Bab 49 Pernikahan Di Atas Kertas
Novel berjudul Pernikahan Di Atas Kertas adalah sebuah novel yang bergenre romantis banyak orang yang dibuat ketagihan untuk membaca novel ini, novel ini sangat terkenal karena jutaan orang telah membaca novel ini dan merasa puas.
Novel ini dapat membuat guncangan emosi yang kuat bagi
pembacanya, karena di setiap alur ceritanya membuat pembaca semakin ingin tau
kelanjutan dari cerita nya.
Teman – teman pasti penasaran dengan ceritanya bukan? Pada kali
ini saya akan memperkenalkan dan memberikan novel Pernikahan Di Atas Kertas,
Kami yakin anda pasti akan suka dengan novel ini, mari kita simak bersama novel
berikut ini
Novel Pernikahan Di Atas Kertas Bab 49

Aqila segera mengabari keluarganya untuk tidak menyusul,
karena dia akan sedikit lama berada di sini, menunggu kebalikan Arka pasti
memakan waktu, jarak Amerika ke Indonesia kota Jakarta membutuhkan waktu 22 jam
lebih jika menggunakan pesawat umum. Tapi kalau menggunakan jet pribadi entah
berapa Aqila sendiri tidak tau.
Selesai menyantap sarapan pagi, mereka berpindah duduk
bersama di ruang keluarga mengisi sisa waktu bersama Aqila sebelum pergi, entah
kapan akan seperti ini lagi tidak ada yang tau, mungkin tidak akan pernah.
"Qila." Panggil Mama memandang arah Aqila.
"Iya Ma." Sahut Aqila menoleh.
"Apa kamu sudah tau berita mengenai Kakak kamu?"
Mama Diana kembali teringat berita yang viral di media dan televisi.
"Berita apa? Mama sudah tau di mana keberadaan Kakak
sekarang? kenapa tidak memberitahu Qila?" Aqila menyerbu dengan tumpukan
pertanyaan tanpa titik koma.
"Pelan-pelan sayang, Mama baru tau kemarin, Itu juga
dari media dan televisi yang lagi viral dengan hangat nya berita."
"Maksud Mama Media? Televisi? itu apa? Kenapa berkaitan
dengan Kak Siska? apa Kakak sudah menjadi artis sesuai impian cita-cita nya.
" Aqila sangat mengingat jelas Impian terbesar Siska adalah menjadi model
dan bekerja di dunia hiburan.
Entah kenapa memiliki Cita-cita itu, Aqila sendiri tidak
tau, Tapi dia selalu mendukung apa saja yang di lakukan, meski sebaliknya
mereka tidak pernah mendukung setiap hal yang di lakukan Aqila di luar sana.
"Bukan itu sayang, tapi yang lain! Apa kamu seharian
kemarin gak pegang ponsel hingga tidak melihat berita viral beredar di media.
Bahkan Mama yakin berita ini sudah sangat laku di dunia media, terutama bagian
reporter yang meliput awal berita ini." Mama Diana yakin sambil
mengotak-atik ponsel mencari video viral tersebut untuk di tunjukkan kepada
Aqila.
Saat video ditemukan, Mama segera memberi kepada Aqila,
betapa shock kagetnya Aqila melihat video ranjang Kakak angkat bersama Kak
Roland sahabat dekat kakak nya sendiri sejak SD.
"Ini Kak Siska dan Kak Roland!" Kaget Aqila
menunjuk gambar." Kenapa mereka bisa bersama? apa Kak Siska kabur bersama
Kak Roland?" Bingung Aqila menatap lekat dengan semua terasa mimpi
mengetahui berita memalukan ini.
Aqila kembali terdiam merenung mengingat foto semalam yang
dia dapat dari nomor tak di kenal. Gambar ruangan dinding ini dan yang dikirim
sama, apa setelah melakukan ini Kak Siska melakukan lagi bersama Arka. Tubuh
pria tersebut postur tubuhnya sangat mirip sama Arka, apa benar semua yang di
pikir Aqila kali ini.
Aqila tidak menggubris semua perkataan dan pertanyaan
mertuanya, pikiran mengajak dia untuk memecahkan sendiri pertanyaan yang
dibuat.
"Qila kenapa?" Buka suara Mama melihat Aqila diam
memangku tangan di ujung kening seperti orang yang sedang berpikir keras.
Tidak mendapat balasan dari Aqila, Mama kembali menyadarkan,
tapi kali ini menyentuh pundak nya. Aqila kaget karena saat ini dia sadang
melamun.
