Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Bab 80 Pernikahan Di Atas Kertas

Novel berjudul Pernikahan Di Atas Kertas adalah sebuah novel yang bergenre romantis banyak orang yang dibuat ketagihan untuk membaca novel ini, novel ini sangat terkenal karena jutaan orang telah membaca novel ini dan merasa puas.

Novel ini dapat membuat guncangan emosi yang kuat bagi pembacanya, karena di setiap alur ceritanya membuat pembaca semakin ingin tau kelanjutan dari cerita nya.

Teman – teman pasti penasaran dengan ceritanya bukan? Pada kali ini saya akan memperkenalkan dan memberikan novel Pernikahan Di Atas Kertas, Kami yakin anda pasti akan suka dengan novel ini, mari kita simak bersama novel berikut ini

Novel Pernikahan Di Atas Kertas Bab 80

Melihat wajah serius Aqila. Arka mengangguk menyetujui.

"Silakan katakan apa yang ingin kamu tanyakan." Arka menatap Aqila siap menjawab.

"Aku mohon jawab lah jujur, Aku ingin menjalani rumah tangga ini dengan keterbukaan satu sama lain tanpa adanya kebohongan." Aqila menatap mohon Arka untuk jujur apa pun pertanyaan dari jawabannya itu.

Arka mengangguk iya. Mengajak Aqila bangun untuk duduk di sofa agar lebih enak bicara, tidak mungkin dengan keadaan sekarang nya yang menunduk sejajar kan posisi Aqila.

Sebelum bertanya Aqila menarik nafas dalam lalu menghembus perlahan. Setelah siap dan yakin Aqila melemparkan pertanyaan pada Arka.

"Kejadian tempo hari di video apa kalian melak_" Belum selesai mengatakan jari telunjuk milik Arka mendarat sempurna di bibir Aqila.

"Setts." Menggeleng kepala untuk tidak melanjutkan perkataan nya.

"Jangan lanjutkan lagi, aku berani berjanji demi anak yang akan kamu kandung nanti. Aku tidak melakukan lebih sama Siska."

Sontak Aqila memukul lengan Arka.

"Auwh, kok di pukul sih?"

"Gak usah sembarang, aku serius."

"Aku juga serius, kapan aku bilang becanda."

"Gak usah alihkan topik! Aku serius ini apa kamu melakukan hal yang dapat membuat Kak Siska hamil?" Serius Aqila ingin mendengar langsung Arka.

"Apa kamu gila!" Kaget Arka sedikit menaikan nada bicara." Se cinta aku sama Siska tidak bodoh juga, aku tau perbuatan ku ini sangat salah karena menyentuh barang bekas yang sudah di jajah pria lain. Aku sebenarnya tidak ingin melakukan hal itu, tapi tidak ada cara lain saat itu pemikiran ku hanya berpikir ke arah situ hingga hanya itu yang ku lakukan."

Aqila mendengar nada bicara Arka berbeda dari sebelum, sedikit naik kaget menatap tidak percaya. Arka menyadari hal yang di perbuatan barusan segera meminta maaf.

"Maaf, aku tidak bermaksud seperti itu. Aku tau aku salah sudah menjelajah tubuh Siska, sebenarnya itu tidak perlu aku perbuatan, tapi saat itu pikiran ku buntu tanpa berpikir panjang akan jadi seperti ini."

"Bersihkan dirimu, bajunya ada di kasur!" Ujar Aqila bangun tidak merespon perkataan Arka barusan.

Arka memeluk Aqila dari belakang yang berdiri ingin melangkah pergi. Mendapat pelukan dadakan dari Arka. Aqila diam entah apa yang di pikirkan.

Mendekati gendang telinga Aqila, Arka membisikkan sesuatu." Maaf, aku mohon jangan marah, bukannya ini hari terakhir kita bersama setelah ini kita tidak akan berjumpa lagi."

Aqila tidak membalas perkataan Arka, dia balik menatapnya."Bersihkan dirimu, aku ingin istirahat badan ku sangat lelah hari ini." Melepas perlahan dan berjalan menuju tempat tidur.

Tidak ada balasan keluar dari mulut Arka selain memandang kepergian Aqila yang mungkin sedang marah dengan penjelasan nya tadi.

Mengambil pakaian di atas kasur berjalan menuju kamar mandi. Aqila melihat kepergian Arka Kembali membuka mata setelah pura-pura memejamkan mata.

"Maafkan aku Arka, saat ini aku sudah memaafkan mu, tapi tak tau kenapa mendengar penjelasan barusan perasaan ku tak terima." Gumam Aqila bingung dengan diri sendiri.

