Bab 61 Pernikahan Di Atas Kertas
Novel berjudul Pernikahan Di Atas Kertas adalah sebuah novel yang bergenre romantis banyak orang yang dibuat ketagihan untuk membaca novel ini, novel ini sangat terkenal karena jutaan orang telah membaca novel ini dan merasa puas.
Novel ini dapat membuat guncangan emosi yang kuat bagi
pembacanya, karena di setiap alur ceritanya membuat pembaca semakin ingin tau
kelanjutan dari cerita nya.
Teman – teman pasti penasaran dengan ceritanya bukan? Pada kali
ini saya akan memperkenalkan dan memberikan novel Pernikahan Di Atas Kertas,
Kami yakin anda pasti akan suka dengan novel ini, mari kita simak bersama novel
berikut ini
Novel Pernikahan Di Atas Kertas Bab 61

Setelah tiba di Indo, Siska tidak langsung balik ke rumah
nya, dia memilih tinggal di apartemen yang di beli.
Jika di pikir, kembali ke rumah adalah suatu hal yang tidak
memungkin untuk diterima lagi, setelah apa yang di perbuat tempo hari sangat
kecil untuk orang tuanya memaafkan setelah membuat mereka malu meski sudah
mendapat pengantin pengganti.
Siska duduk di atas kasur dengan tangan tidak tenang terus
mengotak-atik ponsel.
Siska tersenyum membaca sesuatu dari ponsel nya. Senyuman
terpancar bahagia entah bacaan apa yang dibaca hingga mengukir senyum cantik
beribuh teka teki bagi siapapun yang melihat senyuman tersebut.
Siska bangun menyambar cepat kunci mobil yang baru di beli
setelah di usir paksa oleh satpam sialan perusahaan Arka.
Dalam perjalanan Siska tidak melepas senyum cantik dari
wajah.
30 Menit melajukan mobil, kini Siska tiba di sebuah Cafe
ternama yang sering di kunjungi penjabat penting kelas atas.
"Selamat sore Bu."
"Iya." Singkat Siska langsung duduk tanpa basa
basi.
Bagaimana dengan yang saya suruh apa semua sudah kau
dapatkan?" Tanya Siska memandang orang yang di temui nya.
"Semua sudah saya dapatkan, sesuai perintah Ibu."
Balas menyerah sebuah amplop panjang.
Siska menerima dan langsung membuka saking penasaran dengan
hasil pencarian yang di minta.
"Ini." Ucap Siska tidak melanjutkan perkataan nya
setelah melihat gambar tersebut.
Siska kaget dan langsung menatap orang tersebut meminta
penjelasan.
"Jadi begini Bu, gambar di dalam adalah istri dari pria
yang di minta ibu untuk di selidiki." Jelas nya seketika membuat Siska
mematung tidak menyangka pengantin pengganti dari kekasih nya adalah Aqila adik
angkatnya sendiri.
Pikiran Siska kembali teringat saat dimana Arka berkata
istrinya jauh lebih baik darinya, jadi orang yang di maksud Arka saat itu
adalah Aqila, bagaimana semua ini bisa terjadi, kini semua menjadi pertanyaan
Siska yang terus memutari otak.
"Apa kau memiliki informasi lain selain gambar
ini?" Tanya Siska penasaran.
"Ada bu." Jawab lalu mengambil sebuah flashdisk
dan di berikan pada Siska."Disana terekam jelas semua yang terjadi."
"Bagus, kerja yang memuaskan." Kata Siska membuka
tas mengambil amplop dan diberikan kepada orang tersebut.
"Terima kasih Bu, senang bekerja sama dengan ibu."
Ucap orang tersebut.
Sepeninggalan orang tersebut Siska juga ikut pergi.
Dalam mengemudi mobil Siska kepikiran dengan apa yang di
lihat dan ketahui.
Dia tidak menyangkah Aqila bisa mengambil posisi nya. Apa
dari dulu Aqila sudah menaruh hati pada Arka, tapi selama ini di tutupi agar
tidak ketahuan, pikir Siska analisa dengan otak nya.
30 Menit mengendarai mobil. Siska sudah tiba di Apartemen,
sekarang dia sedang menyiapkan laptop untuk membuka apa isi flashdisk tersebut.
Siska menonton isi rekaman tersebut betapa kaget dirinya
mengetahui kenyataan ini.
"Jadi pernikahan ini sangat dibantah keras Arka."
Senyum Siska puas dengan rekaman tersebut." Sudah aku duga Ar, kamu sangat
mencintai ku, meski sekarang kamu bisa membenci ku, tapi lihatlah semua itu
akan lama."
