Bab 11 Pernikahan Di Atas Kertas
Novel berjudul Pernikahan Di Atas Kertas adalah sebuah novel yang bergenre romantis banyak orang yang dibuat ketagihan untuk membaca novel ini, novel ini sangat terkenal karena jutaan orang telah membaca novel ini dan merasa puas.
Novel ini dapat membuat guncangan emosi yang kuat bagi
pembacanya, karena di setiap alur ceritanya membuat pembaca semakin ingin tau
kelanjutan dari cerita nya.
Teman – teman pasti penasaran dengan ceritanya bukan? Pada kali
ini saya akan memperkenalkan dan memberikan novel Pernikahan Di Atas Kertas,
Kami yakin anda pasti akan suka dengan novel ini, mari kita simak bersama novel
berikut ini
Novel Pernikahan Di Atas Kertas Bab 11
Seketika tubuh Aqila merespon perkataan Arka, Ia berhenti
tepat mendengar teriak nya.
Aqila langsung berbalik menghadap Arka dengan tatapan
bertanya kenapa.
"Ada apa? jika kamu hanya ingin ribut jangan sekarang,
saya harus segera pergi interview kerja, bukan nya kamu sendiri yang bilang
tidak ingin menafkahi saya, jadi tidak ada larangan buat kamu untuk melarang
saya." Ucap Aqila.
"Saya tidak melarang kamu jangan kepedean."
"Terus ini apa? kenapa kamu memberhentikan saya, jika
tidak ada yang ingin kamu katakan."
"Jangan besar kepala wanita ular, tujuan saya
memberhentikan kamu hanya ingin menyuruh kamu masak, bukan yang lain!"
Jelas Arka tanpa malu.
Aqila mengerutkan kening bingung maksud dari Arka, di
hadapan nya sudah ada makanan terus buat apa menyuruh masak lagi, bukan nya
kemarin dia sendiri yang bilang masakan nya tidak enak terus ini apa, kenapa
cepat sekali berubah penilaian nya.
"Kenapa harus masak, di depan kamu sudah ada makanan,
lagi pula bukan nya kemarin kamu yang bilang masakan ku tidak enak? terus
kenapa menyuruh ku masak jika ujung nya akan menghina masakan ku lagi."
Bantah Aqila tak habis pikir semalam saja menghina sekarang ingin di masakin
lagi, dasar pria aneh.
"Bukan urusan kamu! Sekarang lakukan perintah ku jangan
banyak bantah." Perintah Arka bingung dengan diri nya kenapa ingin makan
masakan Aqila tidak seperti biasa diri nya seperti ini.
"Tidak! Aku tidak punya waktu untuk memasak buat kamu
jadi silakan santap saja makanan yang ada di hadapan mu! Permisi." Balas
Aqila.
Saat Aqila beranjak pergi, Arka kembali teriak kali ini
lebih keras dari sebelum nya." Saya akan membayar kamu berapa saja yang
kamu ingin kan!"
"Saya tidak perlu uang dari kamu, saya tidak sudi!
Lebih baik saya bekerja dengan gaji kecil dari pada harus memasak untuk pria
kasar seperti kamu." Balas Aqila berani tanpa ragu
"Cwuihh." Arka meludahi lantai mendengar perkataan
Aqila." Wanita ular seperti kamu patut di acungkan jempol, perkataan kamu
sangat indah di telinga, mungkin saja jika bukan saya orang nya pasti banyak
orang mengira kamu wanita baik, tapi sangat di sayangkan saya tidak
begitu." Hina Arka memandang rendah Aqila.
"Terserah kamu mau menghina saya seperti apa, saya
tidak melarang itu hak mu! Assalamualaikum." Salam Aqila meninggalkan Arka
yang masih belum puas semua perkataan nya selalu di jawab.
"Wanita ular mau kemana kamu, saya belum selesei
bicara, saya bisa membayar mahal berapa pun itu sebut saja nominal yang kamu
mau akan saya kasih." Teriak Arka tak di gubris Aqila.
Aqila malas meladeni perkataan Arka yang menganggap semua
dengan mudah dengan bantuan uang, apa pikiran nya uang dapat membeli apa saja
yang ia mau. Aqila tidak habis pikir dengan jalan otak orang kaya menganggap
uang segala nya.
