernah terpikirkan.
Arka sedikit menjauh dari Aqila mengangkat telpon. Ia kaget
melihat nama pengganggu kesenangan nya kakak ipar nya.
"Kenapa harus dia lagi, tidak dekat, jauh selalu saja
jadi pengganggu. Apa pekerjaan nya jadi penguntit." Gerutu kesal Arka menatap
nama penghubung tertera di ponselnya.
"Hallo, ada apa menghubungi ku?" Tanya Arka tanpa
basa-basi.
"Heh, kurang ajar! Dimana kau sembunyikan Qila? kenapa
sampai sekarang belum tiba? Gue sudah hubungi berulang kali tidak di angkat.
Apa ini perbuatan loh?" Tebak Farel.
"Jangan su'uzond gak baik. Apa kakak punya bukti?
menuduh tanpa bukti yang kuat, nama saja pencemaran nama baik dan itu bisa saya
laporan pada pihak berwajib." Ancam Arka.
"Oh, jadi loh udah berani ancam gue?"
"Gak ancam, hanya berkata sesuai fakta yang ada
ada."
"Terserah. Dimana Qila? Gue mau bicara sama nya
sekarang."
"Iya, sabar."
Arka memanggil Aqila dan memberi ponselnya untuk berbicara
dengan kakaknya.
"Hallo kak." Sapa Aqila.
"Qila sayang, kenapa belum datang juga, ini sudah jam
berapa Qila? Apa kamu lupa kakak bilang apa kemarin datang tepat waktu, jangan
telat. Lihat sekarang kamu sangat telat." Omel Farel.
"Heheh, sabar kak. Jangan marah-marah nanti cepat
tua." Ledek Aqila bukan nya minta maaf malah sebaliknya."Sekarang
Qila otw kesana, kakak tunggu saja, maaf telat, tadi ada sedikit problem."
Sambung nya melirik pria yang membuat ia lupa akan janjinya pada Farel. Meski
akhirnya ia menikmati juga.
Arka terkekeh mendengar perkataan Aqila problem. Problem
yang di maksud adalah problem penyatuan hasrat yang terpendam.
"Iya, cepat, kakak tunggu. Kasih ponsel nya pada sih
bodoh, kakak mau bicara." Perintah Farel.
"ini, kak Farel mau bicara."
Arka menaikkan alis bertanya, bicara apa. Aqila menggeleng
kepala sebagai tanda tidak tau.
Ia kembali ke meja rias menata ulang makeup nya. Tanpa
mempedulikan hal apa yang dibicarakan Farel pada Arka.
"Ada apa?" Tanya Arka.
"Antar Qila ke sini dalam waktu 20 menit sudah harus
tiba!" Perintah Farel tanpa ingin di bantah.
Arka kaget bukan main, apa Farel sedang membalas nya, mana
bisa dalam 20 menit sudah tiba. Jika tidak macet ia bisa mengantar, tapi
sekarang jam nya macet tidak akan bisa mengantar dengan waktu yang singkat.
Kenapa juga harus dirinya yang antar, bukannya dia yang
ingin menemui Aqila, kenapa jadi dirinya yang harus mengantar.
"Kenapa harus saya, kakak yang ingin menemui istri
saya. Jadi seharusnya kakak yang menjemput, bukan malah menyuruh saya
mengantar." Protes Arka, ia mau saja antar Aqila agar bisa memastikan tiba
dengan selamat, tapi jika menggunakan waktu seperti ini, ia tidak mau.
"Jangan protes, lakukan saja seperti apa yang saya
katakan, jika tidak ingin kehilangan Qila." Ancam Farel.
Arka kesal kenapa kakak ipar nya semena-mena. Apa ia pikir
karena sekarang ia sangat mencintai adiknya, bisa melakukan seenaknya.
Namun apa daya Arka selain gerutu kesal tak jelas tetap
mengikuti perintah Farel.
"Baiklah, saya akan mengantar Qila, tapi akan sedikit
telat."
