Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Bab 59 Pernikahan Di Atas Kertas

Novel berjudul Pernikahan Di Atas Kertas adalah sebuah novel yang bergenre romantis banyak orang yang dibuat ketagihan untuk membaca novel ini, novel ini sangat terkenal karena jutaan orang telah membaca novel ini dan merasa puas.

Novel ini dapat membuat guncangan emosi yang kuat bagi pembacanya, karena di setiap alur ceritanya membuat pembaca semakin ingin tau kelanjutan dari cerita nya.

Teman – teman pasti penasaran dengan ceritanya bukan? Pada kali ini saya akan memperkenalkan dan memberikan novel Pernikahan Di Atas Kertas, Kami yakin anda pasti akan suka dengan novel ini, mari kita simak bersama novel berikut ini

Novel Pernikahan Di Atas Kertas Bab 59

Melihat kedatangan Arka, Aqila memandang malas langsung membuang arah pandang ke sembarang arah.

"Aku tidak akan tanda tangan surat itu sampai kapan pun!" Tegas Arka menaiki satu okta suara menatap tajam Aqila.

"Kenapa? untuk apa lagi memperlambat perceraian ini, sampai kapanpun pernikahan kita tidak bisa di perbaiki." Balas Aqila tidak kalah tegas.

"Jangan berpikir aku bodoh, kamu ingin secepat bercerai dari ku, karena ingin menikah lagi dengan simpanan kamu kan?" Tuduh Arka dengan apa yang di lihat tadi.

Mama Diana mendengar perkataan Arka memandang Aqila meminta penjelasan dari ucapan Arka.

Aqila geleng kepala kenapa Arka suka sekali berpikir negatif, awal nya Aqila berpikir Arka benar tobat dan tidak ingin cerai karena merasa bersalah dan ingin memperbaiki semua, namun sekarang Arka semakin menuduh nya depan Mama Diana.

Aqila tidak habis berpikir, berkata rasanya tidak mungkin, sampai kapan pun otak Arka selalu di penuhi pikiran negatif tentang nya.

Dengan berani Aqila bangun menenteng kertas gugatan berjalan mendekati Arka dengan tatapan tajam tanpa takut.

"Iya kamu benar aku ingin menikah lagi!" Lantang Aqila terpaksa bohong karena kesal dengan tuduhan Arka."Jadi untuk apalagi menunggu silakan tanda tangan biar antara kita selesei sampai di sini." Tatap Aqila begitu juga dengan Arka menatap balik tajam.

"Tidak akan, jangan pikir mudah terlepas dari pernikahan ini, bukan nya kamu sendiri yang datang dalam kehidupan ku?" Tanya Arka maju berjalan mendekat Aqila.

Mama Diana melihat perdebatan antara pasangan suami istri yang akan menjadi mantan tidak bisa berkata selain menyimak.

Kaget sudah pasti mendengar perkataan Aqila yang berkata ingin menikah lagi. Tidak menyangka Aqila akan secepat itu, pikirkan terbagi antara sedih, kecewa dan bahagia. Semua tercampur aduk, namun apa daya nya selain menerima keputusan Aqila. Dirinya tak memiliki hak atas keputusan Aqila menikah atau tidak, karena semua ini juga salah anak nya.

"Aku?" Tanya balik Aqila menunjuk diri nya.

"Yah siapa lagi orang yang aku nikahi selain kamu." Jawab Arka.

"Aku hanyalah pengantin pengganti yang tidak kamu anggap, apa kamu lupa dengan perkataan kamu saat itu. Aku hanyalah istri diatas kertas tidak lebih dan bahkan kapan saja kamu suka bisa kamu robek. Disaat itu juga pernikahan kita hancur!" Jelas Aqila membuka semua di depan Mama Diana.

Papa Beni yang baru tiba di tempat mendengar penjelasan Aqila menjadi kaget. Hampir saja jatuh jika tidak ada meja sebagai penompang sebagai alat bantu nya.

Mama Diana kaget tapi tidak ikut jatuh karena dirinya duduk di sofa. Kecewa dengan penjelasan Aqila yang baru berani menceritakan semua pada mereka.

Dirinya tidak menyangka betapa kejam anaknya hingga menganggap tidak penting pernikahan. Semua telah terbukti dengan Aqila meminta cerai karena kesalahan Arka sudah sangat fatal, Istri mana saja tidak akan memaafkan nya.

Arka tidak membalas perkataan Aqila, karena apa yang dibilang nya semua benar. Bahkan di hari hal dia sendiri yang mengingatkan nya untuk tidak menganggap lebih pernikahan ini.

