Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Bab 74 Pernikahan Di Atas Kertas

Novel berjudul Pernikahan Di Atas Kertas adalah sebuah novel yang bergenre romantis banyak orang yang dibuat ketagihan untuk membaca novel ini, novel ini sangat terkenal karena jutaan orang telah membaca novel ini dan merasa puas.

Novel ini dapat membuat guncangan emosi yang kuat bagi pembacanya, karena di setiap alur ceritanya membuat pembaca semakin ingin tau kelanjutan dari cerita nya.

Teman – teman pasti penasaran dengan ceritanya bukan? Pada kali ini saya akan memperkenalkan dan memberikan novel Pernikahan Di Atas Kertas, Kami yakin anda pasti akan suka dengan novel ini, mari kita simak bersama novel berikut ini

Novel Pernikahan Di Atas Kertas Bab 74

Kini Aqila sudah duduk berkumpul bersama mereka. Melihat wajah santai kedua orang tuanya, Aqila memberanikan diri berbicara.

"Daddy, Mommy." Panggil Aqila memandang kedua orang tuannya.

"Iya Princess," Sahut keduanya.

"Ada sesuatu yang ingin Qila katakan." Serius Qila.

"Apa yang ingin princess katakan?" Tanya balik Mommy.

"Qila harap Daddy dan Mommy bisa menerima keputusan yang Qila ambil ini."

"Iya keputusan apa? jangan bikin kita penasaran?"

Melihat tatapan serius dari kedua orang tuanya, Aqila menarik nafas memberanikan diri untuk berterus terang sekarang. Jika di tunda dia yakin tidak akan bisa berkata lagi, ini adalah hari terakhir di sini.

Aqila menatap lebih serius kedua orang tuanya untuk melihat apa reaksi mereka mendengar keputusan nya ini.

Mereka yang tidak tau apa yang akan Aqila bicarakan di buat penasaran dengan tatapan nya. Wajah mereka juga ikut serius melihat wajah serius Aqila. Bahkan tatapan mereka tidak kalah tajam menatap Aqila. Mereka yakin ini hal serius hingga Aqila seperti ini.

"Qila ingin memberi Arka kesempatan kedua." Kata Aqila jelas membuat mereka kaget dengan keinginan Aqila yang mendadak berubah pikiran.

"Kenapa mendadak seperti ini? bukannya kemarin kamu ingin bercerai kenapa sekarang berubah pikiran?" Tanya Daddy bingung apa saja yang ada di jalan pikir Aqila. Kenapa mendadak seperti ini.

"Iya Princess benar kata Daddy, kenapa mendadak begini? emang apa yang membuat kamu berubah pikiran?" Tanya Mommy membenarkan perkataan Daddy.

"Semua itu karena Arka yang tadi menghampiri Qila dan sudah mencuci otak Qila hingga berubah pikiran seperti ini." Lantang Farel dari belakang yang baru tiba di ruang keluarga bersama Bian.

Farel mendengar perbincangan mereka menjadi naik darah pasal nya dia tidak terima keputusan yang di ambil Aqila.

Mengetahui Arka sudah berulang kali melakukan kekerasan kepada adiknya. Farel tidak sudi untuk Aqila kembali bersama pria brengsek yang gampang tangan pada wanita.

"Apa benar begitu princess?" Tanya Daddy menatap Aqila.

"Benar Daddy, tapi Arka tidak mencuci otak Qila. Semua ini murni keputusan Qila sendiri."

"Tapi apa alasan kamu hingga berubah pikiran secepat ini?"

Aqila binggung harus menjelaskan apa pada mereka, rasanya dia sudah kehabisan kata-kata. Tapi jika tidak di jelaskan bagaimana mereka setuju dengan keputusan nya.

"Daddy, Mommy, Kak Farel, Kabin." Panggil Aqila menatap bergantian." Qila tau kalian semua keberatan dengan keputusan yang Qila ambil secara mendadak seperti ini, tapi percayalah satu hal sebelum mengambil keputusan ini Qila sudah berpikir resiko yang akan terjadi jika Qila memberi Arka kesempatan kedua."

"Kalau kamu sudah berpikir kenapa masih memberi kesempatan?" Tanya Farel tidak habis pikir dengan jalan otak Aqila.

Apa saja yang Aqila pikirkan hingga bisa memberikan Arka kesempatan.

Situasi menjadi lebih tegang dan panas, Farel yang sudah di penuhi amarah sejak tadi, kini semakin bertambah.

Permintaan Aqila kali ini tidak bisa di setujui, mengiyakan nama saja merelakan Aqila untuk kembali terluka untuk kedua kali. Hal tersebut tidak bisa Farel terima.

