Bab 12 Pernikahan Di Atas Kertas
Novel berjudul Pernikahan Di Atas Kertas adalah sebuah novel yang bergenre romantis banyak orang yang dibuat ketagihan untuk membaca novel ini, novel ini sangat terkenal karena jutaan orang telah membaca novel ini dan merasa puas.
Novel ini dapat membuat guncangan emosi yang kuat bagi
pembacanya, karena di setiap alur ceritanya membuat pembaca semakin ingin tau
kelanjutan dari cerita nya.
Teman – teman pasti penasaran dengan ceritanya bukan? Pada kali
ini saya akan memperkenalkan dan memberikan novel Pernikahan Di Atas Kertas,
Kami yakin anda pasti akan suka dengan novel ini, mari kita simak bersama novel
berikut ini
Novel Pernikahan Di Atas Kertas Bab 12
Saat ini Aqila mulai bekerja di perusahaan Altar William,
setelah melihat hasil wawancara mereka puas dengan hasil Aqila sangat bagus
mengalahkan pelamar lain yang bermodal ijasah sarjana.
Aqila bahagia akhirnya ia di terima kerja. Satu hal yang
membuat ia tidak menyangka, ia di terima di posisi tinggi di mana seharusnya
posisi itu di isi dengan orang yang memiliki wawasan luas bukan dirinya hanya
lulusan SMA wawasan sangat sempit.
"Apa Ibu serius dengan apa yang di katakan? saya
lulusan SMA, bagaimana bisa jadi sekretaris Ceo? bukan nya itu memalukan?"
Tanya Aqila.
"Kamu jangan khawatir, nilai kamu sangat bagus di
banding semua pelamar yang ada, meski hanya lulusan SMA otak kamu berada di lever
sejajar dengan lulusan sarjana, jadi jangan pikirkan lagi." Kata Ibu HRD.
"Baiklah jika itu keputusan Ibu, saya ucap kan terima
kasih banyak sudah mau terima saya bergabung di perusahaan ini." Balas
Aqila bahagia.
Aqila tidak menyangkah hanya lulusan SMA ia bisa berada di
posisi ini. Rasa syukur tidak habis ia panjatkan kepada yang kuasa atas rezeki
dan ridho yang di berikan.
Aqila sekarang sudah berada di ruang yang akan ia tepati
menjadi sekretaris saat ini.
Menelusuri setiap sudut ruangan Aqila terus di buat kagum
dengan ruangan dengan interior dan desain luar negeri yang biasa ia nonton.
"Bagaimana Bu apa ruangan nya ada yang kurang, atau
kurang nyaman begitu?" Tanya staff yang mengantar Aqila.
"Tidak ada Bu, semua sudah pas saya nyaman tidak perlu khawatir."
Jawab Aqila bukan hanya nyaman, bahkan ia akan sangat nyaman.
"Baguslah jika begitu, saya permisi dulu jika ada yang
ingin ibu butuhkan segera hubungi saya." Kata Staff tersebut.
"Baiklah. Panggil saya Qila saja, di lihat umur kita
gak beda jauh."
"Iya Qila, kamu juga bisa panggil saya Dewi."
Balas Dewi.
"Baiklah Dewi sekali lagi terima kasih." Tulus
Aqila sebelum Dewi meninggalkan ruangan nya.
🌺🌿🌺
Berbeda Aqila berbeda juga dengan Arka saat ini sangat kesal
setelah kejadian pagi Aqila membantah keras padahal ia sangat ingin makan
masakan Qila.
"Dasar wanita ular kau sudah merusak mood ku jadi
berantakan." Ucap Arka marah melempar semua dokumen yang berada di meja.
Arka memencet tombol telepon."Segera masuk."
Singkat Arka lalu menekan mati tombol.
Di ujung sana orang yang di hubungi mengumpat kesal atasan
nya yang selalu seenak jidat perintah, tanpa tahu apakah orang tersebut sibuk
atau tidak.
"Syukur kamu atasan ku." Kata Yudha menghela
nafas.
Yah orang tersebut bernama Yudha, dia sahabat Arka sejak
orok. Orang tua Arka sangat berjasa tanpa mereka yudha tidak bisa seperti ini
mungkin akan menjadi gelandangan di luar sana.
"Ada apa memanggil gue?" Tanya yudha belum sadar
dengan isi ruangan Arka seperti kapal pecah.
"Batalkan semua pertemuan hari ini." Kata Arka
malas menemui klien dengan mood yang buruk.
"Tapi kenapa dadakan Arka?" Bingung Yudha."
Astagfirullah kenapa ruangan ini seperti kapal pecah, apa yang terjadi?"
