Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Bab 76 Pernikahan Di Atas Kertas

Novel berjudul Pernikahan Di Atas Kertas adalah sebuah novel yang bergenre romantis banyak orang yang dibuat ketagihan untuk membaca novel ini, novel ini sangat terkenal karena jutaan orang telah membaca novel ini dan merasa puas.

Novel ini dapat membuat guncangan emosi yang kuat bagi pembacanya, karena di setiap alur ceritanya membuat pembaca semakin ingin tau kelanjutan dari cerita nya.

Teman – teman pasti penasaran dengan ceritanya bukan? Pada kali ini saya akan memperkenalkan dan memberikan novel Pernikahan Di Atas Kertas, Kami yakin anda pasti akan suka dengan novel ini, mari kita simak bersama novel berikut ini

Novel Pernikahan Di Atas Kertas Bab 76

Melihat wajah Arka menahan amarah, Aqila tersenyum sampul ternyata begini melihat langsung wajah seorang Arka Dirgantara kalau sedang menahan amarah.

Daddy dan Mommy menggeleng kepala melihat kelakuan mereka dan Aqila juga sangat mendukung.

Drama yang mereka perlihatkan sangat sempurna jika ada pemilihan ratu dan raja drama dalam pementasan sudah jelas Aqila dan Farel akan terpilih.

Hati Arka saat ini seperti air yang sedang di rebus mendidih perlahan merasakan panas sedikit demi sedikit. Hawa panas matahari kini sudah menyeimbangkan hati Arka yang sudah sangat panas.

Meski ada angin yang dapat menyejukkan hawa panas tetap saja angin tersebut tidak bisa merendahkan panasnya hati Arka saat ini.

Melihat suasana sudah tidak kondusif seperti sebelumnya, Mommy mengambil alih.

"Silakan duduk Nak Arka." Kata Mommy mempersilahkan Arka untuk duduk.

"Terima kasih Nyonya Adijaya." Sopan Arka meski hati nya sangat panas saat ini, dia berusaha mengendalikan diri untuk tidak terpancing.

"Panggil saja Mommy seperti yang lain." Kata nya meminta Arka untuk tidak memanggil dengan sebutan Nyonya, bagaimana juga Arka adalah menantu nya, suami dari anaknya.

Arka yang tidak tau dan bingung di suruh mengubah nama panggilan mengerutkan kening. Semua yang terjadi hari ini dengan Aqila meminta ke sini sudah menjadi pertanyaan sendiri yang belum terpecahkan dan sekarang di tambah lagi dengan sebutan nama panggilan.

"Sudah jangan bingung seperti itu, wajah lho gak cocok." Ejek Bian malas melihat wajah sok polos Arka.

Arka mendapat perkataan seperti Itu dari Bian, menatap kesal tidak suka.

"Kenapa menatap ku seperti, jangan lupa tujuan kedatangan mu kesini untuk apa, jangan cari masalah jika tidak ingin semua hancur lebur." Ancam Bian dengan nada sinis.

"Saya ingat bahkan sangat ingat jelas tujuan saya kesini." Balas Arka tidak kalah sinis dari Bian.

"Sudah hentikan." Lantang Daddy menghentikan perdebatan tak berfaedah mereka.

Mendengar suara tegas dengan aura seorang pemimpin yang masih melekat meski tidak lagi mengurus perusahaan. Mendadak kedua diam saling pandang dengan tatapan tak bersahabat.

"Arka Dirgantara." Sebut Daddy jelas." Tujuan kamu kesini ingin meminta kesempatan kedua pada princess benar bukan?"

"Princess?" Bingung Arka yang tidak tau siapa itu princess.

Mendengar kebingungan dari mulut Arka yang terpancar jelas di wajah nya dengan perkataan suaminya. Mommy mengambil alih untuk menjelaskan pada Arka.

"Begini Nak Arka, Princess itu adalah Aqila. Mommy dan Daddy sudah terbiasa dari kecil memanggil dengan sebutan Princess yang artinya ratu cantik satu-satunya di keluarga Adijaya." Jelas nya pada nama panggilan Aqila.

Arka yang masih diam mencerna penjelasan Mommy masih belum konek. Entah kenapa saat ini Arka sangat lambat mencerna penjelasan, biasa nya juga sangat cepat, namun kali ini berbeda, apa karena sangat shock dengan kenyataan di depannya ini? atau lainnya yang akan membuat dia lebih terkejut.

Melihat Arka belum bereaksi, entah kaget atau apa, mereka tidak tau.

"Kenapa wajah lho seperti itu? kaget sekarang?" Tanya sinis Bian menatap Arka, lagi dan lagi tidak suka melihat reaksi Arka seperti itu.

