Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Bab 10 Pernikahan Di Atas Kertas

Novel berjudul Pernikahan Di Atas Kertas adalah sebuah novel yang bergenre romantis banyak orang yang dibuat ketagihan untuk membaca novel ini, novel ini sangat terkenal karena jutaan orang telah membaca novel ini dan merasa puas.

Novel ini dapat membuat guncangan emosi yang kuat bagi pembacanya, karena di setiap alur ceritanya membuat pembaca semakin ingin tau kelanjutan dari cerita nya.

Teman – teman pasti penasaran dengan ceritanya bukan? Pada kali ini saya akan memperkenalkan dan memberikan novel Pernikahan Di Atas Kertas, Kami yakin anda pasti akan suka dengan novel ini, mari kita simak bersama novel berikut ini

Novel Pernikahan Di Atas Kertas Bab 10

Arka terus mengomel tidak jelas, sudah 1 jam ia menunggu di meja makan Aqila belum juga turun.

"Kemana perempuan kampung itu. Kenapa sudah 1 jam belum juga turun? apa dia sedang bersemedi." Gumam Arka dengan pikiran yang mulai bercabang.

Pelayan yang melihat majikan nya mulai was-was, mereka takut Tuan nya menyakiti Aqila lagi.

15 menit kemudian Aqila keluar dari kamar dengan pakaian rapi menuju meja makan. Dapat di lihat wajah Arka yang ingin marah melihat Aqila muncul.

"Dari mana kamu, kenapa lama sekali? kamu pikir kamu siapa? majikan. Ingat posisi kamu di mansion ini hanya pengemis yang numpang tinggal, bukan ratu mansion ini." Maki Arka sejak tadi muak menunggu kedatangan Aqila dengan mood yang kurang bagus melihat masakan Art tidak menarik daya minat untuk di sentuh.

"Saya sadar posisi saya di sini! Tidak perlu kamu ingatin tiap hari, saya tidak pikun!" Balas Aqila entah sejak kapan ia tidak memiliki rasa takut sama Arka.

"Benar kah kamu sadar itu? tapi kenapa saya merasa tidak begitu. Sekarang saja kamu keluar dari kamar dengan pakaian rapi begini., mau kemana kamu? jangan harap untuk kabur dari sini!" Arka memandang intens Aqila membuat diri nya tidak nyaman di tatap seperti itu.

"Stop memandang ku seperti itu! Aku mau kemana itu bukan urusan mu. Urus saja urusan kamu sendiri, jangan mencampuri kehidupan ku." Balas Aqila tanpa gentar.

"Saya tidak sudi mencampuri kehidupan mu, jangan kepedean dalam berpikir, karena saya tidak berniat, berpikir saja saya jijik." Sombong Arka dengan sinis.

"Bagus jika begitu, saya lega dengar nya." Senang Aqila membuat Arka bingung melihat nya.

"Kenapa kamu senang? jangan berpikir untuk dekat dengan pria di luar sana! jika itu terjadi saya tidak senggang menyakiti kamu lebih dari sebelum nya." Ancam Arka serius.

Aqila mendengar perkataan Arka menjadi tak karuan hati nya berdebar kencang entah kenapa ia merasa bahagia mendengar Arka melarang keras diri nya berdekatan dengan pria di luar sana.

"Jangan berharap lebih, saya lakukan ini karena saya tidak ingin kamu bahagia dengan pria mana pun, kamu harus merasakan seperti apa yang saya rasakan." Tegas Arka menghancurkan hayalan Aqila yang sempat bahagia.

"Apa yang kamu tau isi pikiran saya hah? jangan sok tau, sedikit perasaan saya buat kamu tidak ada, bagaimana bisa sekarang kamu berkata saya menyukai kamu, jangan bermimpi hentikan pikiran kotor kamu itu." Balas Aqila kesal meski tak sesuai dengan yang di pikirkan dalam ucapan nya ini.

"Bagus kalau kamu sadar diri karena sampai kapan pun saya tidak akan menyukai kamu! Saya peringatkan pada kamu penderitaan kamu akan berhenti saat saya menemukan Siska, di saat itu juga saya akan talak kamu." Ucap Arka menatap penuh benci pada Aqila.

Hati Aqila mendadak perih, begitu benci nya Arka tidak menganggap penting arti pernikahan mereka, tetapi apa yang bisa di lakukan Aqila selain menerima. Pernikahan ini juga tanpa ada nya cinta jika di teruskan akan tambah sakit.

