Bab 8 Pernikahan Di Atas Kertas
Novel berjudul Pernikahan Di Atas Kertas adalah sebuah novel yang bergenre romantis banyak orang yang dibuat ketagihan untuk membaca novel ini, novel ini sangat terkenal karena jutaan orang telah membaca novel ini dan merasa puas.
Novel ini dapat membuat guncangan emosi yang kuat bagi
pembacanya, karena di setiap alur ceritanya membuat pembaca semakin ingin tau
kelanjutan dari cerita nya.
Teman – teman pasti penasaran dengan ceritanya bukan? Pada
kali ini saya akan memperkenalkan dan memberikan novel Pernikahan Di Atas Kertas, Kami
yakin anda pasti akan suka dengan novel ini, mari kita simak bersama novel
berikut ini
Novel Pernikahan Di Atas Kertas Bab 8

"Kenapa tidak kamu bukti kan saja, jangan terus menuduh
tanpa bukti, bukan nya kamu orang kayak punya segala nya, pasti mudah
mendapatkan informasi yang kamu ingin kan bukan?" Kata Aqila memberi usul
agar Arka stop menghakimi dirinya.
Arka pikir Aqila siapa, wanita lemah yang terus membiarkan
dirinya di tindas.
"Jangan mengajari apa yang harus aku lakukan! Aku tau
langkah mana yang harus aku perbuat, terutama sama wanita ular sepertimu!"
Tunjuk nya pada Qila.
"Semoga saja, tapi jangan menyesal jika mengetahui
kebenaran nya, karena saat itu mungkin saja pintu hati ku sudah tertutup untuk
memaafkan mu." Peringatan tegas Qila seketika membuat Arka bungkam
terdiam.
Entah apa yang dipikirkan Arka sekarang, saat ini ia hanya
diam menatap wajah Qila. Debaran jantung seketika berdetang kencang melihat
Arka terus menatap intens dirinya, perasaan apa yang dirasakan Qila saat ini ia
juga tidak tau, tapi Qila merasa jantung nya tidak baik-baik sekarang.
"Yah Allah kenapa dengan jantung ku, apa sedang
bermasalah, bagaimana ini aku tidak punya biaya jika benar." Batin Aqila
gugup di tatap Arka begitu Intens.
Wajah Arka putih bersih campuran Indo Jerman, hidung
mancung, bibir tipis seksi menggoda kaum hawa, dengan rambut tipis acak ke
samping menambah ketampanan berlipat ganda.
Perempuan mana yang tidak jatuh cinta dengan Arka, sudah
ganteng, romantis dan juga anak sultan no 1 di Indo.
"Kenapa gugup melihat ku? apa yang kamu pikirkan,
jangan berpikir aneh untuk aku menyukai ular seperti dirimu yang jauh di bawah
Siska dan wanita mana pun di luar sana. Berpikir menyukai mu saja otak ku sudah
jijik, bagaimana mungkin mencintai mu secara nyata." Hina Arka tanpa
filter perkataan nya.
Seketika hati Aqila sakit mendengar ucapan yang di lontarkan
Arka, ia tidak tau kenapa mendengar Arka berkata tidak mungkin, hati nya terasa
di tusuk pisau berlipat-lipat.
"Kenapa dengan hati ku, kenapa terasa sakit mendengar
perkataan nya." Batin Aqila berpikir keras dengan masih sakit.
"Kenapa diam? apa sudah sadar sekarang saya dan kamu
berbeda jauh bagai langit dan bumi. Kamu bumi dan saya langit gak akan bisa di
sentuh oleh siapa pun termasuk kamu wanita ular." Hina Arka pedas tanpa
berpikir panjang.
"Kamu benar saya dan kamu sangat berbeda, saya bumi dan
kamu langit sampai kapan pun tidak bisa di gapai. Jadi tunggu apa lagi sekarang
ceraikan saya." Tegas Aqila muak meski pernikahan nya baru di mulai
beberapa hari, ia sudah cape bertahan dan sabar di situasi seperti ini terus di
hina, di caci dan di sakitin.
"Tidak semudah itu kamu bisa lepas setelah apa yang
kamu perbuat pada hidup saya, bukan kan kamu melihat sendiri hidup saya hancur
berantakan karena kamu! Seandainya saja kamu tidak mengusik kebahagiaan saya
dan Siska semua ini tidak akan terjadi, kamu bisa bahagia dengan kehidupan kamu
dan saya juga bahagia dengan keluarga kecil saya saat ini. Tapi apa lihat lah
sekarang semua nya hancur menjadi debu, impian saya membangun keluarga bahagia
pudar karena kamu wanita ular." Teriak menaikkan satu oktaf, hingga Aqila
kaget.
