Bab 56 Pernikahan Di Atas Kertas
Novel berjudul Pernikahan Di Atas Kertas adalah sebuah novel yang bergenre romantis banyak orang yang dibuat ketagihan untuk membaca novel ini, novel ini sangat terkenal karena jutaan orang telah membaca novel ini dan merasa puas.
Novel ini dapat membuat guncangan emosi yang kuat bagi
pembacanya, karena di setiap alur ceritanya membuat pembaca semakin ingin tau
kelanjutan dari cerita nya.
Teman – teman pasti penasaran dengan ceritanya bukan? Pada kali
ini saya akan memperkenalkan dan memberikan novel Pernikahan Di Atas Kertas,
Kami yakin anda pasti akan suka dengan novel ini, mari kita simak bersama novel
berikut ini
Novel Pernikahan Di Atas Kertas Bab 56

Pagi ini udara masih segar. Angin berembus lembut. Embusan
nya menembus kulit. Dingin terasa. Dinginnya membuat tubuh manusia menggigil.
Aqila merentangkan kedua tangan lebar dengan mata belum
sepenuh sadar. Mengucek bola mata dengan satu tangan dan tangan lain menutup
mulut yang menguap akibat serangan mengantuk yang melanda.
Setelah mengumpulkan nyawa secara full, Aqila bangun dari
ranjang segera menuju kamar mandi.
30 menit membersihkan diri, Kini Aqila sudah selesai dan
sekarang berada di kamar ganti. Aqila akan tetap bekerja. Bukan membantah orang
tua untuk melanjutkan pendidikan, hanya saja Aqila tidak pernah berpikir sampai
kesitu.
Di ruang makan mereka sudah duduk anteng tinggal menyantap
sarapan pagi, namun sarapan pagi harus di tunda karena menunggu kehadiran
seseorang yang belum datang.
15 Menit kemudian hentakan langkah kaki terdengar jelas dari
anakan tangga. Mereka langsung membalikkan mata menoleh.
Aqila yang di pandang seperti itu sama mereka menggaruk
kepala yang tidak gatal menjadi bingung sendiri.
"Pagi, Dad, Mom, kakak." Sapa Aqila meski bingung
di pandang aneh sama mereka tetap saja berusaha tenang dan biasa.
"Pagi juga princess." Balas serempak dengan senyum
bahagia.
"Yah sudah ayo duduk kita sarapan." Ajak Mommy
menarik Aqila segera duduk.
Semua menyantap sarapan dengan diam tanpa berbicara. Tidak
boleh seorangpun mengucapkan sepatah kata saat makan karena itu adalah
peraturan lama hingga sekarang mengenai aturan makan di keluarga Adijaya.
Selesei menyantap sarapan, Daddy Rama meminta kedua anaknya
untuk duduk sebentar sebelum berangkat kerja. Dan kedua nya mengiyakan.
"Ada apa Dad?" Tanya Farel menatap Daddy tidak
seperti biasa meminta berkumpul sepagi ini.
"Daddy ingin mengatakan sesuatu pada kalian berdua
terutama kepada Princess."
Aqila diam tidak bertanya apa atau lainnya, dia sudah pasrah
jika harus di paksa untuk melanjutkan pendidikan di USA.
"Princess, hari ini Bian akan datang, Daddy harap kamu
bisa ikut bersama nya untuk ke USA melanjutkan pendidikan kamu." Jelas
menyampai maksudnya.
Aqila mengerutkan kening." Bian?" Wajah Aqila
memancarkan kebingungan siapa itu Bian.
Melihat wajah bingung polos Aqila, Mommy mengambil alih
menjelaskan pada putri satu-satunya ini.
"Iya Princess, Bian. Bian adalah kakak kamu, kakak
kedua setelah Farel. Bian sekarang di USA mengurus perusahaan kita di sana,
hari ini akan balik untuk menjemput kamu."
Aqila mengangguk mengerti, Kali ini tidak ada ucapan keluar
dari bibirnya selain anggukan kepala sebagai Jawaban iya dan setuju.
Melihat tidak ada bantahan Aqila seperti semalam, Farel
menjadi khawatir Aqila marah pada Daddy dan Mommy.
"Mom, kenapa mendadak begini, bukannya kita baru
berjumpa Qila kenapa sekarang sudah meminta nya untuk pergi." Ucap Farel.
Yang di katakan Farel ada benarnya, Daddy dan Mommy juga
sama berpikir seperti apa yang di katakan Farel, tapi semua sudah mereka
putuskan agar Aqila tidak mengingat suami sialan nya itu.
Hati mereka sakit harus mengambil keputusan besar seperti
ini, namun jika semua demi kebahagiaan Aqila apa saja akan mereka lakukan.
