Bab 75 Pernikahan Di Atas Kertas
Novel berjudul Pernikahan Di Atas Kertas adalah sebuah novel yang bergenre romantis banyak orang yang dibuat ketagihan untuk membaca novel ini, novel ini sangat terkenal karena jutaan orang telah membaca novel ini dan merasa puas.
Novel ini dapat membuat guncangan emosi yang kuat bagi
pembacanya, karena di setiap alur ceritanya membuat pembaca semakin ingin tau
kelanjutan dari cerita nya.
Teman – teman pasti penasaran dengan ceritanya bukan? Pada kali
ini saya akan memperkenalkan dan memberikan novel Pernikahan Di Atas Kertas,
Kami yakin anda pasti akan suka dengan novel ini, mari kita simak bersama novel
berikut ini
Novel Pernikahan Di Atas Kertas Bab 75

Setelah berbicara di ujung telpon Aqila segera mematikan dan
kembali ke ruang keluarga.
Sedangkan Arka di ujung sana setelah Aqila mematikan
sambungan telepon berusaha mencerna perkataan yang di ucapkan nya.
Arka seperti orang bodoh yang tidak mengerti apapun.
Mendengar ucapan yang menyuruh dirinya ke rumah keluarga Adijaya seakan terus
memutari otak nya tidak paham apa kaitan memberi satu syarat dengan keluarga
Adijaya.
Kini ucapan Aqila sudah seperti hantu yang terus menghantui
pikirannya. Kata-kata nya mampu menganggu konsentrasi Arka bahkan untuk menebak
saja dia kewalahan.
"Kenapa ke rumah keluarga Adijaya?" Pikir Arka
bingung penasaran tidak tau apapun.
Arka masih belum bergerak dari tempat setelah menerima dan
mengakhiri panggilan telepon.
Otak nya masih berusaha bekerja keras untuk mencari jawaban
dari pertanyaan sendiri. Mencerna satu persatu kata tidak juga menemu jawaban.
Menyerah akhir kata yang pasrah di lakukan Arka menghentikan kerja keras otak
yang tidak juga menemukan.
Arka segera pindah dari tempat nya menuju lemari memilih
baju untuk di kenakan, lalu bergegas menuju ruang ganti.
Menatap wajah di cermin setelah terlihat sempurna, Arka
keluar menyambar kunci mobil di meja lalu menuruni anak tangga satu persatu.
Papa Mama yang duduk bercengkrama di ruang keluarga melihat
semangat Arka menuruni anak tangga mengerut kening bingung.
Arka begitu semangat berbeda saat tadi berjumpa sebelum.
"Ka, mau kemana? kenapa malam gini sudah rapi?"
Tanya Mama melihat Arka dari ujung kaki sampai atas terlihat rapi menambah
ketampanan nya.
"Ketemu Aqila. Do'akan semoga semua lancar." Jawab
Arka mengangetkan Papa Mama hingga melotot kan mata tajam pada Arka.
Mereka tidak menyangka Arka memberitahu kabar baik secara mendadak
saat dirinya ingin pergi menemui, Jika di katakan sejak tadi sudah pasti mereka
akan menanyai semua hal bagaimana bisa Aqila setuju menemui Arka dan lainnya.
tapi mereka juga bersyukur akhirnya Aqila mau menemui Arka meski belum
mengetahui jelas apa yang sudah terjadi.
"Kenapa baru sekarang kasih tau nya? kenapa saat Mama
di dalam kamu diam tidak memberitahu?" Memberi tatapan intimidasi pada
Arka bersikap tidak bersalah dengan tatapan Mama nya tersebut.
"Ma tanya nya nanti saja sekarang Arka harus pergi.
Arka gak mau terlambat karena kali ini Arka di suruh ke rumah keluarga
Adijaya." Ujar Arka.
"Kenapa ke sana? apa ini Qila yang minta?" Tanya
Papa sejak tadi diam menyimak kini membuka suara.
"Iya Pa, Arka juga bingung mendengar perkataan Qila,
tapi saat Arka ingin bertanya Qila langsung mematikan sambungan telepon."
"Papa jadi penasaran kenapa Qila meminta kamu
kesana?" Pikir menatap Arka yang juga sama kepikiran.
"Ma, apa Qila pernah cerita sesuatu sama Mama gitu
tentang keluarga Adijaya?" Tanya Papa berganti menatap sang istri.
"Tidak Pa, Mama juga sama kayak Papa dan Arka."
Jawab nya sama tidak tau apa hubungan Aqila dengan keluarga Adijaya.
