Bab 9 Pernikahan Di Atas Kertas
Novel berjudul Pernikahan Di Atas Kertas adalah sebuah novel yang bergenre romantis banyak orang yang dibuat ketagihan untuk membaca novel ini, novel ini sangat terkenal karena jutaan orang telah membaca novel ini dan merasa puas.
Novel ini dapat membuat guncangan emosi yang kuat bagi
pembacanya, karena di setiap alur ceritanya membuat pembaca semakin ingin tau
kelanjutan dari cerita nya.
Teman – teman pasti penasaran dengan ceritanya bukan? Pada
kali ini saya akan memperkenalkan dan memberikan novel Pernikahan Di Atas Kertas, Kami
yakin anda pasti akan suka dengan novel ini, mari kita simak bersama novel
berikut ini
Novel Pernikahan Di Atas Kertas Bab 9

Saat ini Aqila sudah berada di kamar setelah menemani dan
juga bertengkar dengan Arka akhir nya selesei juga.
"Akhir nya aku bisa terbebas dari kukuman binatang
buas, jika terus berlama-lama dengan nya tidak menjamin aku akan baik-baik
saja. Dan bisa jadi sekarang aku sudah tersiksa lagi oleh nya yang senang akan
penderitaan ku." Gumam Aqila memikirkan apa yang terjadi jika ia tidak bisa
lolos tadi.
Aqila membuka laci mengambil handphone sengaja ia simpan di
laci agar aman. Ia segera membuka situs web lowongan kerja.
Aqila tidak ingin terus berdiam diri, jika hal ini terus
berlanjut bisa-bisa ia gila terus mengahadapi sikap dan kelakuan Arka.
Mengotak-atik situ web, akhirnya Aqila menemukan lowongan
yang cocok untuk nya.
"Alhamdulilah akhir nya ketemu juga. Semoga ini awal
yang baik untuk aku ke depan nya." Doa Aqila memanjatkan rasa syukur atas
nikmat yang ia dapat kan hari.
Dengan gesit Aqila mengirim surat lamaran secara online,
berkas akan menyusul jika di terima.
Di tempat lain Arka duduk menyandarkan diri di tepi ujung
kasur memikirkan Siska kekasih nya yang hilang entah kemana, orang suruhan Arka
belum juga menemukan keberadaan Siska.
Arka mengerahkan puluhan orang nya untuk berpencar mencari
siska di penjuru Indonesia dan juga beberapa Negeri yang bisa jadi tempat
persinggahan Siska.
"Kamu dimana sayang, aku sudah mengerahkan orang
suruhan ku, tapi mereka belum bisa menemukan mu, apa kamu baik-baik saja
sekarang, jika kamu baik segera lah pulang aku rindu." Gumam Arka
memandang lekat foto Siska di layar ponsel nya.
Wajah sendu Arka memandang foto Siska dengan butiran air
mata jatuh tanpa bisa di tahan, hal ini membuktikan betapa besar rasa cinta nya
pada Siska.
🌺🌿🌺
Di luar Negeri Siska sangat bahagia dengan Roland di sisi
nya selalu menemani kemana ia pergi tanpa niat pergi jauh.
Siska sangat beruntung memiliki Roland, pria tampan, baik,
perhatian, romantis dan juga kaya meski masih kaya Arka di banding Roland.
"Roland besok temani aku ke Mall, aku ingin belanja
keperluan casting, aku ingin terlihat sempurna gak boleh ada yang kurang."
Jelas Siska mengajak Roland.
"Baik Nyonya perintah mu akan hamba ikuti."
Bungkuk Roland berlagak seperti seorang pelayan.
"Apaan sih geli tau aku dengar kamu bicara begitu, gak
cocok Roland."
"Cocok nya apaan?" Mengerutkan kening menatap
Siska.
Melihat tatapan Roland, hati Siska berdenyut tak karuan
entah apa yang terjadi ia sendiri tidak tau. Siska merasa nyaman berada di
dekat Roland, tapi ia mencintai Arka.
Berada di dekat Arka juga nyaman, tetapi tidak senyaman di
dekat Roland seperti ini. Siska tidak suka Roland berdekatan dengan wanita lain
selain dirinya, entah kenapa ia tidak tau meski hati nya hanya mencintai Arka
seorang.
Bukan kah itu egois tidak mencintai, tapi tidak ingin Roland
di dekat wanita lain.
