Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Bab 60 Pernikahan Di Atas Kertas

Novel berjudul Pernikahan Di Atas Kertas adalah sebuah novel yang bergenre romantis banyak orang yang dibuat ketagihan untuk membaca novel ini, novel ini sangat terkenal karena jutaan orang telah membaca novel ini dan merasa puas.

Novel ini dapat membuat guncangan emosi yang kuat bagi pembacanya, karena di setiap alur ceritanya membuat pembaca semakin ingin tau kelanjutan dari cerita nya.

Teman – teman pasti penasaran dengan ceritanya bukan? Pada kali ini saya akan memperkenalkan dan memberikan novel Pernikahan Di Atas Kertas, Kami yakin anda pasti akan suka dengan novel ini, mari kita simak bersama novel berikut ini

Novel Pernikahan Di Atas Kertas Bab 60

Dua jam berada di dalam akhirnya Aqila terbebas dari penjara macet yang membuat dirinya kepanasan.

Setengah jam melintasi jalan dengan mata memandang sekeliling tempat yang di lewati. Pohon rindang sejuk damai membuat siapa saja melihat menyejukkan hati dan pikiran.

Aqila merasa damai meski belum sepenuhnya membuang perasaan galau. Tapi dengan sedikit membuat kegundahan dia bersyukur.

Tiba di halaman mansion. Aqila segera keluar setelah membayar ongkos taksi.

"Assalamu'alaikum." Salam Aqila masuk mendengar suara seseorang yang tidak di kenal.

Aqila dapat menebak suara tersebut seorang pria. Penasaran dengan suara tersebut Aqila masuk memandang segala arah, seperti seorang polisi mencari penjahat. Mata nya terus mengeledah sembarang sudut tanpa tersisa

"Walaikumsalam." Sahut mereka memandang kedatangan Aqila yang bingung penasaran, melihat sosok pria yang baru dilihat nya.

Aqila melirik pria tersebut sekilas, lalu menatap tanya pada mereka. Paham dengan maksud tatapan Aqila, Mommy mengambil alih menjelaskan siapa sosok pria di hadapan nya sekarang.

"Sini duduk dulu gak baik berdiri lama, bukannya kamu penasaran? sekarang Mommy akan jelaskan." Menepuk sofa di samping menyuruh Aqila segera duduk agar dia dapat segera menceritakan.

Aqila langsung duduk saking penasaran dengan penjelasan Mommy. Tapi jika di perhatian pria tersebut garis wajah nya begitu mirip sama Farel. Aqila tidak ingin menambah pikiran dengan terus menerka, akhirnya dia memutuskan berhenti menerka dan memilih diam mendengar penjelasan Mommy.

"Jadi gini Princess, pria di hadapan kamu ini, namanya Bian Chandra Adijaya, Kakak kamu anak kedua Mommy. Apa kamu tidak bisa menerka, bukannya wajah Bian mirip sama Farel?" Bingung karena Aqila tidak dapat menebak dengan melihat garis wajah, bahkan orang di luar sana dengan mudah menebak hanya sekali ketemu, tapi kenapa dengan Aqila.

"Jadi pria ini Kakak Qila." Kata Aqila mencerna penjelasan Mommy.

"Iya Aku kakak kamu." Jawab Bian yang diam akhirnya membuka suara.

Melihat wajah gemas Aqila bingung, membuat dirinya ingin mencubit gemas, tapi semua di tunda karena tidak mungkin dia melakukan sekarang dengan situasi rumit yang baru pertama ketemu, bahkan belum saling mengenal meski kakak beradik.

Aqila mengangguk paham.

"Dari mana saja, kenapa jam segini baru tiba?" Tanya Daddy mengalihkan topik.

"Dari rumah keluarga Dirgantara." Jujur Aqila tanpa menutup apapun, kan memang benar dirinya dari sana.

"Ada urusan apa kesana?" Tanya lagi ingin mendengar kejujuran Aqila.

"Pamit, sekaligus memberi surat gugatan." Jawab lagi jujur tanpa berbohong.

Bian tidak kaget meski baru awal mendengar semua ini, karena dia sudah mendengar cerita tentang kehidupan Aqila.

"Apa semua sudah beres? apa sudah di tanda tangan?" Tanya lagi.

"Belum di tanda tangan Dad." Jawab jujur Aqila ragu.

"Apa alasan dia belum menandatangani?" Serius dengan sedikit meninggi suaranya.

Mendengar nada suara meninggi Daddy, Aqila cemas memberitahu semua nya.

"Jawab Princess, jangan diam, apa alasan nya belum menandatangani, apa ada masalah yang terjadi hingga dia menolak?" Tebak memandang curiga pada Aqila.

"Aiih, itu Dad." Gugup Aqila harus berkata apa.

"Itu apa Princess?"

Aqila bingung, cemas Bercampur takut jika memberitahu semua bisa parah bahkan menjadi besar masalahnya.