Siska mengambil ponsel dan menghubungi Arka. Panggilan
pertama masuk tapi tidak di angkat. Panggilan kedua dan seterusnya juga sama.
"Sekarang kamu bisa tidak peduli padaku, tapi besok
kita lihat apa masih sama atau tidak." Senyum Siska langsung melempar
ponsel di kasur dan berjalan masuk ke kamar mandi.
***
Arka duduk seperti orang gila yang tidak tau melakukan
apapun, selain diam. Menyentuh makan saja dia tidak bergairah, bagaimana untuk
makan lebih tidak gairah.
Kesal dan marah terhadap Aqila dengan apa yang di lihat
mendadak hilang karena perkataan Aqila yang tajam mengingat kan dirinya sebelum
menikah.
Kegundahan di pikirannya semakin besar, entah kenapa dia
tidak ingin bercerai, meski sudah melihat Aqila bersama pria lain.
Arka sendiri bingung apa yang terjadi dengan dirinya, kenapa
saat semua sudah jelas di depan mata, bukannya menceraikan, ini malah sebalik
terus mempertahankan.
Semua seperti teka teki membingungkan bagi dirinya sendiri.
Arka dengan wajah lesuh tak semangat berharap sedikit ada keajaiban, meski
kecil dan mustahil.
Dia ingin memperbaiki semua kesalahan yang diperbuat meski
tidak mudah di maafkan secara instan seperti memasak mie, tapi Arka
bersungguh-sungguh ingin berubah dan memperbaiki semuanya.
Arka memetik gitar dan bernyanyi dengan alunan lagu sedih
bagi siapapun yang mendengar nya.
Ku terbangun dari mimpi burukku
Semuanya ada di fikiranku
Tak menyangka usai sudah cerita cinta
Berusaha untuk melupakannya
Namun percuma tak bisa melepaskannya
Terdiam sendiri ku disini yeah
Lalu kau datang tiba-tiba
Kau tanya aku mengapa
I'm in love
Ini yang kurasakan
I'm in love
Saat berjumpa dirinya
Dan kutatap matanya
Tuk ku katakan
Ku cinta
Waktu berlalu
Kau slalu denganku
Mengubah semua hari gelapku
Kau hapuskan kenangan pahit yang kupikir
Tak bisa ku hapuskan
I'm in love
Ini yang kurasakan
I'm in love
Saat berjumpa dirinya
Dan kutatap matanya
Tuk ku katakan
Ku cinta
I'm in love
Ku pegang erat tangannya
I'm in love
Takkan kulepas selamanya
Hingga tiba saatnya
Tuk ku katakan
Ku cinta
Tidakah kau mengerti
Kaulah yang ku cari
Kumohon tetap disini sampai akhir
I'm in love
Ini yang kurasakan
I'm in love
Saat berjumpa dirinya
Dan kutatap matanya
Tuk ku katakan
Ku cinta
I'm in love
Ku pegang erat tangannya
I'm in love
Takkan kulepas selamanya
Hingga tiba saatnya
Tuk ku katakan
Ku cinta dirimu
Oh
Nyanyi dengan penuh penghayatan, membuat dia tak sadar di
lihat dari pintu yang tidak di kunci rapat saat masuk. Tanpa izin air mata nya
jatuh membasahi wajah tampan yang terkenal dingin tak berperasaan. Kedua orang
tua yang melihat sedihnya Arka ikut meneteskan air mata saking terbawa perasaan
dengan petikan lagu yang dibawa Arka.
Mama Diana merekam dan menyimpan di galeri ponsel.
"Pa, Mama tidak menyangka anak kita akan seperti ini,
kenapa tidak dari dulu menyadari ini." Sedih melihat terpuruk nya Arka.
"Papa no comment Ma, biarkan ini sebagai pelajaran
untuk Arka di kemudian hari agar lebih bisa menghargai suatu pernikahan. Bukan
berarti tidak menikah dengan wanita yang di cintai bisa seenaknya melakukan
apapun yang di inginkan." Jelas nya, meski begitu hati kecil nya juga
sedih melihat Arka.
Namun dia harus sedikit tega agar Arka sadar, bukan berarti
banyak harta bisa seenak jitak melakukan apa yang di sukai. Bagaimana juga
Aqila manusia yang memiliki perasaan, apalagi dia seorang wanita yang pasti
akan lebih sensitif dengan perkataan menyakitkan.
Karena kebanyakan wanita lebih sensitif, apalagi perkataan
tersebut dari pasangan nya sendiri..……(Bersambung Bab 62 )
Posting Komentar untuk "Bab 61 Pernikahan Di Atas Kertas "