"Kenapa karena saya, bukan nya sudah berulang kali saya
bilang semua ini gak ada kaitan nya dengan saya. Saya di sini korban bukan
penyebab. Asal kamu tau tidak sedikit pun saya menyukai mu apa lagi mencintai,
karena kamu bukan tipe pria yang saya ingin kan." Balas Aqila meski hati
nya merasa aneh dengan ucapan nya sendiri.
Di bilang sakit Aqila tidak tau, ini pertama kali hati nya
merasa debaran dan sakit.
"Benar kah seperti itu, tapi hati mu seperti
membantah."
"Apa tau kamu tentang hati saya, hati kamu saja tidak
jelas sok menebak isi hati saya, sebelum menebak hati orang tebak dulu hati
kamu." Bantah Aqila.
Terus bertengkar tiba-tiba terdengar bunyi aneh.
Krukk
Krukk
"Bunyi apaan itu?" Mencari asal bunyi tersebut,
tanpa Aqila sadar suara tersebut berasal dari Arka.
Saat ini lapar Arka semakin bertambah karena Aqila terus
memancing amarah Arka hingga lemas.
Arka di buat malu meski Aqila belum sadar asal suara tadi
dari mana. Melihat Aqila mencari tau asal bunyi tersebut ia segera bertindak."Cepat
selesei kan masakan mu, saya sudah ngantuk, jangan membuat saya ketiduran
dengan perut kosong karena kamu yang lelet memasak tapi cepat dalam menjahati
orang." Sindir Arka memutuskan Aqila untuk melanjutkan masakan nya.
Aqila tidak membalas perkataan Arka, ia memilih diam
melanjutkan masakan nya, agar cepat selesei dan terhindar dari Macan.
15 Menit berinteraksi dengan alat dan bahan akhirnya masakan
untuk Arka sudah selesei.
"Silakan makan." Menyajikan hidangan makan malam
yang sudah ia masakin, meski hanya nasi goreng dengan telur mata sapi, karena
tidak memungkin kan Aqila memasak yang lain pasti membutuhkan banyak waktu,
dengan keadaan Arka yang sudah sangat kelaparan kecil kemungkinan untuk Arka
bersabar.
Tanpa membalas, Arka segera menyendok makanan ke mulut nya
dengan lahap tanpa sadar Aqila terus memperhatikan Arka yang sangat lahap.
" Ternyata masakan nya sangat enak, di balik kejahatan
yang ia perbuat tersimpan kepintaran dalam memasak. Seandainya kamu bukan
penyebab semua ini, tidak mungkin saya bersikap kasar pada mu." Batin Arka
belum sadar sejak tadi di perhatikan Aqila.
Arka sangat lahap dengan masakan Aqila, belum pernah ia
selahap ini memakan masakan rumah, karena masakan Art nya biasa saja.
Kali ini ia mengakui Aqila sangat pandai memasak.
"Bagaimana, apa enak?" Mengerutkan Kening meminta
jawaban meski Aqila sudah tau dengan melihat lahap nya Arka menyendok masuk ke
mulut.
"Biasa saja, jangan merasa puas." Bantah Arka
berbohong.
Arka gengsing harus berkata jujur, nanti bisa besar kepala
Aqila dengan pengakuan nya.
"Benar begitu? kenapa kamu sangat lahap memakan nya
kalau biasa saja?" Senyum Aqila mengejek Arka gengsing mengakui.
"Saya terpaksa kalau bukan karena lapar mana mungkin
saya memakan masakan murahan kamu." Ejek Arka berbohong.
"Kalau begitu buang saja bukan nya biasa saja? kamu
bisa delivery di luar sana, ini masih jam 21:00." Usul Aqila beranjak
merampas masakan nya, tapi segera di tepis cepat oleh Arka.
"Kenapa bukan nya biasa saja, jadi untuk apa di makan
mending di buang dan kamu bisa membeli yang lebih enak dari masakan ini."
Ujar Aqila..……(Bersambung bab 9 )
Penutup
Bagaimana? apakah anda penasaran dengan kelanjutan
ceritanya? Pasti nya ketagihan dong, baiklah mari kita lanjut membaca ke bab
selanjut nya yaitu Bab 9 Novel Pernikahan Di Atas Kertas
Posting Komentar untuk "Bab 8 Pernikahan Di Atas Kertas "