Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Bab 93 Pernikahan Di Atas Kertas

Novel berjudul Pernikahan Di Atas Kertas adalah sebuah novel yang bergenre romantis banyak orang yang dibuat ketagihan untuk membaca novel ini, novel ini sangat terkenal karena jutaan orang telah membaca novel ini dan merasa puas.

Novel ini dapat membuat guncangan emosi yang kuat bagi pembacanya, karena di setiap alur ceritanya membuat pembaca semakin ingin tau kelanjutan dari cerita nya.

Teman – teman pasti penasaran dengan ceritanya bukan? Pada kali ini saya akan memperkenalkan dan memberikan novel Pernikahan Di Atas Kertas, Kami yakin anda pasti akan suka dengan novel ini, mari kita simak bersama novel berikut ini

Novel Pernikahan Di Atas Kertas Bab 93

Aqila menyiapkan pakaian yang akan di gunakan Arka. Wajah nya masih terlihat murung, tak semangat. Aqila menyadari itu menghampiri nya.

"By, apa masih marah soal semalam?" Tanya Aqila menatap Arka, setelah tawar menawar akhirnya Aqila menyetujui untuk memanggil Arka dengan panggilan Hubby.

"Tidak." Singkat Arka.

"By, jawaban seperti itu tidak mungkin tidak marah, suara kamu terdengar ketus padaku, semua ini bukan mau ku, karena ini sudah menjadi hukum alam tanpa bisa di tolak atau di tawar." Jelas Aqila berharap Arka dapat mengerti sekarang.

Arka terdiam, sedikit rasa bersalah dirinya setelah mendengar perkataan Aqila. Dia tak marah, hanya saja saat ini sedang mengontrol hasrat nya.

"Iya." Lagi dan lagi Arka memberi jawaban singkatan.

"Ya sudah kalau kamu marah, aku keluar." Ucap Aqila melangkah maju, langsung di tahan Arka.

"Kamu ini suami lagi ngambek bukan nya di rayu atau di manja, ini di biarkan. Gak ada peka deh kamu."

Aqila menggeleng kepala ada-ada saja kelakuan Arka ini. Sifat arogan nya kini hilang entah kemana, Aqila binggung wajahnya hanya diam memandang Arka mengeluarkan semua yang ada di dalam lubuk hati.

"Jadi kamu ngambek nih?" Senyum Aqila entah senyuman mengejek atau lain, Arka tidak dapat menebak.

"Iya." Memandang lekat wajah istri nya terus tersenyum.

"Maaf By, aku janji setelah tamu selesei akan memberikan hak mu." Ucap Aqila menyakinkan.

"Itu sudah kewajiban kamu sayang!" Ketua Arka. Aqila mendengar nada suara Arka ketus binggung, ada apa dengan pria di hadapannya kenapa aneh dan tidak jelas seperti ini.

"Sudah, mending kamu lanjut siap-siap nya, aku mau mau ke bawahi lihat persiapan Bibi." Ucap Aqila pergi meninggalkan Arka yang belum. berkata apapun.

Arka memandang Aqila semakin jauh kesal." Kenapa wanita selalu menyusahkan. Coba kalau mereka yang ngambek pasti minta di bujuk para suami, tapi kenapa saat kebalik tidak peduli. Seolah tidak terjadi apapun, seperti ngambek para suami tidak penting bagi kaum istri.

Arka segera memakai dasi, setelah rapi dengan pakaian nya, menuju meja makan. Setiba di sana dia tak melihat Aqila. Menggeledah seluruh arah sudut akhirnya ketemu.

Dari Jauh mata Arka terus memandang gerak gerik Aqila memberi arahan pada Art. Kecantikan semakin bertambah di saat serius. Papa dan Mama menyadari Arka terus memandang arah luar mengikuti arah pandang. Kedua saling lempar senyum, ternyata pandangan Arka sejak tadi karena Aqila.

"Ka, apa tidak puas memandang Qila? apa di luar pun masih ingin." Sindir Papa melihat serius nya Arka memandang Aqila dengan sedikit senyum pada bentuk bibirnya.

"Apa ada yang salah? Qila istri Arka jadi kapan pun memandang bebas."

"Sudah, lanjut makan nanti kakak telat ke kantor." Menghentikan perdebatan tak faedah ini.

Aqila melangkah maju menghampiri mereka di meja makan, melihat piring Arka masih kosong segera mengambil sarapan. Setelah itu baru dirinya.

***

Di kediaman Darmato, setelah kedatangan keluarga kandung Aqila. Orang tua angkat Aqila tidak berani melakukan apapun. Keluarga Adijaya bukanlah tandingan mereka, ditambah dengan gabungan dari keluarga Dirgantara membuat mereka terus diam di tempat.

Mereka memilih menganggap semua baik dan masalah ini selesei dari pada kehidupan nya hancur.

