Bab 71 Novel Pernikahan Di Atas Kertas
Novel berjudul Pernikahan Di Atas Kertas adalah sebuah novel yang bergenre romantis banyak orang yang dibuat ketagihan untuk membaca novel ini, novel ini sangat terkenal karena jutaan orang telah membaca novel ini dan merasa puas.
Novel ini dapat membuat guncangan emosi yang kuat bagi
pembacanya, karena di setiap alur ceritanya membuat pembaca semakin ingin tau
kelanjutan dari cerita nya.
Teman – teman pasti penasaran dengan ceritanya bukan? Pada kali
ini saya akan memperkenalkan dan memberikan novel Pernikahan Di Atas Kertas,
Kami yakin anda pasti akan suka dengan novel ini, mari kita simak bersama novel
berikut ini
Novel Pernikahan Di Atas Kertas Bab 71

Aqila memandang Arka mendadak menjadi teringat dengan video
tempo hari hingga membuat dirinya menjadi lebih penuh tekad menggugat.
Melihat perubahan pada Aqila, Arka membuka suara."Qila
kamu kenapa? apa ada sesuatu yang kamu pikirkan?" Menaikan alis bertanya.
"Pikiran ku terganggu dengan video tempo hari."
Jawab Aqila menatap tajam Arka.
"Video? video apaan?" Tanya Arka yang belum
mengetahui apapun video yang di terima Aqila.
"Beberapa hari yang lalu ada nomor tak di kenal
mengirim suatu video pada ku." Aqila menggantungkan perkataan dan kembali
melihat reaksi Arka.
Namun reaksi nya masih tetap sama tidak ada perubahan,
dirinya seperti biasa tidak ada sesuatu yang terjadi atau yang ingin di
jelaskan.
Hingga akhirnya Aqila kehabisan kesabaran dan bertanya langsung."
Aku harap kamu bisa berkata jujur padaku kali ini." Mohon Aqila ingin
mendengar kejujuran bukan kebohongan.
"Iya, aku janji akan menjawab jujur, katakan apa yang
ingin kamu tanyakan?" Tatap Arka siap mendengar pertanyaan Aqila.
Aqila segera mengambil ponsel dan menunjukkan video pada
Arka.
Reaksi Arka setelah melihat video yang di tunjukkan Aqila
begitu kaget. Bagaimana Aqila memiliki video ini meski tidak terlihat jelas
wajah nya, namun jika orang yang dekat akan tau hanya dengan sekali melihat postur
tubuh nya.
Dan Kini Aqila orangnya hanya dengan sekali melihat sudah
dapat tebak jika itu adalah Arka.
Aqila terus memandang gerak gerik perubahan Arka setelah
melihat video yang di tunjukkan. Tubuh Arka mendadak gemetar dan berkeringat,
padahal di sini acc dengan suhu lumayan dan sesuai dengan keadaan cuaca di
luar.
"Apa kamu jelaskan video di dalam sini?" Tatap
Aqila serius.
Arka bingung harus berkata apa, bagaimana bisa Aqila tau
orang di dalam adalah dirinya.
"Please jangan diam begini, Aku ingin mendengar
penjelasan kamu! jika kamu tidak ingin menjelaskan yah sudah gapapa aku rasa
semua sampai di sini saja, untuk apa melanjutkan suatu hubungan jika tidak ada
keterbukaan satu sama lain. Pernikahan bukan sekedar menikah, tapi juga saling
percaya dan terbuka sesama pasangan." Kata Aqila penuh penekanan, lalu
berdiri dari tempat nya.
"Oke aku akan jelaskan." Menghentikan langkah
Aqila setelah mendengar kata nya yang ingin menjelaskan.
Aqila kembali duduk memasang telinga siap mendengar
penjelasan Arka tentang video tersebut.
"Yah di video itu benar aku." Arka menghentikan
dan melihat reaksi Aqila yang biasa saja.
Arka bingung dengan reaksi Aqila bukan nya marah tapi
sebaliknya terlihat biasa.
Lalu kembali melanjutkan penjelasan nya.
"Saat itu aku ingin membalas perbuatan wanita gila itu.
Aku melihat dengan mata kepala ku sendiri dia selingkuh bahkan melakukan
hubungan terlarang dengan pria lain. Bahkan saat aku sudah berada di situ
mereka tidak berhenti bahkan terus melakukan hingga aku menyadarkan mereka.
Tapi aku berani bersumpah padamu, Aku tidak melakukan lebih yang kamu pikirkan
seperti video itu." Jelas Arka menggengam erat kedua tangan Aqila berharap
tidak marah mendengar penjelasan nya.
