Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Bab 50 Pernikahan Di Atas Kertas

Novel berjudul Pernikahan Di Atas Kertas adalah sebuah novel yang bergenre romantis banyak orang yang dibuat ketagihan untuk membaca novel ini, novel ini sangat terkenal karena jutaan orang telah membaca novel ini dan merasa puas.

Novel ini dapat membuat guncangan emosi yang kuat bagi pembacanya, karena di setiap alur ceritanya membuat pembaca semakin ingin tau kelanjutan dari cerita nya.

Teman – teman pasti penasaran dengan ceritanya bukan? Pada kali ini saya akan memperkenalkan dan memberikan novel Pernikahan Di Atas Kertas, Kami yakin anda pasti akan suka dengan novel ini, mari kita simak bersama novel berikut ini

Novel Pernikahan Di Atas Kertas Bab 50

Arka kaget mendengar amarah Aqila, ternyata wanita yang selalu di sakiti bisa juga seperti singa.

Papa dan Mama kaget mendengar amarah Aqila yang selama ini belum pernah di dengar, namun kali ini semua sudah terdengar jelas.

Amarah yang selama ini di pendam kuat akhirnya d keluar kan, menyimpan dalam juga tidak ada artinya lebih baik melepaskan semua biar terasa lega.

Meski awal melukai perasaan mereka dan mengangetkan.

Arka tidak bisa berbuat dan berkata apa lagi selain duduk lesuh, dia sadar salah bahkan dia ingin memperbaiki semua nya.

Aqila membuka tas dan mengambil secarik kertas dan diberikan pada Arka.

Menerima sodoran kertas tersebut Arka kaget, kenapa surat gugatan? tidak pernah terlintas di benak nya untuk menerima semua ini. Bahkan bermimpi untuk bercerai tidak ada. Kenapa sekarang surat gugatan ada di hadapannya.

"Apaan ini? kenapa surat surat gugatan?" Kaget Arka meminta penjelasan. Wajah nya berubah seketika.

"Iya. Silakan tanda tangan, biar segera di proses!" Aqila menjawab santai, tanpa perduli reaksi Arka saat ini.

Menatap saja malas, bagaimana mau melirik, bagi Aqila semua penyesalan nya sudah terlambat, jika saja Arka tidak melakukan sesuatu seperti pada gambar pesan mungkin Aqila masih bisa memikirkan, tapi semua ini tidak bisa di pikirkan atau di toleransi kan.

Arka menggeleng keras permintaan Aqila, bahkan merobek menjadi serpihan yang tak bisa di satukan.

"Jangan berharap atau bermimpi untuk aku menceraikan kamu. Sampai kapan pun tidak akan pernah terjadi." Tegas Arka serius melempar robekan kertas tersebut dan menghambur ke atas langit.

Aqila melihat serpihan kertas berjatuhan menjadi kesal, mau apa pria ini kenapa keras kepala. Mencoba untuk lebih bersabar, Aqila membuka suara.

"Apa yang kau lakukan kenapa merobeknya? pernikahan ini tidak bisa di lanjutkan kenapa harus di pertahanan lagi?"

"Itu hanya kata mu saja Qila, aku mau melanjutkan dan memperbaiki semua ini, tapi kamu nya saja yang tidak mau? kenapa menolak? bukannya dulu menginginkan ini, kenapa mendadak berubah?"

"Itu dulu, sebelum kesabaran ku masih ada. Jangan menanyai aku tentang itu, karena kamu juga bahkan sama, di saat aku mencoba mengajak untuk memperbaiki kesalah pahaman, apa yang kau berikan? Respon? Oh No tidak ada." Kata Aqila menatap lekat Arka mengingat perkataan dulu.

Arka menjadi kikuk harus menjawab apa, benar dulu dia sangat bodoh.

Papa dan Mama diam menyimak perdebatan rumah tangga anak dan mantunya, mereka tidak ingin mencampuri, mereka yakin keduanya bisa menyelesaikan ini.

"Mama harap kalian bisa menyelesaikan ini dengan kepala dingin jangan sampai menyesal di kemudian hari." Nasihat Mama sejak tadi diam tak mencampuri perdebatan mereka.

"Dan untuk kamu Arka, Mama dan Papa sangat kecewa sama kamu, kenapa tega nya berbohong, apa kami pernah mengajari kamu untuk berbohong? apa pernah kami mengajarimu bermain kasar terhadap wanita?" Teriak Mama Kecewa marah terhadap anak tunggal kesayangannya.

Arka tunduk tidak berani menatap orang tuanya, bingung dan berpikir bagaimana mereka mengetahui semua ini, apa Aqila membocorkan? tapi semua tidak mungkin terjadi, selama ini Aqila juga bekerja sama bersekongkol dengan nya untuk mengelabui Papa dan Mama.

