Bab 78 Pernikahan Di Atas Kertas
Novel berjudul Pernikahan Di Atas Kertas adalah sebuah novel yang bergenre romantis banyak orang yang dibuat ketagihan untuk membaca novel ini, novel ini sangat terkenal karena jutaan orang telah membaca novel ini dan merasa puas.
Novel ini dapat membuat guncangan emosi yang kuat bagi
pembacanya, karena di setiap alur ceritanya membuat pembaca semakin ingin tau
kelanjutan dari cerita nya.
Teman – teman pasti penasaran dengan ceritanya bukan? Pada kali
ini saya akan memperkenalkan dan memberikan novel Pernikahan Di Atas Kertas,
Kami yakin anda pasti akan suka dengan novel ini, mari kita simak bersama novel
berikut ini
Novel Pernikahan Di Atas Kertas Bab 78

Melihat wajah kaget Arka mendengar kata 5 Tahun dengan
ekspresi mulut terbuka lebar saking terkejut dengan perkataan Farel. Arka tak
dapat berpikir lagi, ucapan Farel 5 tahun terus memutari otak nya.
Otaknya saat ini sudah buntut, Mengingat kembali harus di
pisahkan selama 5 Tahun dan selama itu tidak boleh datang berkunjung atau
bertemu. Seakan membuat kepala nya pusing tertimpa benda berat hingga terasa
sakit.
"Kenapa? apa kau keberatan apa perlu 10 tahun?"
Kata Farel menakuti Arka yang terlihat frustasi dengan ucapannya.
"Tidak... tidak... 5 tahun sudah sangat berat,
bagaimana jika benar 10 tahun." Tolak Arka.
"Kalau begitu Dill bukan? kau tidak boleh berkunjung ke
Amerika untuk menemui Qila, jika terbukti kau langgar, Terima sendiri resikonya
dan anggap itu pertemuan terakhir mu dengan Qila." Tegas Farel mengingat
ulang pada Arka.
Arka hanya mengangguk tanpa bisa berkata lagi.
"Bagus jika kau paham."
"Iya." Hanya satu kata yang keluar dari mulutnya.
Mommy melihat wajah lesuh Arka menjadi kasihan bagaimana
juga dia memiliki 2 putra. Jika keadaan nya berbalik apa mereka akan terima
seperti Arka.
Namun kembali mengingat kelakuan jahat terhadap putri nya,
rasa sakit kembali muncul tidak terima, namun apa daya nya nasi sudah menjadi
bubur berusaha untuk mengubah kembali ke bentuk awal tetap tidak akan bisa.
"Ya sudah sekarang kita makan malam dulu, Ayo Nak Arka
ikut gabung." Ajak Mommy melihat sudah waktunya.
Mereka berpindah posisi dari ruang keluarga ke ruang makan,
Arka melangkah masuk tidak semangat, semua penjelasan dan syarat dadakan ini
seakan terus memutari otak hingga tak bisa membuat dirinya tidak kepikiran.
Kini mereka telah duduk rapi menikmati hidangan makan malam.
Mommy menyiapkan makanan untuk suaminya dan begitu pun dengan Aqila menyiapkan
untuk Arka.
Mendapat perlakuan Aqila ini, Arka mendadak langsung
tersenyum. Ternyata begini rasanya menjadi suami, istri akan menghidangkan
sarapan sebelum dirinya sendiri.
Farel dan Bian melihat perlakuan adiknya pada Arka langsung
membuka suara seakan tidak suka Arka mendapatkan perhatian dari adiknya setelah
apa yang di perbuat.
"Qila kakak juga mau di siapkan kamu." Kata Farel
meminta untuk di layani juga.
"Kakak juga." Timpa Bian juga ingin sama seperti
perlakuan Aqila pada Arka.
Daddy dan Mommy melihat adegan cemburu tidak jelas ini,
hanya saling pandang bergantian lalu menggeleng kepala.
"Sini biar Mommy saja, biarkan Princess melayani suami
nya." Ujar nya menawarkan diri, namun di tolak keras kedua adik kakak ini.
"Tidak." Serempak keduanya.
"Kami ingin Qila, Mommy layani saja Daddy!" Kata
Bian menolak halus.
Aqila melihat bantahan kakaknya memutar bola mata jengah.
"Gapapa Mom, biar Qila saja." Ujar Aqila berpindah
tempat menyajikan hidangan untuk kedua kakaknya.
Arka melihat Kakak ipar nya ingin merebut Aqila, dalam hati
kesal membatin." Apa mereka tidak puas selama ini selalu bersama,
sedangkan aku baru sekali mendapat perhatian sudah kembali di rebut. Lihat saja
jika Qila sudah kembali padaku tidak akan aku izinkan kalian bertemu. Enak saja
ingin merebut semua perhatian istriku, kenapa tidak mencari istri juga biar
bisa di sayang dan di beri perhatian bukan seperti ini." Tatap Arka tidak
suka sama Farel dan Bian.