"20 menit dari sekarang sudah harus tiba!" Tegas
Farel langsung mematikan sambungan telpon sepihak.
Arka menatap ponselnya dengan perasaan kesal karena Farel
mematikan sambungan sepihak tanpa mendengar perkataan nya.
"Kenapa aku memiliki kakak ipar seperti nya."
Gusar Arka mengacak frustasi rambutnya.
Ia berjalan mendekati Aqila, dan meletakkan kepala di bahu
Aqila.
"Kenapa By? Apa yang di katakan Kak Farel?"
Bingung Aqila melihat lesuh Arka tak seperti awal.
"Bersiaplah, 20 menit kita sudah harus tiba di kantor
kakak mu." Kata Arka menyembunyikan wajah di tengkuk Aqila.
Aqila membiarkan, selagi tidak lebih dari ini.
" Kenapa begitu By? Emang apa yang di katakan Kak
Farel?" Tanya ulang menatap Arka pada pantulan cermin.
"Kakak mu itu gila, bagaimana bisa menyuruh ku
mengantar kamu dengan waktu 20 menit. Semua itu mustahil sayang, jam segini
jalan sudah sangat macet." Jelas Arka.
Aqila mendengar penjelasan Arka, menggeleng kepala, kenapa
Farel dan Arka tak pernah damai, selalu saja bersikap kekanakan.
"Sudah By, jangan di pikirkan, biarkan itu jadi urusan
ku. Sana kamu siap nanti tambah telat."
"Tapi, gimana kalau kakak mu memisahkan kita?"
Cemas nya menatap pantulan cermin wajah keduanya.
"Itu tidak akan terjadi By, aku istrimu bagaimana bisa
meninggalkan mu, hanya karena keluarga. Bagaimana juga sekarang kamu suami ku
yang harus aku hormat dan patuhi. Surga ku kini berada di tangan mu, bukan pada
siapapun termasuk keluarga." Jelas Aqila.
"Kamu serius tidak akan meninggalkan ku, meski itu
permintaan keluarga mu?" Tanya Arka memastikan.
Aqila mengangguk membenarkan pertanyaan Arka."Semua
tergantung alasan yang mereka katakan kenapa meminta ku untuk meninggalkan
mu."
"Berjanjilah sayang, jangan pernah tinggalkan aku
sendiri. Aku berjanji akan membuat mu bahagia, tidak akan ada air mata setetes
jatuh karena sedih, hanya akan ada air mata bahagia." Yakin Arka.
"Iya By, aku percaya. Udah sana siap-siap biar langsung
berangkat."
Farel diam membayangkan wajah Arka saat ini pasti sudah
seperti cacing kepanasan.
45 menit Farel menunggu, tidak ada tanda kedatangan Arka dan
Aqila.
"Si bodoh ini,di beri perkejaan selalu tidak becus, apa
saja yang bisa dia kerjakan." Gumam Farel melihat jam digital pada
tangannya.
Farel memutuskan untuk menunggu di depan. Saat ingin membuka
pintu, pintu sudah dibuka duluan oleh Aqila.
"Kakak mau kemana?" Tanya Aqila melihat' Farel
berdiri di depan pintu.
"Mana sih bodoh?" Tanya balik Farel tidak menjawab
pertanyaan Aqila.
"Langsung pergi, katanya ada kerjaan yang harus di
tangani. udah gak usah marah. Qila kan udah di sini, emang kenapa kakak suruh
Qila kemari?" Penasaran nya, kemarin ia bertanya, tapi tidak di jawab.
"Nanti kamu juga bakal tau, tapi sebelum nya Qila harus
ikut kakak dulu."
"Kemana kak?"
"Nanti juga tau." Kata Farel beranjak dari tempat,
segera menghubungi Tiara untuk keruangan nya………(Bersambung Bab 103 )
Posting Komentar untuk "Bab 102 Pernikahan Di Atas Kertas "