Selama dirinya masih bernyawa dan bernafas tidak akan dia berikan seorang pun berani melukai Aqila meski itu hanya menyentuh.

"Kak, manusia tidak selalu benar, mereka juga bisa melakukan kesalahan. Bahkan di dunia ini tidak ada manusia yang tidak pernah melakukan kesalahan."

"Kakak tau itu Qila, tapi dia tidak pantas kesalahan nya sudah sangat besar bahkan tidak bisa di maafkan. Apa kamu tidak ingat perbuatan nya sama kamu. Ayo Qila sadar jangan lemah karena bujukan pria brengsek itu."

Mereka lainnya hanya dia menyimak mencerna perkataan adik kakak di hadapnya.

"Sudah hentikan, jangan terus debat seperti ini. Farel kamu harus bisa hargai keputusan adik kamu, bagaimana juga Princess masih berstatus istri yang belum resmi bercerai. Daddy setuju jika Princess memberi kesempatan kedua pada Arka. Tapi jika kesempatan ini di salah gunakan maka Daddy sendiri yang akan turun tangan." Tegas nya terpaksa menyetujui keputusan Aqila, dia tidak ingin di kata orang tua egois yang baru ketemu sudah mengatur dan melarang keras.

"Oke jika Daddy setuju dengan keputusan Qila, tapi Farel punya satu permintaan untuk Qila dan hal ini harus di lakukan Arka apa dia serius ingin balik sama kamu atau tidak." Timpa Farel setelah mendengar Daddy menyetujui nya.

"Maksudnya Kakak ingin memberi Arka satu syarat begitu?"

"Ya bisa di bilang seperti itu, apa kamu keberatan dengan keputusan Kakak ini?"

"Qila setuju. Qila juga sudah mengatakan ini sebelum memberi Arka kesempatan, jadi tidak masalah untuk Qila."

"Baiklah jika kamu juga setuju. Tunggu apa lagi sekarang suruh Arka kesini temui kita, besok kamu sudah harus berangkat."

Daddy, Mommy dan Bian hanya mengangguk setuju apa yang di katakan Farel. Mereka yakin Farel melakukan ini demi kebaikan Aqila adiknya, dia tidak ingin Aqila kembali terluka kedua kali.

Aqila mendapat perintah untuk segera mengabari Arka kemari, langsung bergegas menuju kamar mengambil ponsel menghubungi nya jika ingin mendapat restu dari keluarga.

Dalam perjalanan menuju kamar Aqila terus tersenyum bahagia, senyuman nya tidak luput dari pandangan mereka. Melihat wajah berseri dan ukiran senyum terpancar jelas di bibir cantik nya mereka juga ikut senang dapat melihat senyum lepas Aqila.

"Qila jika dengan ini dapat membuat kamu bahagia, Kakak akan mencoba menerima ini, tapi jika Arka mengulangi nya, maaf Kakak akan mengambil keputusan yang akan dia sesali seumur hidup." Batin Farel memandang kepergian Aqila.

"Princess Daddy bahagia jika kamu bahagia, Daddy tidak bisa melakukan apapun selain ini. Maaf lama menemukan mu." Batin sedih Daddy merasa tidak berguna menjadi orang tua.

"Princess maafkan Mommy yang baru bisa menemukan kamu sekarang, seandainya kamu tidak di culik pasti kehidupan kamu tidak akan seperti ini. Maaf Mommy tidak becus menjaga kamu saat itu." Batin Mommy merasa bersalah semua yang terjadi beberapa tahun yang lalu.

Mereka masing-masing membatin dalam hati. Perasaan bersalah atas apa yang terjadi kini menjadi penyesalan terbesar dalam kehidupan mereka.

Menyesal hanya lah kata akhir yang selalu di ucapkan setelah semua telah terbukti kebenarannya.

Di kamar Aqila tidak sabar menyampaikan kabar baik untuk Arka.

Panggilan pertama tersambung tapi sayang tidak di angkat. Panggilan kedua juga sama.

"Hish, kemana sih dia kenapa saat aku ingin memberi kabar baik malah tidak di angkat, dia serius atau tidak sih? awas jika sekali lagi tidak angkat jangan salahkan aku jika kesempatan kedua aku tarik." Kata Aqila kesal karena panggilan nya tidak di angkat padahal tersambung.

Aqila menarik nafas meredakan amarah yang kesal. Perlahan sedikit tenang Aqila kembali mencoba mengubungi Arka.

Kali ini sambungan nya di angkat Arka.

"Hallo, Assalamu'alaikum."………(Bersambung  Bab 75 )

Posting Komentar untuk "Bab 74 Pernikahan Di Atas Kertas "