Bab 77 Pernikahan Di Atas Kertas
Novel berjudul Pernikahan Di Atas Kertas adalah sebuah novel yang bergenre romantis banyak orang yang dibuat ketagihan untuk membaca novel ini, novel ini sangat terkenal karena jutaan orang telah membaca novel ini dan merasa puas.
Novel ini dapat membuat guncangan emosi yang kuat bagi
pembacanya, karena di setiap alur ceritanya membuat pembaca semakin ingin tau
kelanjutan dari cerita nya.
Teman – teman pasti penasaran dengan ceritanya bukan? Pada kali
ini saya akan memperkenalkan dan memberikan novel Pernikahan Di Atas Kertas,
Kami yakin anda pasti akan suka dengan novel ini, mari kita simak bersama novel
berikut ini
Novel Pernikahan Di Atas Kertas Bab 77

Ancaman Bian mendadak membuat nyali Arka menciut.
"Kenapa mereka lebih ganas dari aku, pantas saja
adiknya seperti ini ternyata menurun dari kakaknya. Bagaimana nanti dengan anak
ku jika memiliki uncle dan Ibu seperti mereka." Batin Arka takut dan cemas
kedepan yang akan terjadi. Sekarang saja belum di beri lampu hijau sudah
berpikir jauh.
Aqila pun sama takut ancaman kakak nya seperti seorang
psikopat.
"Kenapa Kabin mendadak menakutkan, ucapan nya bikin aku
bergidik geri saja. Apa aku baru tau sekarang?" Batin Aqila memandang Bian
yang serius menatap tajam pada arah Arka.
Aqila langsung menggeleng kepala, membuat semua memandang ke
arah nya.
"Princess kenapa? apa ada sesuatu yang kamu pikirkan?"
Tanya Mommy memandang Aqila tanpa sebab menggeleng kepala.
"Tidak ada Mom." Kata Aqila bohong, tidak mungkin
dia berkata sebenarnya apa yang di pikirkan.
Mendengar perkataan Aqila tadi, semua bernapas lega.
"Kamu ada-ada saja Qila." Farel mengacak kecil
anak rambut Aqila. Arka melihat hal tersebut di hadapan nya terbakar api
cemburu meski Farel kakak Aqila tetap saja dia cemburu.
"Iskh kakak apaan sih, rambut Qila jadi
berantakan." Cemberut Aqila memonyongkan bibir kedepan.
"Sini-sini kakak rapikan." Farel langsung
merapikan rambut Aqila yang berantakan ulah nya tadi.
Amarah mereka kepada Arka mendadak terlupakan karena Aqila.
Suasana panas kini sedikit menurun.
30 menit asyik menjahili Aqila, sekarang mereka kembali pada
topik awal pada Arka.
Arka masih sama pada posisi awal di tempat nya, tanpa
berkata atau lainnya. Mulut nya seakan kaku saat berhadapan dengan keluarga
Adijaya. Mengetahui kenyataan Aqila anak dari keluarga Adijaya membuat Arka
tambah tak berdaya dengan kedua kakak nya yang Overprotective.
Arka seakan dibuat mati gaya.
"Saya tidak ingin basa-basi lagi, saya akan bicara pada
intinya. Qila besok akan segera ke Amerika bersama Bian dan juga akan tinggal
disana." Ujar Farel memandang Arka kaget mendengar perkataan nya.
"Kenapa harus tinggal di Amerika? Qila bukannya kamu
sudah memberi aku kesempatan, kenapa sekarang malah pergi?" Tanya Arka
memandang sedih Aqila.
"Ak_." Perkataan Aqila langsung di potong cepat
Farel.
"Tidak usah menjelaskan apapun Qila!" Tegas Farel.
"Kenapa tidak usah, saya suami nya saya berhak
tau!" Protes Arka tidak terima dengan Farel melarang Aqila untuk tidak
menjelaskan.
Mendengar ucapan Arka barusan membuat Farel tersenyum kecil
penuh makna.
"Suami? apa kau sadar dengan arti sebutan suami itu?
Jangan halu, mana ada suami yang kasar terhadap istri, bahkan memperlakukan nya
seperti hewan. Apa kau tau itu bukan di sebut suami tapi brengsek." Tekan
Farel pada kata brengsek.
"Saya tau dulu saya memperlakukan Qila sangat buruk,
tapi sekarang saya sadar dengan apa yang saya perbuat. Saya berjanji tidak akan
mengulangi lagi. Saya mohon beri satu kesempatan untuk memperbaiki ini, jangan
seperti ini bagaimana saya bisa membuktikan jika saya benar sudah sadar
sekarang." Mohon Arka menurun kan harga diri mengemis satu kesempatan.
Melihat Arka bersungguh-sungguh dengan perkataan nya, Aqila
tidak tega hatinya menjadi tersentuh. Tangannya langsung menggenggam goyang
tangan Farel untuk hentikan semua ini.
Namun semua tidak di indahkan Farel.
"Kenapa tidak sadar dari dulu? kenapa baru
sekarang?" Tatap Farel tidak peduli dengan permohonan Arka.
