Bab 70 Pernikahan Di Atas Kertas
Novel berjudul Pernikahan Di Atas Kertas adalah sebuah novel yang bergenre romantis banyak orang yang dibuat ketagihan untuk membaca novel ini, novel ini sangat terkenal karena jutaan orang telah membaca novel ini dan merasa puas.
Novel ini dapat membuat guncangan emosi yang kuat bagi
pembacanya, karena di setiap alur ceritanya membuat pembaca semakin ingin tau
kelanjutan dari cerita nya.
Teman – teman pasti penasaran dengan ceritanya bukan? Pada kali
ini saya akan memperkenalkan dan memberikan novel Pernikahan Di Atas Kertas,
Kami yakin anda pasti akan suka dengan novel ini, mari kita simak bersama novel
berikut ini
Novel Pernikahan Di Atas Kertas Bab 70

Bian sangat kesal dengan hinaan karyawan tersebut, ditambah
mendengar kabar jika Aqila bersama pria yang sudah membuat hidup Aqila tersiksa
selama bersamanya.
Bian langsung mengabari Farel jika Aqila sekarang bersama
Arka.
Mendapat kabar dari Bian, Farel segera menghampiri tempat
Bian.
"Bagaimana bisa Qila bersama Arka? dari mana lho
tau?" Penasaran Farel.
"Dari karyawan dia melihat Aqila pergi bersama Arka,
tapi pergi kemana nya dia tidak tau, bahkan dia sempat menghina Qila di depan
ku." Jengkel Bian kembali mengingat perkataan karyawan tersebut.
"Kok bisa? emang apa yang terjadi hingga mereka
mengatai Qila?"
"Gue juga kurang tau, tapi yang jelas dia bilang Qila
bersikap ketus sama Arka saat menghampiri nya. Mereka menilai jelek Qila tidak
memiliki sopan santun dan lainnya." Jelas nya.
"Jadi begitu." Balas santai Farel yang berbeda
dengan Bian.
"Kenapa sikap lho santai gini? apa lho gak kepikiran
sama Qila? bagaimana jika Qila di apain pria brengsek itu." Bingung Bian
dengan sikap santai tak panik Farel seperti dirinya.
"Sudah, tenang saja Qila tidak seperti perempuan lain
yang lemah selalu tunduk saat di tindas, Qila sebaliknya semakin di tindas akan
semakin berani melawan." Yakin Farel yang sedikit sudah mengetahui dan
mengenal Aqila meski belum sepenuhnya.
"Kenapa lho bisa seyakin ini? Apa ada alasan
tertentu?"
"Keyakinan seseorang sudah pasti karena ada nya alasan,
bagaimana bisa yakin jika tidak memiliki alasan." Balas Farel lalu
berjalan meninggalkan Bian.
Bian yang belum mendapatkan jawaban dari pertanyaan nya
mengikuti Farel menuju ruangannya.
***
Di Cafe
"Apa kamu serius dengan perkataan kamu barusan
ini?" Memastikan Aqila sebelum berkata lanjutannya.
"Aku serius bahkan sangat serius. Kamu belah saja
jantung ku, jika tidak percaya."
"Mana ada gitu." Tawa kecil Aqila tidak percaya
Arka bisa mengatakan hal lucu.
Melihat tawa cantik dari wajah Aqila, Terukir sudut bibir
Arka menyudut senyuman, dia tidak menyangka bisa melihat senyum cantik langsung
dari wajah Aqila setelah menikah tidak pernah sekali dia melihat senyuman
lepas.
Hal yang selalu di lihat Arka adalah penderitaan Aqila. Kini
dia berjanji pada diri sendiri akan membahagiakan Aqila dengan nyawa nya.
"Kamu sungguh cantik jika tertawa lepas seperti ini.
Maaf lama menyadari, aku berjanji akan melindungi kamu dan selalu membuat kamu
bahagia, tidak akan aku biar kan setetes air menetes di pipi cantik mu
lagi." Batin Arka berjanji penuh tekad.
Aqila melihat Arka terus memandang nya, berhenti tertawa.
"Ada apa?" Menaikan alis.
"Kamu cantik jika tertawa lepas seperti ini."
"Gombal."
"Aku serius. Kamu memang sangat cantik jika seperti
ini."
Kedua nya terus melempar kata gombal dan tidak.
Hingga akhirnya kedua sama-sama terdiam karena ponsel Aqila
mendadak berdering.
Aqila menatap nama layar ponsel yang menghubungi nya.
"Bian." Ucap Aqila membaca nama di layar ponsel
nya.
Arka mendengar nama pria yang di sebut Aqila mendadak kesal,
muka nya marah tidak suka Aqila menyebut nama pria lain selain dirinya.
Bagaimana bisa Aqila menyebut nama pria lain di hadapnya.
Mana ada suami yang tidak kesal.