"Terserah kamu saja lebih cepat menemukan Kak Siska itu lebih baik, jadi saya tidak perlu lama-lama tinggal di sini bersama kamu." Balas Aqila memandang Arka duduk di bangku tanpa menyentuh makanan yang sudah di hidang kan pelayan.

"Iya semoga saja kamu tidak terlibat dalam masalah ini, jika iya akan saya pasti kan kamu mendapat balasan 2X lipat dari perbuatan kamu lakukan kepada saya dan Siska." Ancam Arka meremas gelas minum hingga pecah. Tanpa peduli rasa sakit di tangan nya.

Berbeda dengan Aqila, ia menjadi khawatir dengan apa yang terjadi, tangan Arka sudah di penuhi darah yang mengalir menetes ke lantai.

Aqila meninggalkan Arka mencari kotak P3k di laci, setelah menemukan ia kembali menemui Arka. Awal nya Arka berpikir Aqila pergi karena muak, ternyata dugaan nya salah Aqila pergi mengambil kotak P3k untuk mengobati tangan yang berdarah.

"Berikan tangan mu, nanti bisa infeksi jika tidak segera di obati." Menarik paksa tangan Arka, dengan cepat tarikan itu di tepis.

"Jangan menyentuh saya dengan tangan kotor mu itu. Bukan nya sembuh nanti tambah infeksi." Hina Arka tak digubris Aqila tetap memaksa mengobati Arka.

Marah yah marah Aqila tidak peduli niat nya hanya satu saat ini, mengobati meski terus di tolak ia akan lebih keras kepala kali ini, semua demi kebaikan Arka bukan dirinya.

Aqila terus memaksa menarik tangan Arka semakin mengeluarkan darah, jika dibiarkan lebih lama bisa infeksi. Arka tidak peduli bahkan kebaikan Aqila yang ingin mengobati nya mentah-mentah di tolak dengan kasar.

"Apa kau tuli!" Teriak Arka."Sudah saya bilang jangan menyentuh saya dengan tangan kotor kamu." Sambung Arka menatap jijik Aqila.

"Kenapa kamu sangat keras kepala, lihat sekarang tangan mu sedang terluka, buang ego mu jangan sakitin diri sendiri hanya karena amarah." Balas Aqila dengan tatapan berbalik.

"Sana pergi dari hadapan ku." Lagi dan lagi Arka teriak, kali ini tepat di gendang telinga Aqila.

"Saya tidak akan pergi sebelum mengobati luka kamu, terserah kamu mau bilang apa saya tidak perduli." Bantah Aqila keras kepala tanpa memikirkan diri sendiri.

Aqila tidak perduli jika harus di sakiti lagi, niat nya tulus ingin mengobati tangan Arka.

"Semakin kamu memaksa, semakin saya merasa jijik dengan sentuhan kamu. Stop berlagak baik atau pun keras kepala karena itu tidak membuat saya berubah pikiran tentang kamu. Sekali ular tetap ular tidak akan berubah, jadi hentikan harapan kamu yang ingin di nilai baik." Hina Arka tanpa berpikir perkataan nya sangat tajam setajam silet.

"Kamu bebas mengatai saya dengan mulut kamu. Dan saya tidak permasalahkan itu. Tapi sekali ini saja biarkan saya mengobati kamu, jika di biarkan bisa infeksi, lihat darah kamu terus keluar." Jelas Aqila dengan lembut menunjukkan darah yang terus menetes di lantai.

"Berikan kotak nya pada Bibi, saya tidak sudih kamu mengobati! " Ucap Arka menoleh Bibi sudah paham maksud majikan nya.

Pelayan tersebut mendekati Aqila mengambil kotak P3k yang di letak atas meja.

"Kalau begitu saya izin pergi dulu." Pamit Aqila beranjak pergi.

Belum 5 langkah berjalan terdengar suara teriakan siapa lagi kalau bukan macan." Berhenti!"..……(Bersambung bab 11 )

Penutup

Bagaimana? apakah anda penasaran dengan kelanjutan ceritanya? Pasti nya ketagihan dong, baiklah mari kita lanjut membaca ke bab selanjut nya yaitu Bab 11 Novel Pernikahan Di Atas Kertas

Posting Komentar untuk "Bab 10 Pernikahan Di Atas Kertas "