Telinganya seakan tuli dengan ucapan yang keluar dari mulut
Arka.
Mengingat betapa kejam terhadap adiknya tidak mudah untuk
Farel memaafkan begitu saja, meski orang bersangkutan tidak masalah, tapi dia
sebagai kakak tidak terima.
Arka tidak dapat membalas pertanyaan Farel. Pertanyaan nya
begitu ambigu menurun nya.
Diam hanya cara terbaik yang di lakukan untuk menghindar
dari pertanyaan yang tidak bisa di jawab.
Meski selalu di anggap salah dengan diam, tapi semua tidak
ada pilihan lain. Berkata akan lebih salah jika jawaban tak sesuai dengan yang
di inginkan.
"Apa hanya ini keberanian Arka Dirgantara? Mana
keberanian Arka Dirgantara saat mengurus perusahaan?" Ejek nya memancing
Arka untuk membuka suara.
Meski sudah di pancing Arka tetap tak membuka suara, dia tak
tau harus berkata apa.
"Kak sudah, hentikan jangan terus menyudutkan Arka,
kasihan." Bisik kecil Aqila tepat pada telinga Farel.
Perkataan Aqila membela Arka tidak di peduli kan Farel.
Aqila kesal ucapannya tidak di indahkan. Saking kesal nya
dia mencubit kecil purut Farel dengan keras.
"Auwh." Farel meringis saking kuat nya cubitan.
"Kenapa Farel? kenapa meringis seperti itu?" Kaget
Mommy mendengar jeritan Farel.
"Ada semut kecil yang jahil cubit aku mom." Jawab
Farel lalu memandang Aqila.
Melihat tatapan kode Farel mengarah semut kecil adalah
Aqila, mereka hanya geleng kepala dengan senyum kecil.
Daddy yang sudah greget dengan perbincangan yang belum juga
selesei akhirnya ambil alih.
"Sekarang biar Daddy yang ambil alih Farel, Bian jangan
ada yang berkata sebelum Daddy meminta." Tegas nya meminta kedua anaknya
mengunci mulut sebelum di suruh buka.
Kedua nya mengangguk iya tanpa membantah perkataan Daddy
nya.
"Saya ingin bertanya apa kamu serius ingin kembali pada
anak kami Princess?" Tanya Daddy serius menatap lekat menunggu jawaban
Arka.
"Saya serius bahkan sangat serius." Jawab Arka
penuh keyakinan.
Melihat tidak ada kebohongan dari wajah dan juga perkataan
Arka. Daddy yang bisa melihat kesungguhan dari Arka yang sama seorang pria
tidak ada kebohongan dari perkataan nya yakin Arka bersungguh-sungguh.
"Kalau kamu sangat serius dan yakin dengan perkataan
kamu, Daddy akan pegang semua itu, tapi satu hal yang perlu kamu ingat sekali
lagi kamu mengulangi hal yang sama dan Princess kami kembali meneteskan air
mata tidak senggang kami mengambil Aqila dan tidak akan memberi ulang
kesempatan." Tegas mengingat kan Arka.
"Iya Pak saya berjanji tidak akan menyiakan kesempatan
ini." Semangat Arka senang mendengar Papa mertuanya memberi lampu hijau.
"Panggil Daddy kamu suami anak saya, berarti menantu
saya." Perintah nya meminta untuk mengubah nama panggilan.
"Iya Daddy, Terima kasih."
"Iya sama-sama. Pegang janji kamu, karena seorang pria
itu yang harus di pegang itu janji bukan lainnya." Mengingat ulang
memandang wajah bahagia Arka.
"Jangan senang dulu, Daddy mungkin sudah memberi mu
lampu hijau tapi Qila akan tetap berangkat ke Amerika besok." Timpa Farel
membuka suara setelah mendapat izin dari Daddy.
Mendadak wajah bahagia Arka hilang mendengar ucapan Farel.
"Kenapa bukannya Daddy sudah merestui?" Tanya Arka
bingung tidak paham dengan semua ini, lalu menatap Aqila meminta penjelasan.
"Lampu hijau bukan berarti harus tinggal bersama kan?
Qila akan tetap ke Amerika untuk menyelesaikan pendidikan nya, dan syarat nya
kamu harus stay di Indonesia jangan sekali menyusul Aqila atau kesempatan kedua
ditarik karena kamu gagal dengan syarat yang kami berikan. Dan satu lagi jangan
sekali kamu bermain di belakang Qila saat diri nya tidak ada atau saat itu juga
pengadilan agama jalan akhir pertemuan nya." Jelas Farel menatap Arka
mencerna penjelasan nya.
"Kenapa syarat nya begitu berat? apa tidak ada yang
lain? berapa lama Qila akan di sana?" Tanya bertubi-tubi Arka.
"Paling lama 5 tahun, semua tergantung Qila bisa cepat
menyelesaikan nya sebelum waktu atau tidak." Jawab Farel memandang
princess Adijaya.
"5 Tahun?" Kaget Arka………(Bersambung Bab 78 )
Posting Komentar untuk "Bab 77 Pernikahan Di Atas Kertas "