Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Bab 73 Pernikahan Di Atas Kertas

Novel berjudul Pernikahan Di Atas Kertas adalah sebuah novel yang bergenre romantis banyak orang yang dibuat ketagihan untuk membaca novel ini, novel ini sangat terkenal karena jutaan orang telah membaca novel ini dan merasa puas.

Novel ini dapat membuat guncangan emosi yang kuat bagi pembacanya, karena di setiap alur ceritanya membuat pembaca semakin ingin tau kelanjutan dari cerita nya.

Teman – teman pasti penasaran dengan ceritanya bukan? Pada kali ini saya akan memperkenalkan dan memberikan novel Pernikahan Di Atas Kertas, Kami yakin anda pasti akan suka dengan novel ini, mari kita simak bersama novel berikut ini

Novel Pernikahan Di Atas Kertas Bab 73

Setelah tiba, Aqila langsung menuju kamar membersihkan diri, hari ini terasa penat dan lelah dengan semua yang terjadi tanpa di pikirkan.

Aqila senyum tak jelas sendiri, mengingat semua saat di cafe senyum ukiran di bibir tak pernah hilang.

"Kenapa aku seperti ini, ayo Qila pikir sesuatu agar Daddy dan Mommy setuju dengan keputusan kamu." Ucap nya mengingat diri sendiri.

Pikiran terus mencari akal, kaki tak tenang mondar-mandir seperti Kaki yang berusaha mencari akal bukan otak.

Berusaha untuk diam, hati Aqila tak bisa. Besok adalah hari keberangkatan nya bagaimana jika semua belum di bicarakan.

Aqila yang berniat ingin membersihkan diri jadi melupakan niat awal, saking mepet memburu waktu dia melupakan ponsel saat mengirim sebuah pesan pada Arka, dia belum kembali mengecek ponsel apa Arka sudah membalas pesan atau belum.

"Aduh, kenapa aku bisa lupa. Mana ponsel ku sekarang." Mengeledah setiap tempat tidak juga menemukan.

"Kenapa aku bisa lupa menaruh ponsel, kalau udah gini aku sendiri yang pusing." Marah nya pada diri sendiri, meski terus mengoceh tangan dan mata terus bekerja mencari keberadaan ponsel.

"Nah itu ponsel ku." Jalan menuju letak ponsel berada.

Aqila mengambil ponsel yang entah sejak kapan berada di meja rias. Mungkin Ponsel nya memiliki kaki hingga bisa sampai di sini pikir Aqila.

Betapa kaget ternyata banyak balasan dari Arka setelah tadi dia mengirim pesan.

"Astaga, banyak sekali balasan dari dia." Kata Aqila melihat 10 pesan masuk dari Arka yang belum sempat di baca dan juga balas pastinya.

Tanpa pikir panjang, Aqila langsung menekan kontak Arka untuk mengubungi nya.

"Hallo, Assalamu'alaikum." Salam Aqila saat sambungan sudah terhubung.

"Walaikumsalam, kenapa baru mengubungi ku? tau kah kamu aku sejak tadi menunggu balasan kamu." Salam dan nyerocos Arka seperti emak kosan menanyai anak kosannya.

"Kenapa kamu jadi cerewet seperti ini? Aku tadi tidak pegang handphone jadi tidak lihat balasan dari kamu, bahkan aku baru ingat nya saat tiba di rumah."

"Kenapa baru tiba jam segini?"

"Aku ada urusan tadi, makangnya sedikit terlambat pulang."

Aqila bingung kenapa mendadak Arka seperti ini, biasanya juga malas tau dan selalu menunjukkan sifat arongan, kenapa seolah sekarang menjadi pria perhatian. Meski sudah memberi kesempatan Aqila belum sepenuhnya melupakan video yang masih berputar di otak. Aqila tidak melanjut tanya tadi karena dia berpikir akan menanyai hal ini setelah meminta restu orang-tua nya.

"Kamu pulang sama siapa? naik apa?"

"Aku pulang sama atasan ku, sudah jelas pasti nebeng mobilnya."

Mendengar penuturan dari Aqila, Arka di sebrang sana kesal, bagaimana bisa Istri nya pulang bersama pria lain.

"Farel atau Bian?" Tanya Arka memastikan siapa yang lagi dekat sama Aqila.

"Sama keduanya nya." Jawab santai Aqila tanpa tau reaksi Arka di sana sudah mendidih naik darah.

Tanpa menjawab lagi, Arka langsung mematikan sambungan telepon secara sepihak. Jiwa nya meronta tak terima.

Melihat sambungan terputus, Aqila mengerut kening bingung menatap ponsel.

"Ada apa ini, kenapa dia mematikan sambungan sepihak?" Bingung nya belum menyadari Arka cemburu.

"Yah sudah biarkan saja, aku malas memikirkan ini, yang penting bagaimana aku menyampaikan keputusan pada mereka agar di terima." Kata Aqila lalu meletakkan ponsel kembali di meja rias dan bangun dari kursi menuju ruang ganti sebelum menyegarkan diri.

***

"Kenapa banyak pria berani mendekati Qila, apa mereka tidak tau Qila sudah menikah?" Ucap Arka berpikir.

