Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Bab 65 Pernikahan Di Atas Kertas

Novel berjudul Pernikahan Di Atas Kertas adalah sebuah novel yang bergenre romantis banyak orang yang dibuat ketagihan untuk membaca novel ini, novel ini sangat terkenal karena jutaan orang telah membaca novel ini dan merasa puas.

Novel ini dapat membuat guncangan emosi yang kuat bagi pembacanya, karena di setiap alur ceritanya membuat pembaca semakin ingin tau kelanjutan dari cerita nya.

Teman – teman pasti penasaran dengan ceritanya bukan? Pada kali ini saya akan memperkenalkan dan memberikan novel Pernikahan Di Atas Kertas, Kami yakin anda pasti akan suka dengan novel ini, mari kita simak bersama novel berikut ini

Novel Pernikahan Di Atas Kertas Bab 65

Siska malu karena perkataan Aqila di dengar jelas banyak orang yang berada di sini. Sebelum pergi meninggalkan Aqila, dia menatap tajam dan berkata ancam." Kau akan menyesal dengan semua yang kau katakan hari ini." Kata Siska lalu berjalan meninggalkan Aqila yang diam mendengar ancaman Siska yang di anggap angin.

"Princess siapa wanita itu, Mommy dengar kamu memanggil nya dengan sebutan Kakak? kenapa juga dia membawa kata tidak tau terima kasih? apa dia anak dari orang tua angkat kamu?" Menatap Aqila penasaran dengan semua yang baru terjadi.

Aqila mengangguk mengiyakan semua itu benar.

"Kenapa dia bisa seperti itu sama kamu? apa sudah sejak lama seperti itu, dari sudut pandang yang kakak perhatikan sejak tadi, dia terlihat tidak menyukai kamu, apa itu benar?" Tanya memastikan Bian.

"Tidak, mungkin itu hanya perasaan Kakak saja, Kak Siska orang nya bukan seperti itu, aslinya baik mungkin berubah karena Qila menikah dengan calon suami nya." Bohong Aqila tidak ingin mereka tau kebenarannya. Biarkan semua tetap seperti ini, lagian dia akan pergi dan lama untuk kembali.

"Oke, jelaskan semua nanti saat pulang, sekarang lanjutkan belanjanya. Kakak akan temanin kamu dan Mommy. Kakak tidak ingin hal seperti ini terjadi lagi."

Mendengar perkataan Bian, mereka langsung kembali melanjutkan pencarian mereka.

Setelah puas mencari barang yang di incar, mereka langsung balik terlebih Bian mengantar Mommy lalu mengantar Aqila karena Bian berencana berkunjung sekaligus membantu Farel mengurus kerjaan kantor.

"Qila, nanti lanjut kamu mau ambil fakultas apa?" Tanya Bian memecahkan keheningan mereka di dalam mobil.

"Manajemen." Singkat Aqila menoleh sebentar lalu kembali membuang arah pada kaca jendela mobil.

Setelah mengantar Mommy, Aqila terus terdiam memikirkan ancaman dan pertemuan mendadak bersama Siska.

Aqila berpikir apa Siska dan Arka sering bertemu selama ini, apa mereka juga melakukan hubungan terlarang dibelakangnya.

Terus berpikir dengan semua yang pernah terjadi dengan video yang di kirim dari nomor tak di kenal. Aqila menjadi tidak konsen dengan semua yang berada di sekeliling nya.

Pertemuan yang terjadi tadi mendadak mengambil alih jalan pikir Aqila.

Aqila berkali mencoba melupakan semua yang terjadi, namun sayang pikiran tak pernah bekerja sama dengan apa yang di inginkan.

Melihat terdiam nya Aqila seperti sedang memikirkan sesuatu yang menganggu pikirannya, Bian langsung berkata.

"Kamu kenapa Qila? kayaknya lagi banyak pikiran, apa kamu memikirkan yang tadi?" Tebak Bian.

"Tidak Kak, Qila hanya kangen saja setelah hari ini Qila tidak akan ketemu Daddy, Mommy dan Kak Farel lagi." Bohong Aqila meski sebenarnya iya dirinya akan rindu. Tapi saat ini dia tidak berpikir tentang itu, karena pikirannya kini memikirkan pertemuan tadi.

"Jangan terus memikirkan itu, kapan saja kamu kangen kita akan terbang mengunjungi meski tengah malam sekalipun." Kata Bian mengelus rambut Aqila lembut dengan satu tangan, dan satu tangan lainnya menyetir mobil.

Aqila senyum mendengar perkataan Bian.

"Makasih Kabin."

Mendengar kata kabin keluar dari mulut Aqila, Bian mengerut kening bingung.