"Kenapa diam bukan nya begitu?" Tanya Aqila memandang Arka diam tak berkata.

Aqila membalikkan bola mata menoleh Papa dan Mama yang kaget dengan penjelasan nya barusan. Niat awal Aqila tidak ingin membongkar semua, tapi kelamaan dia terpancing sama ucapan Arka yang menaruh posisi dirinya lah yang bersalah.

"Pa, Ma, maaf Qila baru cerita sekarang." Ucap Aqila tidak enak.

"Tidak apa-apa sayang dengan begini kami bisa tau inti permasalahan kalian. Meski Mama sedikit kecewa karena kamu baru menceritakan sekarang, tapi Mama hargai keputusan kamu, mungkin dulu kamu ingin menyembunyikan aib rumah tangga." Bijak nya dapat menghargai keputusan Aqila apapun itu.

"Maaf." Ucap Arka satu kata keluar dari mulut nya.

"Untuk?" Tanya Aqila mengerutkan kening binggung.

"Semua perkataan dulu ku, dan juga perlakuan ku." Kata Arka sedikit menurun kan ego nya.

Sebelum nya Arka tidak pernah minta maaf kepada siapapun, namun kali ini berbeda entah kenapa dia meminta maaf tulus tanpa dan paksaan dari orang lain.

Aqila bingung harus menjawab apa, maaf adalah kata yang mudah di ucapkan dari mulut seseorang, entah itu sungguh atau palsu. Aqila susah untuk menerima kata maaf dari Arka.

Aqila tidak menjawab melainkan menarik tangan Arka memberikan secarik kertas, lalu berjalan mendekati Papa dan Mama menyalim pamit.

"Maaf Pa, Ma, jika kedatangan Qila bikin semua jadi kacau, Qila pamit dulu."

"Iya sayang tidak apa-apa, Kami yang seharusnya minta maaf padamu. Jaga kesehatan dimana pun kamu berada, jika tidak sibuk berkunjung lah kesini. Papa dan Mama akan sangat merindukan mu." Ucap Mama lalu menarik peluk Aqila.

Aqila membalas peluk dan berkata." Iya Ma, Qila akan berkunjung lagi."

Setelah kepergian Aqila, Arka diam mematung tanpa berkata apapun kepada orang tuanya.

Melihat betapa menyedihkan nasib rumah tangga anaknya, mereka sedih namun tidak bisa berbuat apapun.

Papa Beni sedih namun kecewa nya begitu besar kepada Arka. Tidak pernah terpikir anaknya akan kejam dan tega seperti ini pada wanita yang berstatus istrinya.

Papa Beni menarik lembut tangan istrinya pergi meninggal kan Arka. Ruangan yang tadi rame dengan perdebatan mendadak sunyi tak berpenghuni.

Arka tidak bisa berbuat apa selain diam, pikiran nya terus terngiang dengan ucapan Aqila.

Art juga mendengar pengakuan Aqila bahkan mereka juga kaget, tapi tidak berlebihan seperti Tuan dan Nyonya karena mereka sudah sedikit tau sikap dan kelakuan Arka terhadap Aqila selama ini.

Di dalam taksi, Aqila diam kepikiran dengan ucapan Arka yang entah kenapa sangat menyentuh di lubuk hati.

"Kenapa dengan diriku, Apa yang aku pikirkan, Ayo Qila jangan lemah seperti ini." Ucap Aqila menyemangati dirinya sendiri.

Aqila tidak tau kenapa mendadak mengingat ulang wajah Arka mengucap kata maaf seperti ada sesuatu mengganjal.

Jalan yang di ambil sopir saat ini sangat macet, entah sopir tersebut lihat di GPS atau tidak Aqila sendiri bingung. Namun dari perkiraan dugaan nya, sopir tersebut tidak melihat hingga mengambil jalan macet.

Aqila terjebak di kerumunan pengendaraan mobil dan lainnya. Yang satu sama lain terus klakson. Aqila bingung kenapa mereka terus membunyikan klakson padahal sudah jelas di hadapan mereka saat ini banyak mobil yang tidak bisa bergerak.

Aqila menghela nafas kasar, pikiran nya kini menjadi tidak tentram dan tidak seimbang antara satu dan yang lain. Ingin rasanya saat ini juga dia teriak kenapa takdir suka mempermainkan dirinya.

Namun apa daya Aqila tidak bisa melakukan semua itu, karena saat ini dia berada di dalam mobil, yang ada jika memaksa teriak dia bisa menjadi bahan tontonan semua orang..……(Bersambung  Bab 60 )

Posting Komentar untuk "Bab 59 Pernikahan Di Atas Kertas "