Kaget Yudha baru sadar melihat ke arah bawah lantai banyak dokumen berserakan.
"Semua ini karena wanita ular! dia sudah merusak mood
ku berantakan kayak gini." Ucap Arka menyalahkan Aqila atas apa yang
terjadi.
"Wanita Ular?" Bingung Yudha menautkan alis tidak
mengerti maksud perkataan Arka.
Siapa wanita ular. Apa hubungan mood hancur dengan
pembatalan janji. Yudha makin pusing otak nya hampir pecah memikirkan sesuatu
yang tidak di mengerti.
"Yah wanita ular otak dari hilang nya Siska." Jawab
Arka.
"Jadi mood lho begini karena perempuan itu? apa yang
dia perbuat hingga mood seorang Arka Dirgantara bisa mudah rusak hanya karena
seorang wanita." Penasaran Yudha tidak biasa Arka begini hanya karena
seorang perempuan.
"Dia selalu membantah semua perkataan ku, bahkan
berkali-kali di sakiti, dia makin berani bukan takut. Bukan kah itu aneh?
bahkan dia menolak memasak untuk ku." Jawab Arka mengingat semua perlakuan
kepada Aqila bukan takut ini semakin menjadi.
"Maksud lho apa tadi, masak? gue gak salah dengar ini?
sejak kapan loh doyan masakan orang?" Ejek Yudha bingung perubahan Arka
sangat aneh.
"Emang lho pikir gue apaan? asal lho tau masakan wanita
ular sangat enak, gue jamin kalau lho coba bakal ketagihan." Ucap Arka
keceplosan mengatakan masakan Aqila enak.
"Ternyata begitu masakan nya enak, pantas seorang Arka
Dirgantara ketagihan ternyata enak yah." Ejek Yudha bahagia akhir nya bos
sekaligus sahabat nya bisa merasakan.
"Awas lho kalau bilang sama wanita ular, gue pecat hari
ini juga." Ancam Arka menatap tajam Yudha.
"Jadi cerita nya lho gengsi? pantas dia gak mau masak,
pasti lho katain masakan dia gak enak yah?" Tebak Yudha yakin bahkan
sangat yakin.
Melihat anggukan Arka, Yudha geleng kepala sifat Arka tidak
pernah berubah selalu gengsi dan mengutamakan harga diri dari apa pun yang ada.
"Bro sampai kapan seperti ini, bagaimana dia mau masak
kalau lho katain gak enak. Coba lho pikir pakai logika mana ada perempuan yang
mau masak jika masakan nya saja di bilang gak enak, jadi untuk apa masak jika
ujung nya sama di katain lagi." Jelas Yudha.
"Apa seperti itu? bagaimana kau bisa tau?" Tanya
Arka.
"Bro semua orang juga bakal tau hanya mendengar cerita
mu ini. Ayolah Ar sadar jangan bodoh kayak gini." Hina Yudha langsung di
tatap tajam Arka.
"Sudah bosan kerja?" Singkat Arka.
"Maaf Bro, saya masih butuh kerjaan untuk modal kawin
nanti."
"Makanya jangan sekali mengejek atau menghina, kalau
masih ingin kerja di sini."
🌺🌿🌺
Setelah tiba Aqila segera masuk membersihkan diri, badan nya
terasa lengket seharian kerja sangat menguras tenaga dan pikiran, ternyata
kerja di kantoran sangat melelahkan.
"Huff jadi sekretaris ternyata banyak sekali tugas nya,
tapi lumayan sih dengan besar gaji hitung-hitung sebagian gaji ditabung."
Gumam Aqila membersihkan sisa makeup yang di tancap.
Saat ingin masuk ke kamar mandi ada seseorang menggedor
pintu kamar. Saat Aqila ingin membuka, pintu sudah terbuka duluan.
"Apa yang kau lakukan, kenapa lama sekali, apa kau
tuli!" Marah Arka sejak tadi mengetuk pintu, tapi tak di gubris hingga ia
harus membuka sendiri.
"Ada perlu apa mencari saya? jika hanya ingin menghina
seperti ini silakan di pending dulu, saya ingin mandi." Balas Aqila tidak
peduli reaksi apalagi yang Arka berikan, ia sudah siap melawan..……(Bersambungbab 13 )
Penutup
Bagaimana? apakah anda penasaran dengan kelanjutan
ceritanya? Pasti nya ketagihan dong, baiklah mari kita lanjut membaca ke bab
selanjut nya yaitu Bab 13 Novel Pernikahan Di Atas Kertas
Posting Komentar untuk "Bab 12 Pernikahan Di Atas Kertas "