Namun tidak dengan Siska setelah mengetahui kenyataan, menjadi ambisi. Dia tidak terima jika Aqila bahagia di atas penderitaan nya, dia menganggap Aqila adalah penyebab hancur nya kehidupan yang di alami, dari pernikahan gagal Aqila merebut Arka secara tidak langsung, dan juga memiliki keluarga kaya raya.

"Aku tidak akan membiarkan mu bahagia Qila, semua kebahagiaan mu sebenarnya milikku. Kau tidak pantas. Kau seharusnya menderita, aku sangat membenci mu." Marah Siska menusuk foto Aqila dengan cutter.

Siska mengambil ponsel mengirim pesan pada Aqila. Untuk menemui nya sore nanti.

"Mom, Dad, Farel akan nyusul. Setelah dari kantor." Ucap Farel tidak dapat menunda untuk segera ke kantor.

"Ya sudah tidak apa-apa. Daddy, Mommy dan Bian duluan." Kata Mommy.

Farel langsung melajukan mobil setelah berpamitan.

30 menit mobilnya telah tiba di kantor.

"Bagaimana, apa semua sudah kamu urus?" Tanya Farel.

"Sudah Pak, sekarang Bapak bisa tanda tangan di sini." Tunjuk nya.

Farel menandatangani, tanpa sadar terus di pandang karyawan tersebut. Dia adalah Tiara Amzan. Sekretaris pengganti Aqila setelah keluar dari perusahaan.

"Ini, kamu bisa keluar sekarang, eitss tunggu." Ucap Farel menghentikan langkah Tiara.

"Ada apa Pak?" Tanya Tiara membalikkan badan menghadap Farel.

"Hari ini saya akan pulang cepat, jadi kamu handle semua kerjaan. Kabari saya jika ada urusan mendesak selain itu jangan sekali menghubungi saya." Memperingati Tiara.

"Kalau boleh tau urusan apa Pak?" Penasaran Tiara ingin tau, melihat wajah Farel begitu semangat, apa ingin menemui kekasih nya? Tiara sendiri tidak tau.

"Tidak usah banyak tanya, kerjaan kan saja apa yang sudah saya katakan." Ketus Farel tidak suka ada karyawan banyak tanya.

"Maaf Pak kalau saya tanya banyak. Saya permisi."

Dalam perjalanan menuju ruangan nya, Tiara terus kepikiran dengan Farel. Apa dia bahagia karena ingin menemui kekasihnya, Tiara pernah mendengar rumor Farel sama sekretaris lama yang memiliki hubungan spesial, tapi sekretaris tersebut sudah memiliki suami.

Apa benar Farel menjalin hubungan dengan wanita tersebut. Jika benar hancur lah hati nya saat ini, dirinya sudah terlanjur jatuh hati pada Farel pada pandangan pertama, meski sikap Farel dingin, tegas dan keras, entah kenapa hal tersebut membuat nya semakin jatuh hati.

"Kenapa aku jadi begini, kenapa hati ku terasa tertusuk jarum yang begitu dalam. Sakit, sakit dan sakit." Gumam Tiara tanpa sadar di pandang karyawan lain yang melihat aneh nya bicara sendiri.

"Ternyata begini rasa nya jatuh cinta, mencintai tapi tak di balas, mencintai tapi pria yang di cintai mencintai wanita lain yang berstatus istri orang." Sambung nya melamun sambil berjalan. Tanpa melihat depan, kiri dan kanan.

Pikiran nya kacau selama ini tak pernah sekali pun, Farel bersikap manis padanya.

Tiara bahkan berpikir apa wanita bernama Aqila itu sangat cantik, hingga dapat membuat Farel selalu ceria setiap mengangkat sambungan telepon nya.

Tiara iri pada wanita bernama Aqila. Tanpa sadar terlintas di benak nya untuk mencari tau tentang Aqila, apa dia sangat cantik meski sudah berstatus istri masih bisa menggoda. Farel.

Farel kini sudah berada di mobil melaju pada rumah mertua sang adik.

Keluarga Adijaya sudah berada di kediaman Dirgantara, mereka berbincang riang. Bahkan topik pembicaraan terus berganti-ganti.

"Jadi Arka dan Qila besok akan pindah? Apa benar begitu princess?" Pandang Daddy menatap Aqila, sebab dia belum tau mengenai ini, kenapa juga Aqila tidak mengabari sebelum nya.

"Iya Dad, maaf Qila belum kabari soal ini, Qila juga baru tau kemarin."

"Iya tidak apa-apa. Mungkin keputusan Arka ini biar kalian berdua cepat memberi Kita momongan, bukan begitu besan?" Pandang Daddy, membuat Aqila malu menunduk kan kepala………(Bersambung  Bab 94 )

Posting Komentar untuk "Bab 93 Pernikahan Di Atas Kertas "