Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Bab 100 Pernikahan Di Atas Kertas

Novel berjudul Pernikahan Di Atas Kertas adalah sebuah novel yang bergenre romantis banyak orang yang dibuat ketagihan untuk membaca novel ini, novel ini sangat terkenal karena jutaan orang telah membaca novel ini dan merasa puas.

Novel ini dapat membuat guncangan emosi yang kuat bagi pembacanya, karena di setiap alur ceritanya membuat pembaca semakin ingin tau kelanjutan dari cerita nya.

Teman – teman pasti penasaran dengan ceritanya bukan? Pada kali ini saya akan memperkenalkan dan memberikan novel Pernikahan Di Atas Kertas, Kami yakin anda pasti akan suka dengan novel ini, mari kita simak bersama novel berikut ini

Novel Pernikahan Di Atas Kertas Bab 100


Arka dan Aqila telah tiba di rumah baru yang akan mereka tempati. Aqila memandang setiap sudut, mata nya sesekali berbinar melihat indah nya interior desain rumah. Ia tidak menyangkah Arka memiliki selera yang indah.

Arka melihat Aqila terus menatap kagum pada rumah yang ia beli, ikut bahagia.

"Gimana, apa kamu suka?" Tanya menatap Aqila.

"Iya By, aku suka interior nya cantik." Jawab Aqila tanpa menoleh, mata nya masih saja menjelajah setiap sudut ruang yang tidak pernah bosan ia pandang.

"Tapi, masih cantikan kamu sayang."

"Apaan sih, gombal."

"Aku tidak gombal sayang, aku serius." Menatap Aqila.

"Ya ya, terserah kamu saja By. Asal gak sering gombal nya." Senyum Aqila, lalu berjalan meninggalkan Arka.

"Kok gitu, aku gak gombal sayang." Protes Arka mengikuti langkah Aqila berjalan.

Aqila tersenyum mendengar ucapan Arka yang bersih keras berkata dirinya tak gombal. Entah kenapa setiap ucapan manis yang keluar dari mulut Arka selalu aneh terdengar, hingga ia berkata gombal.

"By, kamar kita dimana?" Berhenti Aqila mendadak, berbalik menatap Arka.

"Di atas sayang, apa mau cek sekarang?" Menatap balik Aqila yang mengangguk iya.

Keduanya langsung bergegas menuju kamar. Arka menggandeng tangan Aqila yang senang hati menerima.

"Ini kamar kita sayang." Tunjuk Arka tiba di depan pintu kamar.

Cekrek...

Saat pintu terbuka, mereka langsung masuk dan mata Aqila terperangkap melihat nuansa kamar sangat cantik, terlihat simpel tapi semua dengan harga fantastis.

Arka sengaja mendekorasi seperti ini, karena ia mengetahui Aqila tidak menyukai sesuatu yang berlebihan, untuk itu ia berpikir membuat yang simpel, tapi elegant dan ternyata semua keras kerasnya membuahkan hasil. Aqila sangat menyukai nya.

"By, kamar ini sangat cantik, apa kamu yang melakukan nya?" Tanya Aqila menatap Arka.

"Iya, apa kamu suka?" Menatap balik Aqila.

"Iya, aku suka By."

"Bagus lah, semua kerja keras ku tidak sia-sia. Kamu menyukai nya."

"Iya By, tapi dari mana kamu memiliki ide seperti ini. Sebelumnya aku tidak pernah melihat kamu sekreatif ini." Puji Aqila secara tidak langsung juga meragukan kemampuan Arka.

Aqila penasaran bagaimana bisa secara mendadak Arka sekreatif ini. Apa ia nya saja yang baru menyadari.

Arka gemas melihat wajah Aqila banyak bicara, ia tidak marah mendengar keraguan Aqila dengan kemampuan nya. Karena ia juga tidak pernah menunjukkan pada siapapun.

Arka mencubit kecil hidung mancung Aqila.

"Itu salah satu kelebihan suami kamu. Sudah tampan, kaya, dan pintar pula. Susah cari yang beginian." Narsis Arka memuji diri sendiri.

"Idih, pede. Gantengan juga masih Kak Farel dan Kabin." Kata Aqila meninggalkan Arka yang kesal mendengar perkataan nya.

"Kenapa tidak kamu menikah saja dengan kedua kakakmu itu." Sinis Arka.

"Mau nya sih gitu, tapi gak bisa. Mereka kakak kandung ku." Balas Aqila tertawa kecil melirik wajah Arka yang kesal.

Aqila binggung kenapa pria di hadapan nya ini sangat cemburuan. Tapi ia senang melihat wajah kesal Arka yang lagi cemburu.

"Jadi maksud nya, kalau kamu gak tau, kamu bakal menikah salah satu dari mereka?"

"Hmmm, mungkin iya, mungkin juga tidak." Jawab Aqila sengaja berpikir keras, sesungguhnya dalam hati nya sudah tidak kuat menahan tawa melihat wajah Arka.