"Kenapa dengan jantung ku, perasaan aku tidak memiliki
riwayat jantung. Apa aku perlu ke rumah sakit untuk mengecek, bisa jadi ada
masalah." Batin Siska menenangkan diri untuk tetap tenang.
"Kamu kenapa Siska? apa kamu sakit?" Khawatir
Roland.
"Ak_ aku baik-baik saja, kamu tidak perlu khawatir
dengan ku." Gugup Siska terus di tatap intens oleh Roland terlihat
khawatir dengan keadaan nya sekarang.
"Benar kamu baik-baik saja?" Kembali memastikan
apa benar yang dikatakan Siska.
"Benar, hentikan tatapan mu itu, aku sangat risih di
perhatikan begitu, seperti burunon saja." Bohong Siska mencoba mengalihkan
pandangan Roland.
"Kamu ada-ada saja, aku khawatir takut kamu sakit. Apa
salah seorang sahabat peduli pada teman nya sendiri." Ujar Roland
memandang Siska yang berubah aneh mendengar perkataan nya.
Siska bingung kenapa hati nya begini mendengar perkataan
Roland sekedar teman, bukan nya itu benar saat ini mereka hanya berteman lagian
Siska dan Arka masih pacaran belum ada kata putus meski Siska kabur dari
pernikahan nya.
Siska saat ini masih belum mengetahui Arka menikah dengan
adik angkat nya. Pikir Siska saat ia kabur acara pernikahan itu gagal teryata
semua berada di luar naluri nya pernikahan tetap terjadi tanpa ada atau tidak
nya kehadiran Siska.
"Tidak salah, hanya saja cara tatap mu seperti aku ini
buronan, bukan seperti orang yang mengkhawatirkan teman nya." Bantah Siska
berbohong, tidak mungkin ia memberitahu sebenarnya bisa salah paham Roland
nanti.
"Yah sudah lupakan saja, sekarang kamu sudah makan atau
belum?" Tanya Roland.
"Aku belum sempat makan, bukan nya kamu tau seharian
ini aku terus bolak balik."
"Yah sudah ayo kita cari makan." Ajak Roland pada
Siska yang masih ingin mengeluh, tapi di potong cepat."Hentikan ocehan mu
kita berangkat sekarang." Sambung Roland cepat.
"Tap_"
Lagi dan lagi perkataan Siska di potong, siapa lagi kalau
bukan Roland, di Apartemen hanya Roland dan Siska, mereka tinggal berdua dengan
kamar berbeda.
Roland sangat mencintai Siska ia tidak ingin menodai Siska
sebelum cinta nya terbalaskan.
"Kita berangkat." Menarik tangan kiri Siska yang
masih ingin berkata tapi tidak bisa karena Roland terus saja memotong perkataan
nya setiap ia mencoba berucap.
🌺🌿🌺
Pagi Hari matahari yang masih malu menampakan sinar nya
seperti kata pepatah mencintai tapi malu mengungkapkan, begitu juga dengan
matahari saat ini malu-malu untuk muncul.
Aqila sudah bangun seperti biasa setelah mendengar adzan
subuh bergumandang.
Melakukan kewajiban sebagai orang muslim tidak pernah Aqila
melupakan, ia sangat taat dengan ibadah nya tanpa bolong kecuali saat sedang
ada tamu bulanan.
Kini Aqila sedang bersiap untuk pergi interview, setelah
sholat tadi, handphone nya berdering dari pihak tempat ia melamar kerjaan.
"Semoga pagi yang cerah ini menjadi awal yang baik
untuk ku." Doa Aqila dengan penuh harap.
Di meja makan Arka sudah duduk mengamati Art menyajikan
sarapan pagi di meja, tanpa bergairah untuk menyentuh hidangan tersebut, entah
kenapa ia sekarang hanya ingin sarapan yang di masak Aqila bukan orang lain.
Arka sendiri bingung dengan perubahan nya, baru semalam ia
merasakan masakan Aqila kenapa sekarang ia ingin lagi seperti ada sesuatu yang
menarik nya lagi dan lagi.
"Bi, di mana Aqila? apa dia sudah turun sejak
tadi?" Tanya Arka menelusuri setiap sudut tidak ada tanda kemunculan Aqila..……(Bersambungbab 10 )
Penutup
Bagaimana? apakah anda penasaran dengan kelanjutan
ceritanya? Pasti nya ketagihan dong, baiklah mari kita lanjut membaca ke bab
selanjut nya yaitu Bab 10 Novel Pernikahan Di Atas Kertas
Posting Komentar untuk "Bab 9 Pernikahan Di Atas Kertas "