"Ini sudah jadi keputusan Daddy dan Mommy. Bagaimana
Princess apa kamu tidak keberatan dengan semua ini?" Tanya memastikan
Aqila tidak menolak, semua ini demi kebahagiaan nya bukan semata tidak sayang,
tapi sangat sayang.
"Iya Dad, Mom, Qila tidak keberatan."
"Bagus jika kamu tidak keberatan. Lusa kamu akan segera
berangkat."
***
Di dalam mobil Qila terus terdiam tanpa mengeluarkan sepatah
kata dari mulut. Farel yang menyetir melirik bungkam nya bibir Aqila tidak
berkata menjadi penasaran, perihal apa yang terjadi kenapa Aqila terus terdiam.
Pikirannya terjatuh pada satu masalah, Aqila tidak menyukai keputusan yang di
ambil Daddy dan Mommy meski sudah mengiyakan dan setuju.
"Qila kamu kenapa? apa kamu terpaksa mengiyakan
permintaan Daddy dan Mommy?" Tanya Farel melirik Aqila.
Aqila menarik dan membuang kasar nafas. Farel dapat
mengetahui sekarang Aqila sedang dalam kegundahan kebimbangan. Yang bisa dia
lakukan sekarang memberi dukungan dan support penuh pada Aqila.
"Apa dengan Qila mengiyakan semua masalah Qila dapat
terselesaikan?" Tanya Aqila membuka suara setelah lama bungkam.
Farel bingung dengan perkataan Aqila. Kenapa mendadak
berkata seperti itu, apa yang di pikiran Aqila saat ini sangat membuat Farel
tidak paham.
"Maksud kamu gimana? Kakak tidak paham?" menaik
alis tidak mengerti.
"Qila tau Daddy dan Mommy meminta Qila untuk
melanjutkan pendidikan di USA agar Qila dapay melupakan dia, kalau tidak kenapa
meminta Qila melanjutkan di jauh tempat jika disini juga ada." Kata Aqila
memandang Farel.
Penuturan Aqila ada benar nya, Farel juga sempat berpikir
sama seperti itu. Awal nya dia berpikir jika itu hanya perasaan nya saja, namun
semua salah, Aqila juga berpikir sama seperti dia.
Farel tidak ingin membuat Aqila makin sedih dan kepikiran
dengan semua ini jika dia mengiyakan nya.
"Kenapa kamu bisa berpikir seperti itu?" Tanya
Farel.
"Kakak tidak perlu bertanya, Qila yakin kakak juga sama
berpikir seperti Qila." Ucap Aqila.
"Kamu sok tau deh, mana ada seperti itu." Farel
mengelak perkataan Aqila, meski tuduhan nya memang sangat tepat.
"Terserah Kakak saja mau gimana. Sebentar pulang kerja
aku izin mau pamit sama keluarga Dirgantara."
Mendadak Farel menginjak rem memberhentikan mobil.
"Kakak kenapa mendadak berhenti seperti ini!"
Pekik Aqila kesal dahi cantik nya jadi merah.
"Maksud kamu tadi apa? apa kakak gak salah
dengar?" Tanya balik Farel memastikan yang di dengar tadi tidak benar.
"Maksud yang mana? Qila gak ngerti." Mengelus
jidat cantik dengan lembut.
"Maksud perkataan kamu yang ingin pamit ke keluarga
Dirgantara? apa itu benar?" Tanya Farel serius, terlihat tidak suka
mendengar perkataan Aqila yang ingin berpamitan sama mereka.
"Iya, Qila ingin berpamitan sama mereka, emang kenapa
apa ada yang salah?" Tanya balik belum paham dengan wajah tidak suka
Farel.
Farel bingung kenapa Adiknya ini sangat polos, apa tidak
cukup perbuatan Arka kepada nya hingga masih saja ingin berpamitan sama mereka.
Banyak mobil di belakang sudah klakson meminta mobil Farel
segera melaju, bahkan beberapa menit berhenti sudah memicu banyak keributan antar
pengendara lainnya.
"Kakak jalan, lihat semua ini ulah Kakak yang berhenti
mendadak." Tegur Aqila dan Farel kembali melaju kan mobil.
Tanpa mereka sadari Arka melihat kebersamaan Aqila dan Farel
berdua di dalam mobil. Hal tersebut membuat Arka termakan api cemburu.
Arka yang mood nya belum membaik dengan kepergian Aqila,
menjadi hancur. Pertemuan yang mendadak tidak sengaja membuat dia berpikir
buruk tentang Aqila yang ingin segera menceraikan nya.
"Ternyata ini alasan kamu ingin segera bercerai dari ku.
Kamu sudah mendapatkan pria yang lebih kayak dari ku." Gumam Arka memukul
kuat gagang setir mengemudi..……(Bersambung Bab 57 )
Posting Komentar untuk "Bab 56 Pernikahan Di Atas Kertas "