Arka langsung merampas ponsel Aqila dan mematikan panggilan
dari Bian.
Aqila yang kaget dengan tindakan Arka mendadak bingung.
"Kenapa di reject?" Tanya Aqila.
Ada perasaan takut bagaimana jika Bian cemas dengan tindakan
barusan ini.
"Kamu juga kenapa menyebut nama pria lain di hadapan
ku." Ketus Arka.
"Kamu cemburu?" Tanya Aqila memastikan melihat
tindakan Arka mendadak berubah.
"Siapa yang cemburu, aku hanya tidak suka istri ku
menyebut nama pria asing." Bantah Arka menyangkal di kata cemburu.
"Oh gitu."
Tidak berselang lama, ponsel Aqila kembali berdering. Masih
sama orang yang menghubungi nya adalah Bian.
Arka kesal ponsel Aqila tidak berhenti berdering.
Aqila langsung bangun menjauh dari Arka untuk mengangkat
panggilan telepon.
Belum sempat Aqila mengucap salam, di ujung sana sudah
terdengar ocehan emak kosan yang menagih bulanan.
"Astaghfirullah, Kabin salam dulu." Istighfar
Aqila memperingati Bian.
Setelah berbicara, Aqila mematikan sambungan telpon dan
menghampiri Arka setia menunggu selama dirinya mengangkat sambung telpon.
"Maaf membuat kamu menunggu." Tidak enak Aqila
membuat Arka menunggu lama.
"Hmmm." Arka hanya menjawab dengan deheman.
"Yah sudah kalau marah mending aku tarik saja satu
kesempatan nya." Ancam Aqila.
"Kok gitu, mana ada sudah beri kesempatan ditarik
lagi." Protes Arka tidak terima.
"Aku hanya beri satu kesempatan, tapi ada syarat, kalau
kamu tidak bisa menjalani syarat yang aku berikan berarti satu kesempatan nya
hilang alias tidak ada." Kata Aqila mengingat kan Arka ada syarat yang
harus di lakukan.
"Iya aku ingat, emang apa syarat nya. Tapi kalau aku
berhasil, kamu harus menuruti satu permintaan ku."
"Oke, emang apa permintaan kamu?"
"Permintaan ku gampang cukup berhenti bekerja di
perusahaan Adijaya dan jangan lagi berhubungan dengan Farel dan juga Bian."
"Maaf aku gak bisa jika tidak berhubungan sama
mereka." Tolak halus Aqila, hal tersebut membuat Arka kaget.
"Kenapa kamu gak bisa?" Tanya Arka kaget mendengar
jawaban Aqila yang berkata tidak bisa.
"Untuk sekarang aku belum bisa kasih tau apa alasannya,
tapi kamu akan tau saat menjalani syarat yang aku berikan nanti." Kata
Aqila membuat Arka bingung penasaran kenapa syarat ada kaitan dengan kedua pria
yang disebut.
"Apa kaitan mereka berdua dengan syarat yang akan kamu
berikan?"
"Kamu akan tau nanti, bersabar lah."
"Kapan? Sekarang kamu ikut pulang bersama ku kan?"
Aqila menggeleng kepala.
"Tidak, aku akan ikut setelah kamu bisa melakukan
syarat yang aku berikan."
"Kalau begitu katakan sekarang apa syarat nya?"
Tanya Arka tidak sabaran menatap Aqila yang berpikir keras bagaimana cara
menyampaikan semua ini pada keluarga nya terutama pada Daddy.
"Nanti akan aku kabari apa syarat nya, sekarang yang
perlu kamu lakukan siapkan diri untuk menjalani syarat nya. Aku berdoa semoga
kamu bisa." Kata Aqila ragu.
Aqila kembali berpikir apa keluarga nya dapat menerima
keputusan nya, bagaimana kalau tidak? apa yang harus di lakukan, apa yang harus
dia katakan pada Arka.
Semua seakan mendadak melintasi pikiran Aqila yang baru ada.
"Bagaimana kamu bisa mengabari ku, jika kontak ku di
blok." Ucap Arka kembali ingat hal yang membuat dirinya buru-buru kesini
karena kontak nya di blok Aqila.
"Kamu tau dari mana?"
"Apa sih yang tidak diketahui Arka Dirgantara."
Menyombongkan diri.
"Kenapa sikap nya berbeda jauh sama Papa dan Mama. Apa
benar dia anak kandung nya." Gumam Aqila yang masih bisa di dengar Arka.
"Aku dengar perkataan kamu Qila." Tegur Arka
menatap sinis pada Aqila.
Aqila membalas tatapan Arka dengan senyum manis menggoda.
Mendadak langsung kepikiran pada video yang di duga itu adalah Arka………(Bersambung
Bab 71 )
Posting Komentar untuk "Bab 70 Pernikahan Di Atas Kertas "