Setelah mematikan sambungan sepihak Arka berpikir keras untuk membawa Aqila segera balik ke rumahnya dan akan melarang keras untuk bekerja, dia bisa memberi apapun yang Qila inginkan tanpa harus bersusah payah kerja.

Harta kekayaan nya tidak akan habis meski Qila meminta membeli pulau sekalipun.

Tok...

Tok...

Tok...

ketukan pintu terdengar nyaring dari arah pintu seperti ada orang di sana.

"Siapa?" Tanya Arka dari dalam tanpa berniat bergerak dari duduknya saking kesal.

"Mama."

"Masuk saja Ma, Arka gak kunci." Ucap Arka malas bergerak.

Mama Diana langsung masuk setelah di beri Izin. Melihat wajah kusut tidak seperti sebelum saat pulang kerja. Mama Diana bingung apa yang membuat perubahan wajah anak tunggal nya seperti ini.

"Ka, ada apa? kenapa wajah nya di tengkuk seperti itu, apa ada masalah di kantor?" Tanya Mama Diana duduk di sebrang anaknya.

Arka yang sudah muak dengan semua ini langsung menceritakan.

"Ma, banyak pria di luar sana yang berusaha mendekati Qila, bahkan mereka antar Qila pulang." Aduh Arka menceritakan hal yang membuat dirinya kesal.

Mama Diana mendengar pengaduan Arka tersenyum, sebab anak nya kini sedang cemburu.

"Jadi hal ini yang membuat kamu kesal?"

"Iya Ma, Arka rasanya ingin mengurung Qila agar tidak di dekati kedua pria itu."

"Maksud kamu yang lagi dekat sama Qila ada dua Pria gitu?"

"Iya Ma dua pria, mereka kakak beradik dari keluarga Adijaya. Kalau tidak salah nama mereka Farel Damatianis Adijaya dan Bian Chandra Adijaya."

"Mama pernah dengar tentang keluarga Adijaya, mereka asli Indonesia. Tapi karena suatu kejadian mereka meninggalkan Indonesia dan memilih menetap di Amerika."

"Jadi Mama tau tentang mereka?"

"Mama tidak tau banyak, Mama hanya tau sedikit itu juga dengar dari rekan kerja Papa kamu saat Mama menemani acara jamuan temannya."

"Apa ada hal lain yang Mama tau selain ini?"

"Iya."

Mendengar hal tersebut mendadak Arka semangat untuk mengorek sedikit informasi tentang keluarga Adijaya.

"Ayo Ma ceritakan semua yang Mama ketahui tentang keluarga Adijaya."

Melihat betapa semangat anak nya ingin mendengar cerita keluarga Adijaya. Mama Diana bingung pasal nya tidak seperti biasa Arka ingin tau tentang kehidupan orang lain.

"Kenapa mendadak kamu seperti ini? apa ada sesuatu yang tidak Mama ketahui?"

Arka belum sempat memberitahu pada kedua orang tuanya tentang pertemuan nya dengan Aqila saat di cafe.

Saking kesal menunggu balasan dari Aqila tadi membuat dia lupa. Dan saat ini pun sama dia kembali lupa mendengar Aqila di antar kedua pria.

"Arka akan kasih tau, tapi sekarang Mama ceritakan dulu hal yang Mama ketahui tentang Keluarga Adijaya."

"Baik lah Mama akan ceritakan, tapi setelah itu giliran kamu."

Arka mengangguk setuju.

"Jadi begini 20 lebih tahun yang lalu, entah 20 berapa Mama lupa karena itu sudah lama jadi Mama gak tau jelas tepat nya berapa. Tapi yang Mama ingat jelas saat itu istri dari Rama Adijaya melahirkan anak berjenis kelamin perempuan dan keluarga Adijaya sangat bahagia karena mereka sangat menginginkan anak perempuan, namun hal tersebut tidak berselang lama karena anak mereka culik saat perampokan di keluarga Adijaya. Dan Istri Rama Adijaya frustasi kehilangan anak yang sudah lama di nantikan, melihat hal tersebut suami nya tidak tega dan langsung membawa keluarga nya untuk pindah agar istrinya bisa melupakan hal tragis ini." Jelas Mama Diana yang mengingat jelas berita perampokan yang sempat menghebohkan kalangan pembisnis Indonesia.

"Dan Alhamdulillah sekarang istrinya sudah bisa menerima dan melupakan peristiwa tersebut. Untuk anak nya sampai sekarang tidak juga mereka temukan." Sambung Mama Diana.

"Apa pencarian mereka sudah di hentikan?" Penasaran Arka mendengar cerita Mama nya yang sedikit menarik.

"Kayak nya sudah lama di hentikan karena tidak ada petunjuk karena penculikan tersebut tidak ada jejak hingga polisi dan detektif sekalipun susah mencari."

Arka diam memikirkan sesuatu.

"Apa ini ada kaitan dengan Qila?" Batin Arka………(Bersambung  Bab 74 )

Posting Komentar untuk "Bab 73 Pernikahan Di Atas Kertas "