"Wanita gila itu Kak Siska, Apa yang akan kamu lakukan
jika saat itu tidak menangkap basa perbuatan mereka, apa kamu akan tetap
meminta kesempatan kedua seperti ini?" Tanya Aqila ingin mendengar
langsung apa jawaban dari pembelaan Arka.
Arka di beri pertanyaan seperti ini bingung harus menjawab
apa. Jujur dia sendiri tidak tau apa yang harus di katakan.
Pertanyaan Aqila sangat sulit untuk di jawab, meski
terdengar mudah saat di katakan, tapi berbeda untuk yang di tanya terlihat
sulit untuk di jawab.
Melihat diam nya Arka, Aqila dapat menebak tanpa butuh
ucapan dari mulut nya.
"Kamu tidak usah menjawab aku sudah tau, terlihat jelas
dari wajah diam kamu sudah memberikan jawaban." Kata Aqila.
Arka diam tak bisa membalas ucapan Aqila.
"Yah sudah kalau begitu, aku harus segera
kembali." Pamit Aqila bangun, langsung di tahan Arka dengan memengang
tangan.
Aqila menoleh melihat Arka memengang tangannya segera
menepis, namun semakin di tepis semakin erat pegangan tersebut.
Hingga akhirnya Aqila menyerah." Ada apa lagi, bukannya
semua sudah selesai, sekarang aku harus kembali."
"Maaf." Ucap Arka hanya dapat mengatakan satu
kata.
"Maaf? maaf untuk apa?"
"Maaf atas semua kesalahan ku padamu, dan juga
pertanyaan yang tak bisa aku jawab."
"Aku sudah memaafkan, untuk yang tadi adalah hak mu,
aku tidak bisa memaksa. Dari dulu aku sudah tau hatimu akan selalu milik Kak
Siska."
"Tidak." Bantah Arka tidak setuju dengan perkataan
Aqila." Sekarang hati ini bukan milik wanita gila, bahkan aku merasa jijik
pernah mencintai dia begitu dalam."
"Semua yang terjadi tidak perlu di sesali karena semua
yang lalu akan tetap seperti ini tidak akan bisa di ubah. Yang perlu di ubah
adalah bagaimana kita berubah menjadi lebih baik dari dulu."
Arka terdiam mendengar perkataan bijak yang dikatakan Aqila.
Semua memang benar adanya.
"Aku permisi dulu, masih ada yang harus aku urus."
Lagi dan lagi Arka menahan Aqila.
"Aku tau aku salah. Saat ini mungkin hati ku belum bisa
menghapus sepenuhnya nama Siska, tapi aku berjanji akan segera menghapus. Aku
hanya membutuhkan waktu."
"Aku akan memberikan mu waktu, segera selesai masalah
mu sama Kak Siska. Jika masih belum selesai jangan temui aku sebelum semua
benar selesai."
Maksud kamu apa Qila? masalah apa? aku dan Wanita gila itu
sudah selesai bahkan kami sudah tidak ada hubungan setelah saat itu."
"Kamu bisa menganggap selesai, tapi tidak dengan Kak
Siska. Semua tidak mudah seperti apa yang di katakan. Bahkan sesuatu yang kamu
katakan ya tidak mungkin orang tersebut akan berkata sama dengan mu ya. Setiap
orang memiliki perbedaan dalam berpikir, bahkan tidak semua orang memiliki
selera yang sama misalnya dalam berpakaian dan juga makanan. Aku harap kamu
bisa berpikir bijak dan logis dengan sesuatu yang kamu hadapkan."
"Iya, Aku janji akan urus Siska, aku mohon jangan
lakukan apa yang kamu katakan tadi."
"Jangan berjanji, lakukanlah! Semua orang bisa berjanji
namun sulit untuk di kerjakan. Aku harus pergi sekarang, aku tidak ingin orang
Kantor mencari ku."
Melihat kepergian Aqila meninggalkan tempat ini, Arka tidak
lagi menahan.
Semua ini karena Siska, kenapa harus menjadi penghalang di
antara hubungan yang sedikit lagi baik.
"Aish sial, kenapa harus ada Siska di tengah. Kenapa
juga Qila harus bertanya seperti itu, bodoh nya aku kenapa tidak bisa membaca
situasi apa yang akan di bicarakan Qila. Baru saja senang di beri kesempatan
dan sekarang jadi berantakan." Kesal Arka, tiba-tiba ponsel nya berdering.
Ternyata pesan masuk tersebut dari Aqila. Wajah Arka
mendadak berubah berseri membaca isi pesan tersebut………(Bersambung Bab 72 )
Posting Komentar untuk "Bab 71 Novel Pernikahan Di Atas Kertas "