"Apa yang kamu pikirkan? kenapa Mama ajak bicara diam
terus, jangan banyak memikirkan Kakak mu, dia saja tidak pernah memikirkan
kamu, untuk apa kamu membuang waktu dan pikiran memikirkan orang yang jelas
tidak peduli sama kamu." Jelas nya menasehati Aqila.
Aqila diam bingung harus berkata apa, yang jelas saat ini
perkataan Mama nya salah total, dia bukan memikirkan Siska, melainkan pria yang
berada di ranjang kedua bersama Siska setelah Roland.
Entah kenapa mendadak perasaan Aqila merasa teriris dengan
dugaan nya sendiri.
"Kenapa dengan perasaan ku, kenapa mendadak seperti
ini. Sadar Qila hari ini gugatan pengadilan akan tiba. Buang jauh perasaan
apapun yang ada. Pria seperti dia tidak pantas mendapat kan Cinta atau
lainnya." Batin Aqila menyakinkan dirinya.
Mereka masih setia berada di ruang keluarga di temanin
cemilan dari Art atas perintah Mama Diana.
Jam menunjukkan pukul 16:00 WIB.
Saat Aqila ingin bangun terdengar suara salam dari seseorang
yang begitu familiar di telinga mereka terutama di rumah ini.
"Assalamu'alaikum."
"Walaikumsalam." Jawab serempak.
Aqila menatap Arka dari ujung rambut hingga bawah membuat
dia teringat video viral pria bersama Siska dan juga foto tersebut.
Arka menyadari Terus di pandang Aqila, berjalan mendekati
Aqila tanpa perduli tatapan kedua orang tua kepadanya.
"Qila." Panggil nya dengan nada lembut seperti
tidak biasa.
Aqila tidak menjawab melainkan terus menatap jijik,
bagaimana setelah semua terjadi pria ini masih berani menampilkan wajah di
hadapan nya, apa urat malunya sudah putus.
Papa dan Mama menatap kesal marah terhadap anaknya, ingin
sekali rasanya menjadikan anak satunya ini adonan kue biar sesuka mereka
mengubah bentuk tubuh, bahkan kalau bisa mengubah sifat yang buruk setiap di
lakukan nya.
"Qila, Aku tau betapa benci kamu sama aku atas
perbuatan ku yang tak pantas mendapat maaf dari kamu. Tapi aku
bersungguh-sungguh minta maaf, aku sadar aku salah, kamu benar. Aku siap
dihukum apa saja, aku terima itu, asal kamu dapat memaafkan ku. Ucap nya serius
menyesal dengan perbuatan masa lalu nya.
"Terlambat." Satu kata yang keluar dari mulut
Aqila tanpa melirik Arka.
Arka bingung dan kaget."Maksudnya terlambat apa? aku
akan memperbaiki semua ini, aku janji beri satu kesempatan saja."
"Tidak ada kesempatan apapun, karena itu sudah aku
berikan selama sebulan pernikahan ini!" Lantang Aqila di dengar jelas
Arka.
Mendengar semua tidak bisa diperbaiki, bahkan tidak ada
kesempatan, Arka frustasi, kenapa saat dirinya mulai sadar semua malah
terlambat.
Papa dan Mama yang melihat perdebatan kandasnya rumah tangga
anak dan mantu yang belum mencapai apapun, masih seumur jagung harus di mati
sebelum tumbuh menjadi anak menjadi sedih.
Tapi tidak ada yang bisa di perbuatan lagi, karena mereka
juga tidak tau apa yang harus di perbuat, masalah besar yang terjadi saja tidak
di ketahui bagaimana mau menjadi penengah dalam masalah ini.
"Qila aku mohon kali ini saja, jangan lakukan ini
padaku, kenapa tidak kamu berikan aku kesempatan memperbaiki semua nya? jangan
gegabah mengambil keputusan di saat marah semua tidak akan baik." Ceramah
Arka tanpa berkaca sebelum nasihat Aqila.
"Kata-katamu sebenarnya sangat cocok kepada dirimu sendiri,
kenapa jadi menyalahkan ku atas semua tindakan mu, bukannya dari dulu kau
sangat membenci ku, bahkan tidak sudi mencoba menjalani pernikahan ini! Apa kau
lupa? Semua itu kau sendiri yang ucap bukan Aku atau orang lain! Teriak Aqila
muak melihat Arka sok dramatis sedih menyesal atas semua yang terjadi
seakan-akan dia sudah sadar sekarang..……(Bersambung Bab 50 )
Posting Komentar untuk "Bab 49 Pernikahan Di Atas Kertas "