Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Bab 83 Pernikahan Di Atas Kertas

Novel berjudul Pernikahan Di Atas Kertas adalah sebuah novel yang bergenre romantis banyak orang yang dibuat ketagihan untuk membaca novel ini, novel ini sangat terkenal karena jutaan orang telah membaca novel ini dan merasa puas.

Novel ini dapat membuat guncangan emosi yang kuat bagi pembacanya, karena di setiap alur ceritanya membuat pembaca semakin ingin tau kelanjutan dari cerita nya.

Teman – teman pasti penasaran dengan ceritanya bukan? Pada kali ini saya akan memperkenalkan dan memberikan novel Pernikahan Di Atas Kertas, Kami yakin anda pasti akan suka dengan novel ini, mari kita simak bersama novel berikut ini

Novel Pernikahan Di Atas Kertas Bab 83

Mereka berusaha sabar menahan diri untuk tidak melepas kendali mendengar hinaan lancang dari mulut tak bermoral seperti orang tua angkat Aqila.

Meski sudah berjasa merawat dan membesar Aqila, namun semua tidak bisa di toleransi jika sudah menghina putri kesayangan nya.

Penjelasan mereka tak membenarkan, Ingin sekali saat ini juga protes, tapi Arka lebih lebih memberi kode pada mertua nya untuk sabar sebentar lagi, biarkan dirinya mengorek sedikit informasi.

"Mama tidak boleh percaya hanya mendengar satu bela pihak, belum tentu perkataan Siska benar. Mama juga harus mendengar versi Qila, baru bisa menyimpulkan mana yang benar dan salah, jangan seperti ini. Jangan karena Siska anak kandung Mama jadi lebih percaya dan Qila, yang bukan anak kandung Mama tidak percaya. Ini namanya tidak adil." Protes Arka tidak terima istri nya di perlakuan seperti ini.

"Kenapa Nak Arka membela Qila? bukannya tujuan kesini ingin mengadu kelakuan Qila?" Bingung Mama Ana menatap Arka.

"Kata siapa? Mama dan Papa saja cepat menyimpulkan sesuatu, kami belum berkata apapun tapi sudah duluan bicara, jadi kami biarkan tanpa memotong."

"Jadi kedatangan kalian kesini bukan untuk membahas kelakuan buruk Qila? terus tujuan nya apa?"

"Stop Mama berkata seperti itu!" Bentak Arka menatap tajam Mama Ana kesabaran nya sudah habis, berusaha sabar tapi semakin sabar mereka terus memancing."Sebenarnya kata itu harus Mama katakan pada Siska putri kesayangan Mama bukan Qila istri Arka."

Mendengar bentakan Arka semua kaget, Farel tidak menyangka Arka orang pertama yang marah bukannya tadi sikapnya tenang kenapa mendadak meledak.

Mama Ana dan Papa Lion tidak menduga perkataan nya tadi dapat membuat Arka marah seperti ini.

Mereka berpikir pernikahan nya dan Aqila tidak baik saja yang akan berujung perceraian. Namun semua salah,dari raut wajah Arka sangat marah mendengar Aqila terus di katai membuktikan Arka telah jatuh hati.

"Kenapa kamu membentak kita Arka?" Tanya Papa Lion buka suara tidak terima di bentak mantu sendiri.

"Kalian pantas, bahkan sekarang saya tidak sudi memanggil kalian dengan sebutan Papa dan Mama. Panggilan itu hanya cocok pada orang yang benar sayang sama Qila bukan sebaliknya."

"Jangan kurang ajar! Kamu pikir tanpa kami sekarang Qila bakal hidup di dunia dan menikah dengan mu?" Tanya menatap wajah marah Arka.

"Oh, jadi sekarang kalian ingin mengungkit betapa besar jasa kalian pada Qila?" Tatap Arka tajam penuh amarah terpancar di bola mata. Bahkan ruang ini juga ikut merasakan hawa panas dari amarah Arka.

"Kenapa tidak, kalau bisa di ungkit?" Tatap balik Papa Lion tidak suka dengan sikap Arka ini.

Prokk... prokk... prokk...

Semua menoleh pada Farel yang menepuk tangan seperti memberi sambutan dukungan.

"Kenapa tidak lanjutkan? saya hanya bertepuk tangan sebagai apresiasi dukungan kepada Bapak dan Ibu!" Ucap Farel menekan setiap kata yang keluar dari mulut nya.

Tepukan nya sukses menjadi perhatian mereka yang lagi debat.

"Apresiasi apa?" Bingung Papa Lion tidak paham maksud perkataan Farel.

"Kalian lupa ya? apa karena kebanyakan dosa sehingga hal yang baru di bicarakan terlupakan?" Sindir Farel menatap ejek pada kedua orang di hadapan nya.