Dugaan tersangka kini telah Arka jatuhkan pada Art, siapa lagi kalau bukan mereka.

"Jangan tunduk seperti anak kecil, lihat sini! pandang Mama, apa begitu saja nyali kamu setelah Mama mengetahui ini! Apa kamu berpikir Mama tidak akan tau masalah ini? kamu mungkin bisa mengancam semua art untuk tidak memberi tau, tapi jangan kamu lupakan Papa dan Mama masih lebih kuasa di rumah ini." Marah nya tidak habis pikir kenapa kelakuan putra tunggal nya berbeda jauh dengan didikannya.

#Flash back

Semalam setelah obrolan bersama Aqila dan juga menerima gambar yang sama dengan Aqila dari nomor tak di kenal. Mereka segera mencari tau informasi karena selama tinggal di sini, tidak ada kecurigaan atau masalah serius dari kehidupan rumah tangga Anak dan mantunya.

Hingga akhirnya Mama Diana memiliki sebuah ide untuk mengorek informasi dari Art, tidak mungkin seorang pun dari mereka tidak ada yang tau.

"Bibi." Panggil Mama Diana.

" Iya Nyonya." Sahut art tersebut saat tiba di hadapan majikan nya.

"Kumpulan semua art di sini!" Perintah nya segera dikerjakan art tersebut.

Tidak sampai 5 menit semua Art sudah berkumpul lengkap sejajar di hadapan nya dan suaminya.

Mama Diana pertama masih diam menatap lekat sambil menghitung jumlah nya, kemarin seingatnya merekrut 5 Art, entah sekarang sudah berapa dia tidak tau. Karena anaknya kemarin sempat berbincang ingin menambahkan lagi.

Setelah berhitung ada penambahan Art yang dulu 5 kini bertambah 2 menjadi 7. Mama Diana langsung berbicara pada intinya niat mengumpulkan mereka semua disini.

"Saya mengumpulkan kalian di sini, ada yang ingin saya tanyakan, jika salah satu dari kalian berani ketahuan berbohong silakan angkat kaki dari sini." Ancam nya sebelum memulai bertanya.

Mendengar ancaman sebelum bertanya membuat bulu kuduk mereka berdiri menegang, mendengar ancaman seperti ini nyali siapa saja akan menciut mengecil.

"Apa hubungan anak dan mantu saya baik-baik saja?" Tanya nya serius memandang satu persatu art.

"Baik/tidak." Jawab mereka berbeda satu sama lain.

"Jawaban mana yang benar kenapa tidak kompak!" Mama Diana berpikir kayak nya benar ada yang tidak beres, jawab mereka saja tidak kompak bahkan ini sudah menjelaskan keraguan masing-masing.

"Ternyata ancaman Tuan Arka kalian lebih membuat kalian patuh, apa kalian pikir Arka memiliki hak sepenuhnya?" Tegas Mama Diana.

"Maaf Nyonya, kami mengaku salah, kami mohon jangan pecat kami." Mohon mereka tunduk mengaku salah.

"Baiklah, saya akan memaafkan sekarang ceritakan semua yang terjadi awas jika ada satu kelewatan dari cerita kalian dan saya dengar dari orang lain. Siap-siap, kalian pasti tau apa yang akan terjadi!" Ancam nya lagi tidak peduli dengan mereka bosan dengan ancaman yang bisa di lakukan majikan nya, seakan itu adalah mantra mujarab.

Iya, Nyonya baik." Angguk mereka serempak, mengutus satu dari mereka bertujuh untuk mewakili menceritakan cerita sebenarnya.

Mendengar cerita dari art, Papa dan Mama kaget bahkan sangat marah sama Arka, tega nya main tangan sama wanita. Ajaran didik kan mereka untuk menjaga dan melindungi seorang wanita tidak di dengar bahkan tidak di ingat.

Rasa kecewa mendalam kini di rasakan Orang tua Arka, mereka merasa menjadi orang tua yang gagal karena salah mendidik putra nya.

Menghakimi dan KDRT terhadap istri tanpa belas kasihan adalah kerjaan penjahat, hukumannya di penjara.

Tapi ini Apa, sampai saat ini Qila tidak pernah melaporkan segala tindakan Arka kepada pihak berwajib, jika perempuan lain tidak bisa di pikirkan lagi. Sudah jelas Arka akan di laporkan dan mungkin sekarang berada di dalam jeruji penjara sambil menangis..……(Bersambung  Bab 51 )

Posting Komentar untuk "Bab 50 Pernikahan Di Atas Kertas "