Arka makin kesal mendengar perkataan Aqila. Ia bangkit berjalan keluar kamar. Aqila melihat kepergian Arka tak bisa menahan tawa, akhirnya tertawa lepas.

"Hahahahah, sungguh lucu wajahnya. Salah sendiri kenapa sangat cemburuan. Udah tau mereka kakak ku, tetap saja cemburu." Puas Aqila mengerjai pria cemburuan.

"Tapi apa aku dosa mengerjai suami sendiri?" Sambung Aqila berpikir."Ya Allah maafkan hamba mu ini, aku tidak berniat mengerjai suami sendiri, tapi melihat wajah nya seperti itu, aku tidak kuat untuk ingin mengerjai nya." Kata Aqila memohon ampun.

Aqila berjalan keluar mencari Arka, si pria cemburuan. Ternyata saat ini Arka sedang duduk di taman belakang.

Rumah yang mereka tempati saat ini belum ada pembantu, karena pembantu akan datang besok, sesuai perintah Arka.

Aqila berjalan mendekati Arka.

"By, kenapa duduk di sini, kenapa gak dalam aja?" Tanya Aqila basa-basi.

"Tidak." Singkat Arka masih kesal.

"Tidak kenapa? apa kamu marah soal tadi?" Aqila berlagak seperti tidak tau.

Arka tidak menjawab ia terus diam, Aqila melihat hal tersebut tau saat ini suaminya sangat kesal.

Tapi ia tak berpikir Arka akan sekesal ini.

"By, jangan marah dong, aku tadi hanya becanda, gak serius. Habisnya salah sendiri kenapa sangat cemburuan dengan kakak ipar sendiri." Kata Aqila malah menyalahkan Arka bukannya membujuk.

Mendengar dirinya di salahkan menjadi kesal, dirinya cemburu seperti ini karena sangat mencintai nya. Meski cemburu nya tidak wajar.

Tapi ia sendiri tidak bisa mengatur harus cemburu pada siapa, karena perasaan ini muncul sendiri.

Menyalah kan hati tidak mungkin, karena itu sama saja ia menyalahkan diri sendiri kenapa mencintai Aqila.

"Aku seperti itu, karena sangat mencintai mu, Qila. Aku tidak ingin kamu memuji pria lain di hadapan ku, meski itu kakak mu sendiri. Bahkan melihat kamu dekat dengan pria lain, ingin saat itu juga aku melenyapkan mereka dari muka bumi ini." Kata Arka serius mengeluarkan isi hati nya.

Aqila tidak menyangkah betapa besar cinta Arka pada dirinya. Ia bahagia mendengar semua pengakuan. Tidak ada yang lain membuat nya bahagia selain mendengar ini.

"Maaf. Terima kasih sudah mencintai ku sebesar ini." Ucap Aqila terharu, tidak bisa membendung air mata, tanpa permisi tetesan bening jatuh.

Arka melihat tangisan Aqila menjadi panik, pasalnya ia tak berkata kasar atau membentak lainnya yang dapat menyakiti perasaan Aqila.

"Sayang, kamu menangis? maaf kalau kata-kata ku, membuatmu sedih. Aku tak bermaksud membuat mu menangis seperti ini." Khawatir Arka menenangkan Aqila.

"Kamu tidak salah By, aku menangis bukan sedih dengan perkataan mu, tapi aku terharu." Balas Aqila. Arka mendengar penuturan tersebut menatap tak percaya. Ia bahkan sudah merasa bersalah mengira tangisan Aqila karena dirinya.

Arka menepuk jidat tak tau harus berkata apa.

"By, kenapa?" Tanya Aqila melihat Arka menepuk jidat sendiri.

"Tidak." Arka menggeleng kepala, rasa kesal nya tadi mendadak hilang dengan tangisan Aqila.

"Ayo kita masuk." Sambung Arka mengajak Aqila, di angguk iya.

Kedua berjalan masuk menuju kamar.

Setiba di kamar mereka langsung mengeluarkan barang pada koper dan menyusun rapi di lemari.

Mereka melakukan dengan sedikit berbincang satu sama lain.

"By, besok aku ke kantor Kak Farel, kamu gapapa kan?" Tanya Aqila menatap wajah Arka mendadak berubah.

"By, Kak Farel itu kakak ku. Jadi apa yang kamu cemburu kan dari nya?" Sambung nya binggung dengan Arka.

"Iya, pergilah. Jangan lama, jika urusan sudah selesai segera balik." Ucap Arka mencoba memahami.

"Iya By, laksanakan." Senyum Aqila.

Melihat bahagia Aqila, ia ikut bahagia, tapi pikiran nya tidak. Mengingat kejahilan Farel selalu memanaskan dirinya, membuat tak tenang. Mendadak ia mendapat ide untuk membalas Farel.

Arka tersenyum dengan ide cemerlang di otak nya. Aqila melihat hal tersebut menautkan alis binggung………(Bersambung  Bab 101 )

Posting Komentar untuk "Bab 100 Pernikahan Di Atas Kertas "