Bab 7 Pernikahan Di Atas Kertas
Novel berjudul Pernikahan Di Atas Kertas adalah sebuah novel yang bergenre romantis banyak orang yang dibuat ketagihan untuk membaca novel ini, novel ini sangat terkenal karena jutaan orang telah membaca novel ini dan merasa puas.
Novel ini dapat membuat guncangan emosi yang kuat bagi
pembacanya, karena di setiap alur ceritanya membuat pembaca semakin ingin tau
kelanjutan dari cerita nya.
Teman – teman pasti penasaran dengan ceritanya bukan? Pada
kali ini saya akan memperkenalkan dan memberikan novel Pernikahan Di Atas Kertas, Kami
yakin anda pasti akan suka dengan novel ini, mari kita simak bersama novel
berikut ini
Novel Pernikahan Di Atas Kertas Bab 7

Aqila terus merutuki kebodohan nya yang mudah percaya sama
Pria arogan seperti Arka, pria tak berhati berwujud manusia dengan kelakuan nya
seperti iblis.
Meracuki semua kebodohan nya, Aqila kepikiran dengan
perkataan Arka yang tidak akan memberi sepeser uang untuk nya. Bagaimana cara
memenuhi kebutuhan nya jika ia hanya berduduk diam di sini, Aqila tidak ingin
membebani semua ke orang tua nya, ia sadar sekarang ia bukan lah tanggung jawab
mereka.
Hingga akhir nya Aqila memikirkan solusi terbaik untuk dapat
memenuhi kebutuhan nya selama di sini menjadi istri Arka.
Aqila berjanji pada dirinya sendiri tidak akan menerima
sepeser uang pun dari Arka dalam bentuk maksud apa pun. Ia tidak ingin di
rendahkan sebagai wanita matre yang hanya memanfaatkan uang Arka, meski Arka
adalah suami nya.
"Apa sebaiknya aku mencari pekerjaan? tapi kerja apa
dengan bermodal ijasah SMA." Tanya Aqila pada dirinya sendiri.
Di ruang kerja Arka memikirkan rencana balas dendam untuk
perempuan kampungan agar kapok dengan kelakuan jahat nya.
Di sisi lain ia juga menyuruh orang kepercayaan nya untuk
mencari informasi mengenai keberadaan Siska.
Arka ingin segera menemukan Siska, jika benar dugaan nya
selama ini, ia tidak akan mengampuni Aqila. Pembalasan akan ada bahkan lebih
parah dari ini jika terbukti.
📞:"Segera temukan
kekasih saya. Saya tidak ingin mendengar kata gagal dalam pencarian kalian,
jika ingin nyawa selamat. Saya beri waktu satu minggu dari sekarang, dalam
waktu tersebut belum juga menemukan kekasih saya jangan harap bisa melihat
dunia lagi setelah itu." Perintah Arka lewat sambungan telpon dan segera
mematikan setelah berkata tanpa menunggu jawaban dari orang yang di hubung.
"Kamu dimana Sayang kenapa mereka belum juga menemukan
kamu, semoga kamu baik-baik saja, jika terjadi sesuatu yang buruk padamu aku
tidak akan memaafkan diri ku dan juga wanita sialan itu. Aku berjanji akan
mencereikan wanita kampungan itu setelah menemukan kamu, aku hanya mencintai
kamu tidak yang lain. Aku harap kamu tidak marah jika tau semua ini."
Monolog Arka menatap foto Siska di layar ponsel.
Menatap jam pada layar ponsel ternyata sekarang sudah
menunjukkan pukul 20:00, pantas cacing di dalam sudah pada demo minta segera di
isi.
"Kenapa Bibi tidak memanggil tumben tidak biasanya, apa
bibi lagi sibuk, tapi biasanya sesibuk apapun bibi selalu memanggil."
Batin Arka merasa keanehan sama Art nya.
Arka bangun dari duduk berjalan keluar meninggalkan ruang
kerja menuju ruang makan.
"Dimana Bibi? kenapa jam begini belum menyiapkan makan
malam?" Tanya Arka pada diri sendiri.
"Bibi."
"Bibi."
"Bibi."
Tiga kali memanggil Art belum juga menunjuk kan batang hidung,
membuat Arka semakin marah, perut sudah demo meminta untuk segera di isi, tapi
ini apa makan malam saja masih kosong, bagaimana mau di isi, jika tidak ada
satu di meja yang bisa di makan.