"Apa itu Kabin?"

Aqila senyum geleng kepala, kenapa zaman yang modern ini, masih saja bodoh. Singkatan saja tidak tau apa kelamaan hidup di zaman old. Pikir Aqila membatin sedih.

Melihat tidak ada balasan dari Aqila, Bian sekali lagi bertanya."Aqila apa itu Kabin?" Ulang saking penasaran dengan sebutan yang di ucap Aqila.

"Kabin itu singkatan, Qila malas panggil kak Bian jadi Qila singkat jadi Kabin." Jelas yang di angguk paham Bian.

"Oh gitu."

Saat berhenti di persimpangan lampu merah ada sosok pria melihat Aqila berdua dengan seorang pria.

"Itu bukan nya istri Arka, kalau tidak salah namanya Aq... Aqila. Tapi kenapa sekarang dia berjalan berdua dengan pria lain." Bingung Yudha. Yah sosok pria yang melihat kebersamaan Aqila dengan pria lain adalah Yudha yang mengendarai mobil ke suatu tempat yang di perintah Arka menemui Siska sih wanita licik tak punya malu.

Yudha terus memandang kebersamaan Aqila yang begitu dekat berbincang dengan sosok pria yang mengemudi.

Saat lampu berubah Hijau, mobil yang ditumpangi Aqila melaju meninggalkan mobilnya.

Saking penasaran dengan Aqila. Yudha memutuskan untuk mengikuti Aqila, pikirnya mungkin dia bisa mendapatkan informasi yang menguntungkan dirinya terhindar dari amarah Arka.

Membututi dari belakang hingga tiba di kantor Adijaya. Yudha di buat mematung dan bungkam tak bisa berkata apapun selain diam memperhatikan yang ada di hadapnya.

Memperhatikan secara intens pergerakan mereka berdua, Yudha kaget melihat perhatian pria tersebut sosweet terhadap Aqila hingga membuka pintu mobil bagai seorang supir kepada majikannya.

"Siapa pria itu, kenapa begitu romantis, apa Arka tau semua ini?" Gumam Yudha terus melihat pergerakan mereka.

Tiba-tiba ponsel Yudha berdering panggilan masuk. Melihat nama penghubung orang yang di bicarakan Yudha langsung mengangkat.

"Hal_" Belum juga menyapa, Arka sudah duluan cerocos.

"Dimana saja lho, kenapa sampai saat ini belum tiba. Lho tau Siska menghubungi gue berulang kali. Jika tidak berniat silakan siapkan surat pengunduran secara resmi." Ucap Arka marah.

"Sabar bro, awas cepat tua."

"Berani lho katain gue, sekarang di mana lho kenapa tidak ke tempat yang gue suruh?"

"Mendadak gue ada urusan yang lebih penting, gue yakin lho bakal kaget dengan semua yang gue lihat ini."

"Maksud lho kaget gimana? hal penting apa yang akan membuat gue kaget?" Bingung Arka di ujung sana yang awal marah kini berubah menjadi kepo penasaran.

"Jadi gini bro, saat gue mau ke lokasi yang lho perintahkan, secara gak langsung entah takdir atau keberuntungan gue lihat istri lho di jalan berdua bersama pria lain bahkan dia sangat ganteng. Karena rasa penasaran gue yang setia kawan, yah sudah gue ikuti kemana pergi mereka." Jelas Yudha.

"Terus kemana mereka pergi?" Tanya Arka penasaran.

"Ke kantor Adijaya."

"Apa?" Kaget Arka di ujung sana."Kantor Adijaya, ada urusan apa Qila kesana?" Tanya Arka.

"Gue gak tau masalah itu, yang jelas pria yang bersama istri lho sangat romantis, pintu saja pakai di bukain, bukan nya itu sosweet." Ucap Yudha memanasi Arka.

"Cari tau ada urusan apa Qila ke sana, dan juga siapa pria yang jalan bersama nya? jangan balik sebelum semua informasi yang gue minta dapat." Tegas Arka tanpa ingin di bantah langsung mematikan sambungan telpon sepihak seperti biasa.

"Kebiasaan selalu menyuruh sesuka hati, tadi telpon marah-marah sekarang malah sebaliknya, dia pikir gue apaan. Pembantu? kayak nya tidak. Bawahan? iya benar sih." Kata Yudha tanya dan jawab sendiri seperti orang gila lalu tertawa kecil sendiri.

Keasyikan berbicara dengan diri sendiri, Yudha sampai tidak memperhatikan Qila yang sudah menghilang dari hadapnya..……(Bersambung  Bab 66 )

Posting Komentar untuk "Bab 65 Pernikahan Di Atas Kertas "