Aqila melihat raut wajah datar Arka, bingung sendiri.

Setelah cukup lama diam mencerna kini otak nya sudah dapat mencerna jelas penjelasan Mommy. Dirinya cukup terkejut hingga menatap bergantian pada Qila dan anggota keluarga Adijaya lainnya.

Arka mencari sisi yang membuktikan kemiripan Aqila benar keluarga Adijaya atau bukan. Ternyata benar wajah nya sedikit mirip dengan Mommy, kalau untuk Farel dan Bian tidak. Wajah mereka mengambil garis wajah Daddy.

Pantas saja Arka sulit mengetahui hal tersebut karena garis wajah mereka berbeda. Jika orang lain berada di posisi Arka juga akan sama tidak menyangka mereka adik kakak karena wajah Aqila, dan Farel tidak sedikit terlihat mirip. Kalau kedua jalan bareng akan banyak orang berkata jika mereka adalah sepasang kekasih.

"Jadi maksud nya Qila anak yang di culik 20-an tahun yang lalu?" Tanya Arka tidak menyangka dengan semua yang di dengar ini.

"Iya benar, Princess atau biasa yang di panggil Qila anak kami 20-an tahun yang di culik. Sekarang sudah ketemu." Membenarkan perkataan nya, terlihat jelas wajah Arka kaget.

"Tidak usah sok kaget, lho pikir dengan menampilkan wajah kaget lho itu kita akan mudah merestui lho bersama Qila? jangan harap! Semua tidak semudah yang lho pikirkan. Kita tau bagaimana selama ini lho memperlakukan Qila, bahkan bisa di kata seperti hewan! lho mau tau kenapa gue bilang begitu? perlakuan lho itu sama Qila bukan seperti memperlakukan manusia, tapi hewan yang selalu di kasar tiap hari dengan penuh penyiksaan tanpa belas kasihan." Kata Farel menatap tajam penuh kebencian pada Arka." Jangan tanya bagaimana gue tau semua? Semua hal yang berkaitan dengan orang yang gue sayang sekecil apapun itu akan gue tau meski sudah di tutup rapat sekaligus." Tegas nya lagi penuh penekanan setiap kata yang di ucapkan.

Arka diam tak berkutik, membela diri tidak ada guna, semua yang di katakan Farel emang benar adanya. Dirinya begitu jahat menyiksa Aqila tanpa belas kasihan, tanpa mengenal waktu, pagi, siang, sore dan malam selalu membuat Aqila menetes kan air mata bahkan juga memberi luka lembap pada tubuh Aqila.

Berpikir ulang Arka merasa minder dengan ungkapan Farel bahkan semua keluarga Adijaya sudah mengetahui kelakuan buruk nya.

Aqila melihat diam nya Arka menunduk entah kini merasa bersalah, malu, atau takut, dia sendiri bingung tidak tau. Arka terus menunduk kan kepala hingga dia tak bisa melihat reaksi wajah Arka setelah mendengar kebenaran yang di buka oleh Farel.

Ada sedikit perasaan kasihan tak tega melihat Arka di sudut kan Farel seperti ini, namun apa daya Aqila sekarang selain diam melihat semua tanpa bisa melakukan sesuatu untuk membela Arka.

Membela Arka nama saja dirinya mencoba membangun harimau yang kini sudah marah akan bertambah marah. Hal itu tidak mungkin Aqila lakukan, karena itu nama saja dia merelakan dirinya untuk masuk ke kandang harimau.

Bian yang sejak tadi diam mendengar ocehan unak-unak Farel pada Arka. Akhirnya membuka suara, dia juga sama seperti Farel kesal dan benci sama Arka yang berani memperlakukan princess keluarga Adijaya seperti hewan.

"Qila mungkin sudah memberikan lho kesempatan kedua, tapi jangan lupa ada syarat, jika Syarat tersebut lho tidak bisa lakukan, silakan pergi jauh-jauh jangan berharap atau bermimpi lagi untuk mendekati Aqila atau saat itu juga kaki dan tangan lho akan hilang dari bagian anggota tubuh." Ancam Bian serius tanpa becanda dengan setiap kata yang di ucapkan.

Jika ada seseorang yang berani menganggu atau menyakiti orang yang di sayang, bersiaplah tinggal nama jika dirinya saat itu sedang khilaf, namun sebaliknya jika tidak maka orang tersebut akan berada di UGD dengan cedera parah………(Bersambung  Bab 77 )

Posting Komentar untuk "Bab 76 Pernikahan Di Atas Kertas "