"Daddy tenang saja, biarkan Qila mengurus semua akan beres." Yakin Aqila menenangkan Daddy agar tidak menambah parah jika ada campur tangannya.

"Benar kata Qila, biarkan saja Qila yang mengurus semua, jika tidak bisa Qila pasti akan meminta bantuan pada kita, siapa lagi yang akan Qila minta tolong selain kita keluarga nya." Ucap Farel di angguk setuju Bian.

Aqila menarik nafas lega mendapat pembelaan dari Farel.

"Syukur ada Kakak, kalau tidak kebohongan atau kejujuran yang akan aku berikan pada mereka." Batin Aqila.

"Yah sudah kalau begitu Daddy setuju, urus semua kalau bisa sebelum berangkat surat nya sudah harus di tanda tangan." Titah tanpa meminta jawaban dari Qila atau lainnya.

"Iya Dad." Jawab Aqila terpaksa mengiyakan."Kalau begitu Qila keatas dulu mau ganti pakaian, badan Qila udah lengket sejak tadi." Bangun meninggalkan Mereka.

Memandang kepergian Aqila, mendadak ruangan tersebut menjadi sepi, Daddy merasa bersalah karena sudah bersikap keras pada putri nya. Tapi semua apa daya nya yang di lakukan semata untuk kebahagiaan Aqila bukan untuknya. Dia ingin melihat anaknya bahagia, meski dengan cara keras.

"Maafkan Daddy princess, semua Daddy lakukan demi kebahagiaan kamu. Daddy tidak ingin kamu menderita lagi, sekarang waktunya kamu bahagia, tidak akan ada seorang pun yang dapat membuat kamu sedih karena Daddy tidak akan membiarkan itu terjadi." Batin sedih memandang kepergian Aqila semakin menjauh.

Mommy memengang pundak suaminya memberi kekuatan. Dia tau saat ini hati suami nya sedang rapuh dan sedih karena sudah bersikap keras pada putri semata wayangnya.

Berbeda dengan Farel menyalah artikan perilaku Daddy yang tegas pada Aqila.

"Dad, kenapa bersikap seperti itu pada Qila?" Tanya Farel.

"Sikap yang mana?" Tanya balik.

"Sikap yang tadi kenapa mendadak Daddy berkata seperti itu, Bukannya itu seperti memaksa Qila. Dad aku mengetahui semua nya, bahkan Qila sudah berusaha sekuat tenaga tapi Pria brengsek itu yang selalu menunda. Biarkan Aku dan Qila yang menangani ini, Daddy tidak usah kepikiran. Tidak akan aku biarkan dia mendekati Qila bahkan sejengkal pun." Ucap Farel janji.

"Aku juga akan membantu, Qila juga adik ku, bukan hanya kamu." Protes Bian tidak terima mendengar perkataan Farel.

Di kamar Aqila langsung menjatuhkan diri dikasur saat tiba.

"Hufth kenapa semua menjadi lebih ribet dengan apa yang di pikiran." Gumam Aqila cemas.

Mengambil ponsel genggam Aqila mencari kontak seseorang dan segera menghubungi.

"Hallo." Ucap Aqila pada orang di sebrang sana.

Setelah puas berbincang, Aqila mematikan sambungan telpon dan melempar ponsel sembarang arah.

"Semoga semua cepat beres." Batin Aqila lalu bangun dan menuju kamar mandi.

30 Menit kemudian, Aqila keluar dengan keadaan tubuh lebih segar dan fresh dari sebelumnya.

Aqila duduk memandang wajah di pantulan cermin meja rias. Wajah nya kini berubah lebih cerah dari sebelum meski tidak seperti biasa. Karena saat ini pikiran dan hati nya sedang tidak baik.

Mengingat kejadian yang baru terjadi secara bersamaan membuat dirinya bimbang.

Ting.

Ponsel Aqila berdering pertanda pesan masuk. Aqila bangun melihat notif tersebut.

^^^Pengacara^^^

^^^Sore Bu, maaf klien kita tidak ingin menandatangani surat gugatan, apa yang harus saya perbuat?^^^

Aqila membaca notif pesan dari pengacara yang mengurus perceraian nya.

Orang yang di hubungi Aqila tadi adalah pengacara, setelah mendengar penegasan Daddy sebelum berangkat semua harus beres. Dia langsung bertindak sebelum semua di ambil alih Daddy.

Membaca notif tersebut Aqila cemas, sampai kapan Arka akan terus keras kepala seperti ini. Dia tidak ingin Papa dan Mama kena imbas dari keras kepala yang di perbuat Arka.

"Apa aku perlu menemuinya sekali lagi?" Gumam Aqila menatap lekat ponsel nya..……(Bersambung  Bab 61 )

Posting Komentar untuk "Bab 60 Pernikahan Di Atas Kertas "