Kembali menjatuhkan diri dan menutup mata menuju alam mimpi penuh kebebasan tanpa ada larangan.

Arka keluar mendapatkan Aqila sudah tertidur. Berjalan menuju tempat tidur dan ikut menjatuhkan diri disamping nya.

Memandang wajah natural Aqila tanpa make-up terlihat lebih cantik. Tidak bosan Arka memandang sesekali mengelus pipi nya dengan lembut dan pelan agar sang pemilik pipi tidak terbangun.

"Aku tidak tau saat ini aku sudah mencintai mu apa belum, yang jelas aku ingin memperbaiki semua yang ku perbuatan. Melihat mu dengan orang lain meski kakak sendiri sudah dapat membuat ku kesal, apa itu namanya cinta?" Ucap Arka mengecup kening Aqila, lalu kembali menatap nya.

"Meski sekarang aku belum tau tentang perasaan ku pada mu benar cinta atau tidak. Aku berjanji akan setia menunggu, dan tidak akan berpaling atau bermain api di belakang mu." Yakin Arka dengan ucapan nya menatap Aqila yang tertidur cantik seperti bidadari.

Aqila belum sepenuhnya tertidur, dirinya kembali terbangun merasa ada sesuatu benda mendarat di keningnya.

Dirinya terharu mendengar semua janji Arka. Kata-kata nya seakan tersentuh sampai lubuk hati. Tidak menyangka akan dapat mendengar perkataan Arka seperti ini.

Ingin rasanya saat ini Aqila bangun, namun di tunda untuk mendengar lanjutan perkataan Arka. Menunggu beberapa menit tidak ada lanjutan saking penasaran dirinya membuka mata ternyata orang yang di tunggu sudah tertidur pulas.

"Ternyata sudah tidur pantas aku gak mendengar lanjutan nya." Melihat Arka tertidur menghadap ke arah tidur nya."Makasih sudah berkata seperti tadi, aku harap janji mu tadi dapat dipegang. Aku juga akan berjanji pada mu akan segera menyelesaikan pendidikan ku disana dengan cepat." Ucap Aqila kembali tidur berhadapan dengan Arka. Memandang pria yang dulu selalu menyakiti hati dan fisik nya.

***

Di sebuah kamar Siska duduk mengotak-atik komputer. Dirinya penasaran saat pertemuan bersama Aqila melihat seorang pria dan wanita tak asing yang pernah dia lihat entah dimana dia sendiri lupa.

Siska mengeluarkan semua kemampuan yang dimiliki. Dan akhirnya dia menemukan jika pria dan Wanita yang dia temui bersama Aqila adalah Keluarga Adijaya.

"Pantas saja aku merasa pernah ketemu, ternyata mereka anggota keluarga Adijaya.Tapi apa kaitan dengan Qila? kenapa bisa bersama dengan mereka? apa Qila bekerja bersama mereka?" Ucap nya pikir keras.

Siska masih belum mengetahui kebenaran tentang Aqila.

"Akan aku selidiki ada apa Qila dengan keluarga Adijaya?"

Mendadak otak nya mendapat sebuah ide untuk menghancurkan hubungan Aqila dan Arka lewat pria dari anggota keluarga Adijaya, tanpa tau siapa Aqila.

"Qila, kasihan dirimu salah memilih lawan." Ucap nya senyum penuh arti."Ini salah kamu sudah menantang Intan Siska Darmato, tidak akan ada kata ampun setelah semua telah aku mainkan." Bangun Siska menuju balkon memandang suasana malam yang sejuk dengan beribu rencana yang sudah dia pikirkan.

Ponsel Siska berdering panggilan masuk dari seseorang. Mengarah pada layar hijau dan panggilan langsung terhubung.

"Katakan apa yang sudah kau dapatkan hari ini?" Terus terang Siska tanpa basa-basi.

Siska marah mendapat laporan mereka yang tidak menemukan apapun."Kerja apa saja kalian ini? kenapa tidak bisa menemukan hal yang mudah, bagaimana jika ada lebih berat? Saya tidak mau mendengar alasan atau laporan tidak berhasil selain apa yang saya minta." Perintah Siska marah." Jangan pernah hubungi saya sebelum apa yang saya perintahkan dapat kalian kerjakan dengan benar." Langsung mematikan sambungan telpon sepihak dengan perasaan kesal dan marah hasil laporan orang suruhan nya tidak sesuai harapan yang di inginkan.

"Apa yang mereka lakukan sehari ini! Percuma bayar mahal jika kerjaan tidak ada yang beres." Maki Siska masuk membanting ponsel di atas tempat tidur………(Bersambung  Bab 81 )

Posting Komentar untuk "Bab 80 Pernikahan Di Atas Kertas "