"Yah sudah kalau gitu Arka langsung pergi saja. Nanti
baru kita bicarakan setelah balik dari sana." Pamit Arka menyalim punggung
tangan Papa dan Mama nya.
Kepergian Arka, langsung membuat Papa dan Mama kembali
berbincang hal yang membingungkan mereka hingga penasaran.
"Ma, Papa jadi penasaran kenapa Qila meminta Arka ke
rumah keluarga Adijaya, apa ini ada kaitan beberapa tahun yang lalu menimpah
mereka?" Tebak Papa merasa sedikit ke ganjalan, entah kenapa mendadak otak
nya mengarah ke sana.
"Mama juga gak tau, tapi Mama sempat berpikir seperti
Papa. Tapi apa mungkin seperti itu?" Ragu menyimpulkan sesuatu yang belum
benar ada nya.
"Papa juga gak tau, tapi mendengar kata Arka barusan
semua mengarah ke sana."
"Pa, bagaimana jika semua ini benar, apa Arka akan di
beri kesempatan? Mama ragu Pa." Cemas nya tidak ingin Arka kembali
bersedih dengan kebenaran yang tidak menutup kemungkinan yang bisa terjadi.
"Papa juga khawatir Ma, bukannya beberapa hari yang
lalu perusahaan kita ada masalah dengan perusahaan Adijaya. Bagaimana jika
masalah perusahaan di bawah dengan masalah pribadi?"
"Itu juga yang membuat Mama semakin takut Pa. Semoga
saja dugaan kita ini salah ya, biar Arka bisa bahagia bersama Qila."
"Amin."
***
Di Mobil Arka menyetir dengan kecepatan sedang, meski tidak
sabar ingin segera tiba dia berusaha tenang.
30 menit mengendarai mobil, Arka kini telah tiba di kediaman
Adijaya.
Kediaman Adijaya sama besar dengan kediaman Dirgantara, hal
yang membedakan hanyalah interior dan juga taman depan.
Arka memencet bel, tanpa menunggu lama pintu terbuka di buka
Art.
"Silakan masuk Tuan, semua sudah menunggu sejak
tadi." Mempersilahkan Arka untuk menuju ruang keluarga.
"Terima kasih." Balas Arka mengikuti Art memimpin
jalan karena Arka tidak tau letaknya.
Ini pertama kali dia berkunjung di kediaman Adijaya, selama
ini dia hanya mendengar dan melihat dari media.
Tiba di ruang keluarga Arka kaget melihat formasi lengkap
dari keluarga Adijaya berkumpul dan menatap intimidasi pada nya yang baru
datang.
Melihat Aqila berpakaian santai, Arka semakin bingung. Aqila
duduk di tengah samping kiri kanan Farel dan Bian seperti pengawal yang setia
menjaga atasan.
Arka mendadak mengepak kan kedua tangan kesal melihat Farel
menggenggam mesra tangan Aqila.
"Kurang ajar berani nya memengang tangan Qila di
hadapan ku, apa dia sengaja memancing ku, agar Qila menarik kesempatan
nya." Batin Arka kesal dengan semua yang berada di hadapan nya, Farel
melihat Arka kesal dengan perbuatan nya semakin memperkeruh suasana menambah
kekesalan Arka berlipat ganda.
Farel menarik tangan Aqila dan mencium lembut bertubi-tubi
hingga membuat Arka semakin panas melihat adegan yang sangat di benci ini.
Mereka hanya diam melihat kejahilan Farel mengerjai Arka. Ingin
sekali mereka tertawa melihat wajah kesal dan marah yang di tahan Arka. Bian
melihat raut wajah merah Arka menahan amarah menjadi puas ternyata Kakak nya
sangat pandai membuat seseorang cemburu syukur Aqila hanya diam mengikuti.
Farel melirik Arka dengan ekor mata dalam hati bersorak
riang. Ini baru awal bukan akhir, kesalahan nya terlalu banyak jadi ini tidak
ada artinya. Jika bisa di beri pilihan saat ini ingin dia menonjok wajah Arka
hingga babak belur. Namun apa daya nya semua tidak bisa dia lakukan selain
membuat hati Arka teriris melihat keromantisan ini.
"Ini bukanlah akhir tapi baru awal, akan ku buat kau
merasa sakit melihat keromantisan yang ku perbuat, selamat menonton semoga kau
menikmati serial yang ku sediakan untuk menyambut kedatangan mu di kediaman
Adijaya." Batin Farel melihat Arka menahan amarah dengan ekor mata nya………(Bersambung
Bab 76 )
Posting Komentar untuk "Bab 75 Pernikahan Di Atas Kertas "