"Apa saja kerjaan bibi sehingga jam begini belum
menyiapkan, apa dia sudah bosan kerja, jika iya aku akan segera memecat dan
mencari yang baru jauh di atas dia." Marah Arka menelusuri setiap sudut
mecari Art nya, tapi hasil nya tetap sama.
" Aqila."
"Qila." Teriak Arka makin kencang.
"Ada apa kamu memanggil ku." Nafas tergesah-gesah
karena lari menghampiri Arka meneriaki nama nya seperti berada di hutan.
"Dimana Bibi? kenapa jam begini belum juga masak? dan
kamu sedang apa di dalam kenapa lama sekali saat aku memanggil mu?" Sersah
Arka memandang Aqila yang sudah berada di hadapan nya.
"Aku sedang apa itu bukan urusan mu! Kenapa kamu
memangil ku jika tidak ada yang penting aku ingin balik karena aku tidak mood
untuk bertengkar sekarang." Tanpa gentar Aqila membalas perkataan Arka
dengan berani tanpa takut konsekuensi yang akan ia terima.
"Jangan berlagak seperti ratu dirumah ini, derajat kamu
sama dengan Art di sini. Sekarang kamu masak, aku lapar ingin makan, lima menit
dari sekarang makanan sudah harus ada di meja." Tegas Arka tanpa ingin di
bantah.
"Terserah mau kamu menganggap ku seperti Art aku tidak
peduli, semua itu tidak penting." Meninggalkan Arka berjalan menuju dapur
memasak makanan untuk Arka.
Meski Arka sudah menyakiti dan menghina Aqila berulang kali,
itu tidak membuat Aqila untuk tidak patuh terhadap Arka bagaimana juga Arka
suami nya yang wajid di hormati.
"Kamu mau kemana?" Tanya Arka melihat kepergian
Aqila, ia belum sadar arah tujuan Aqila saat ini.
"Bukan nya tadi kamu menyuruh ku untuk memasak, kenapa
sekarang bertanya lagi?" Balik balas pertanyaan Arka.
"Ooo." Singkat dan padat kembali duduk mengawasi
Aqila memasak untuk nya.
Arka takut Aqila memasuki racun demi membalas perbuatan
jahat selama ini terhadap nya, Mata nya tak lepas menatap gerak gerik Aqila
yang talenta memasak tanpa kendala seperti orang ahli dalam bidang.
Arka tabjuk Aqila tidak sedikit kendala dalam memasak, biasa
nya kebanyakan perempuan di luar sana tidak tau masak, mereka bermodal uang
untuk membeli makan yang di inginkan, tanpa ingin tau cara memasak.
Siska kekasih nya saja tidak tau memasak, pernah sekali Arka
meminta Siska memasak jawaban yang di dapatkan tidak bisa, tapi itu tidak
membuat Arka kecewe karena ia sangat mencintai Siska apa ada nya dan menerima
kekurangan dan kelebihan Siska.
"Pikir apa sih aku, jauh-jauh pikiran bodoh aku tidak
boleh tertipu dengan semua ini, dia wanita bermuka dua sangat pandai bermain
drama, jangan sampai aku masuk perangkap nya." Batin Arka menolak jauh
semua tentang Aqila.
"Jangan menatap ku seperti itu, aku risih dengan
tatapan mu seakan takut aku akan meracuni mu." Menyadarkan lamunan Arka
terus memandang Aqila.
" Ak_ aku hanya takut kamu meracuni masakan yang kamu
masak untuk ku." Terbata-bata malu tertangkap sedang memperhatikan Aqila.
"Itu tidak akan terjadi, kamu jangan khawatir aku tidak
sejahat yang kamu pikirkan, karena aku ingin kamu sadar sebelum pergi dari
dunia ini kalau aku bukan orang yang seperti kamu pikirkan." Membalas
perkataan Arka hingga terdiam.
"Kamu kira aku percaya begitu saja dengan ucapan kamu?
jangan bermimpi karena itu tidak akan terjadi, aku sadar dan sangat sadar
bahkan yakin 1000 persen kamu dalang dari semua ini." Tidak percaya Arka
menolak mentah perkataan aqila..……(Bersambung bab 8 )
Penutup
Bagaimana? apakah anda penasaran dengan kelanjutan
ceritanya? Pasti nya ketagihan dong, baiklah mari kita lanjut membaca ke bab
selanjut nya yaitu Bab 8 Novel Pernikahan Di Atas Kertas
Posting Komentar untuk "Bab 7 Pernikahan Di Atas Kertas "