"Jaga perkataan mu anak muda, tidak pantas bicara seperti itu pada orang tua!" Tegur tidak suka dengan kata yang di ucapan Farel barusan.

"Kenapa? apa perkataan saya ini salah? atau anda berdua tersinggung dengan ucapan saya barusan?" Tanya Farel berlagak tidak tau, bahkan terus memancing amarah mereka.

"Siapa orang tua mu anak muda, hingga kamu menjadi tidak sopan seperti ini! Apa orang tuamu tidak mengajar kan sopan santun bagaimana cara bicara pada orang yang lebih tua!" Marah nya tanpa sadar orang tua dari anak muda yang di bicarakan ada di hadapannya.

Daddy Rama yang muak dengan diam nya ini membuka suara.

"Saya orang tua dari anak yang Anda bilang anak muda!" Lantang nya seakan membuat ruangan ini ikut terdiam dengan suara tegas nya.

Aura pemimpin seakan ikut keluar saat ini, Arka yang baru sekali melihat amarah Daddy Rama bergidik ngeri.

Farel tersenyum senang, kalian sudah salah bicara Bapak Ibu terhormat. Jika sudah membangun harimau akan sangat susah untuk menidurkan.

"Kalian salah memilih lawan, jika sudah seperti itu tidak akan ada yang bisa membela kalian kecuali diri sendiri." Batin Farel bersorak riang bahagia melihat Daddy sudah turun tangan.

"Jadi Bapak orang tua nya? apa Ibu ini?" Ucap nya berganti menoleh pada Mommy Sari.

"Iya, Saya Ibu nya." Kata Mommy buka suara melihat pandangan nya.

"Bagus, jadi tidak perlu saya mencari jauh orang tuanya jika orang tuanya sudah berada di sini. Saya jadi berpikir kenapa ada orang tua seperti kalian, yang hanya diam melihat anak nya berkata tidak sopan seperti ini sama orang yang lebih tua, apa ini didikan kalian?" Cibir Papa Lion tanpa tau siapa orang di hadapan nya ini.

Sekali hentakan jari keluarga Darmato bisa Daddy Rama hancurkan tanpa bersusah payah mengotori tangan, hanya sekali sambungan telpon semua langsung beres.

Namun hal itu tidak di lakukan karena masih menghargai jasa mereka pada Aqila.

"Saya tidak akan marah dengan semua perkataan anda, saya menghargai karena anda sudah merawat dan membesarkan putri saya. Tapi satu hal yang perlu anda berdua tau putri saya bukanlah anak pembawa sial atau seperti apa yang kalian katakan, apa tadi? membuang?" Tanya Daddy melihat kedua orang serius memandang nya."Kalian salah besar tidak ada yang membuang siapa di sini karena kesialan. Tepat nya di culik lalu di buang, baru benar." Sambung nya.

Mereka kaget perkataan Daddy Rama seakan susah untuk mereka terima kenyataan. Anak yang mereka pikir di buang karena kehidupan keluarga kandung tidak berkecukupan ternyata salah.

Namun hal itu tidak membuang goyang atau takut karena saat ini mereka belum tau siapa orang di hadap nya ini. Hingga mereka terus menghina tanpa filter bahasa yang akan di ucapkan.

"Jadi Qila putri kalian, pantas kelakuan nya sama dengan anak pria ini." Menatap sinis pada Farel.

Mendapat tatapan sinis tersebut, Farel tidak terima.

"Benar kah begitu? apa Bapak dan Ibu memiliki kaca? kalau tidak punya akan saya belikan sekarang. Sebelum mengatai orang silakan berkaca dulu apa di sini saya dan adik saya yang bersikap buruk atau anak Bapak dan Ibu yang sangat buruk bahkan murahan." Hina balik Farel dengan amarah yang tidak bisa di kendalikan lagi.

Sebelum ke rumah orang tua angkat Aqila. Dia sempat mencari tau sedikit tentang keluarga Darmato, tanpa sengaja melihat video viral Siska melayani kedua pria di waktu yang sama.

Farel masih belum tau salah satu pria di dalam video tersebut adalah Arka. Jika tau tamatlah riwayat nya. Namun keberuntungan masih berpihak padanya hingga tidak ada yang mengenal nya.

"Apa maksud anda mengatai anak saya murahan!" Marah menaikan satu okta suara tidak terima anak semata wayang nya di katai.

"Santai... Santai... Jangan teriak nanti darah tinggi nya naik bagaimana? Sekarang Bapak minum dulu." Menyodorkan minum dengan sikap seolah tidak terjadi apapun………(Bersambung  Bab 84 )

Posting Komentar untuk "Bab 83 Pernikahan Di Atas Kertas "