"Ya Allah berikan hamba kesabaran ekstra menghadapi
pria kasar seperti Arka. Hamba akan berusaha menjalani pernikahan ini sampai
kak Siska ketemu, bukan hamba ingin mempermainkan ikatan suci yang sakral ini
Ya Allah. Jika pernikahan ini terus di lanjutkan hanya menambah
penderitaan" Batin Aqila
"Dasar wanita ular, luar nya saja menolak tawaran ku,
dalam nya pasti menyesal. Akting mu sangat bagus, tapi tidak untuk ku."
Ucap Arka memandang kepergian Aqila yang tidak terlihat lagi.
Mendengar hinaan majikan kepada istri nya, Art menggeleng
kepala. Apa kesalahan Nyonya Aqila hingga di benci seperti ini, sejauh mata
melihat dan mengenal nyonya Aqila baik dan ramah kepada semua tanpa memandang
rendah pelayan atau lain nya.
"Ya Allah kuat kan nyonya Aqila menghadapi ujian ini,
nyonya Aqila perempuan baik meski baru sebentar mengenal nya, hamba sudah jatuh
hati dengan sikap nya yang baik dan ramah kepada semua orang." Batin Bibi
penuh harap doa nya cepat terkabul.
Arka bangun setelah di obati Bibi tanpa menyentuh hidangan
yang sudah di sajikan pelayan. Mood nya tidak baik kali ini, karena Aqila terus
membantah.
"Tuan makan nya bagaimana?" Tanya Art memberanikan
diri melihat majikan nya pergi tanpa menyentuh makanan.
"Buang saja, mood saya sudah hilang." Jawab Arka
tanpa menoleh terus berjalan.
"Dasar wanita ular kamu sudah membuat mood makan ku
kacau hari ini. Lihat saja balasan yang aku berikan." Gumam Arka keluar
mansion menuju perusahaan.
Aqila kini telah tiba di sebuah perusahaan tempat ia
mengajukan lamaran di posisi karyawan biasa, entah bagaimana ia sendiri bingung
bisa di panggil interview dengan lulusan SMA.
Aqila mencoba prasangka baik mungkin ini rezeki nya setelah
menghadapi ujian hidup selama ini.
Semua mata karyawan menatap rendah Aqila yang memakai kemeja
putih lengan pendek, rok di atas lutut, dan heels sepatu 2 centi dengan rambut
sengaja di gerai kan. Aqila tidak perduli tatapan sinis mereka menganggap
rendah, tujuan kesini hanya bekerja untuk mendapatkan uang tidak lebih.
"Selamat pagi Buk, saya Aqila kemarin sempat dapat
email dari HRD untuk interview kerja hari ini." Ucap Aqila ramah.
Kini Aqila telah berada di ruang interview setelah di beri
arahan.
Semua pertanyaan di jawab benar dan tepat oleh Aqila, atasan
tersebut kaget bagaimana bisa lulusan SMA bisa menjawab pertanyaan Sarjana
sedangkan Aqila bukan lulusan sarjana.
"Apa kamu lulusan SMA?" Penasaran manajer sejak
tadi kaget Aqila menjawab semua dengan benar tanpa ragu.
"Iya Bu, seperti tertulis di CV saya hanya lulusan SMA."
Jawab Aqila ikut bingung kenapa tiba-tiba ibu manajer bertanya seperti itu.
"Yah saya sudah melihat CV kamu, tapi bagaimana bisa
kamu bisa menjawab dengan tenang dan benar semua pertanyaan saya. Banyak
pelamar yang gagal dengan pertanyaan ini bahkan mereka sarjana bukan lulusan
SMA kayak kamu." Jelas nya.
"Semua ini sudah kehendak di atas, kita sebagai umat
nya hanya bisa mengikuti apa yang sudah di atur. Begitu juga yang ibu katakan
tadi, mungkin saja ini bukan rezeki mereka." Ucap Aqila bijak
"Kamu ternyata bukan hanya cantik, tapi juga pintar dan
bijak, saya yakin suami kamu sangat beruntung memiliki istri seperti
kamu." Puji Ibu tersebut.
Aqila hanya senyum tanpa membalas pujian ibu tersebut,
karena semua itu tidak benar. Tidak ada kata beruntung bagi kedua meski itu
dari Aqila atau pun Arka, yang ada hanya penyiksaan dan penderitaan yang selalu
Aqila rasakan bersama Arka..……(Bersambung bab 12 )
Penutup
Bagaimana? apakah anda penasaran dengan kelanjutan
ceritanya? Pasti nya ketagihan dong, baiklah mari kita lanjut membaca ke bab
selanjut nya yaitu Bab 12 Novel Pernikahan Di Atas Kertas
Posting Komentar untuk "Bab 11 Pernikahan Di Atas Kertas "