Menoleh pada Arka menatap mereka tidak suka, Bian menatap
balik. Dengan arti tatapan. jangan berani berpikir untuk mengambil semua
perhatian Aqila karena itu tidak akan terjadi.
Arka mendapat tatapan bermakna seperti itu tidak peduli dan
tidak takut, bahkan balik menatap tajam.
Kedua seakan sedang berperang tatapan.
Setelah selesai menyiapkan hidangan untuk kedua kakak nya
Aqila kembali ke tempat duduk nya, namun langsung di tahan Farel.
Duduk sini." Menepuk kursi samping nya.
Aqila memandang Farel dengan memberi kode ekor mata melirik
pada Arka, namun tidak peduli.
"Farel jangan seperti itu, biarkan Princess duduk di
samping suaminya, ini hari terakhir mereka jadi biarkan saja mereka duduk
berdampingan." Tegur Mommy tidak tega melihat wajah tidak enak Aqila.
"Biarkan saja Mom, kenapa saat itu tidak menggunakan
waktu dengan baik saat bersama Qila? kenapa baru sekarang, jadi bukan salah
Farel? ini salah nya!" Kata Farel tidak terima dengan teguran Mommy nya.
Mendengar perkataan anaknya masih saja kesal dan marah pada
perlakuan Arka dulu, Mommy menghela nafas gusar tidak tau harus berkata
apalagi, sungguh keras watak anaknya ini.
Farel sangat keras kepala jika sudah berkata A harus A,
tidak akan di ubah lagi. Wataknya sama persis dengan Kakek nya.
Watak Bian berbeda dengan Farel, Bian lebih mendominasi pada
watak Daddy nya tidak banyak bicara, sekali bicara langsung menakutkan seperti
boom.
"Duduk sini Qila!" menepuk ulang kursi samping
nya.
Aqila yang bingung harus duduk dimana, menatap minta bantuan
pada Daddy Dan Mommy yang menatap arah nya.
Tidak tega melihat Princess mereka pusing Daddy membuka
suara.
"Farel, biarkan Princess duduk di samping suaminya, ini
hari terakhir nya, kalau kamu kapan saja bisa. Kasihan adikmu pusing harus
memilih duduk dimana." Ujar Daddy menasehati sama seperti istrinya.
"Baiklah." Pasrah Farel menyetujui perkataan
Daddy, lalu memandang Aqila yang benar pusing memilih duduk dimana.
"Sana duduk dekat suami tak bermoral mu!" Ujar
Farel menghina Arka.
Aqila tak ambil pusing perkataan Farel. Mungkin saat ini
Farel lagi pms hingga sangat sensitive. Aqila duduk di samping Arka, dan
menikmati hidangan seperti mereka lain nya hanya ada suara denting piring dan
sendok yang terdengar.
Setelah selesei menyantap makan malam mereka kembali duduk
di ruang keluarga.
"Princess Karena Arka masih ada di sini, Daddy ingin
bertanya agar Arka dapat tau pasti berapa lama waktu yang kamu butuhkan untuk
menyeleseikan pendididikan?" Tanya Daddy membuka awal pembicaraan mereka.
"Iya Princess paling cepat menurut kamu berapa
lama?" Timpa Mommy memandang Aqila yang duduk di samping Arka.
"Qila gak tau Mom, Qila takut berjanji jika semua tidak
berjalan sesuai rencana. Jadi biarkan Qila melihat situasi jika memungkinkan
Qila akan usaha menyeleseikan secepatnya."
"Baiklah jika itu mau kamu, kita akan selalu mendukung
dan terus berdoa yang terbaik." Senyum Mommy.
"Arka nginap saja di sini, sekalian besok bisa ikut
antar Princess ke bandara."
"Iya Mom, terima kasih." Balas Arka, dalam hati
sudah loncat kegirangan bahagia.
Arka tidak menyangkah di izinkan untuk menginap disini,
meski tau kejahatan nya pada putri mereka begitu besar tetap saja bersikap
baik. Dia penuh tekad tidak akan mengecewakan mertua yang sudah besar hati
menerima dan memaafkan kesalahan nya.
"Aku berjanji akan membahagiakan Qila, tidak akan ada
air mata kesedihan selain air mata kebahagiaan." Janji penuh tekad dan
yakin Arka menatap Aqila………(Bersambung Bab 79 )
Posting Komentar untuk "Bab 78 Pernikahan Di Atas Kertas "