Bab 5 Pernikahan Di Atas Kertas
Novel berjudul Pernikahan Di Atas Kertas adalah sebuah novel yang bergenre romantis banyak orang yang dibuat ketagihan untuk membaca novel ini, novel ini sangat terkenal karena jutaan orang telah membaca novel ini dan merasa puas.
Novel ini dapat membuat guncangan emosi yang kuat bagi
pembacanya, karena di setiap alur ceritanya membuat pembaca semakin ingin tau
kelanjutan dari cerita nya.
Teman – teman pasti penasaran dengan ceritanya bukan? Pada
kali ini saya akan memperkenalkan dan memberikan novel Pernikahan Di Atas Kertas, Kami
yakin anda pasti akan suka dengan novel ini, mari kita simak bersama novel
berikut ini
Novel Pernikahan Di Atas Kertas Bab 5

Meninggalkan dapur Aqila bingung harus kemana untuk
beristirahat, di kamar, tidak mungkin, otak nya terus berpikir dengan memandang
setiap sudut ruang yang ada.
Mata nya tertuju pada kamar tamu di dekat ruang tamu.
"Lebih baik aku istirahat di sana saja." Batin
Aqila berjalan menuju kamar tamu.
Langkah nya terhenti dengan teriakan Arka dari atas.
"Aqila...." Teriak Arka marah.
"Astaghfirullah, kenapa dengan dia, apa tidak bisa
sehari tidak marah-marah. Tercipta dari apa pria itu kenapa sangat
Arongan." Monolog Aqila berjalan menghampiri Arka.
"Ada apa memanggil ku, apa tidak bisa kamu memanggil ku
baik-baik, aku tidak budek hingga harus teriak sekencang ini." Kata Aqila
tiba di kamar.
"Ternyata kamu masih punya nyali untuk menjawab, apa
masih kurang, hah?" Jalan Arka mendekati Aqila.
"Apa aku harus diam jika kamu berbicara? aku juga
manusia punya mulut untuk berkata, jadi di mana salah ku?" Balas Aqila
memberanikan diri, meski hati nya kini sedang takut.
"Wanita yang pemberani, tidak salah dugaan ku,
keberanian kamu ini sudah membuktikan betapa rendah nya dirimu." Hina Arka
menatap jijik Aqila.
"Ya kamu benar aku rendahan karena sudah menikah dengan
pria seperti kamu. Pria berhati Iblis." Balas Aqila memaki Arka.
Aqila muak terus di hina dan di tuduh dengan apa yang tidak
ia perbuat sama sekali. Ia tidak takut jika lagi dan lagi Arka akan menyakiti
dirinya.
Aqila menantang balik tatapan Arka. Ia tahu kini Arka sedang
marah dengan lontaran kata yang ia tujukan pada nya.
Plak...
Satu tamparan kuat telak di pipi kanan Aqila hingga berdarah
di ujung bibir nya.
"Jangan pernah kamu memaki saya dengan mulut rendahan
itu" Tunjuk Arka pada bibir Aqila. "Sekali lagi saya mendengar itu,
tidak ada jaminan untuk kamu bisa melihat dunia lagi." Sambung Arka murka
menatap Aqila.
"Kenapa? apa kamu akan membunuh saya? lakukan saja biar
kamu puas, dengan begitu saya tidak perlu melihat wajah kamu yang keji seperti
iblis. Rupah kamu memang seperti manusia, tapi hati kamu seper....."
"Seperti iblis begitu yang kamu maksud?" Kata Arka
cepat Mencengkram dagu Aqila."Tapi... yang kamu katakan itu semua nya
benar, saya Iblis yang akan membuat hidup mu menderita." Mencengkram kuat
hingga Aqila berontak kesakitan minta di lepaskan.
"Semakin kamu berontak, semakin kuat cengkraman
ini." Kata Arka menatap benci Aqila.
Aqila menangis tenaga nya tak sekuat tenaga Arka. Badan nya
juga belum fit dengan kejadian tadi di dapur. Ia berusaha kuat untuk tidak
cengeng di depan Arka.
"Wanita yang malang, kamu salah mencari lawan. Sebelum
mengibarkan bendera perang, cari tahu dulu siapa lawan kamu, jika sudah begini
kamu tidak akan lolos, karena aku tidak akan membiarkan kamu selamat."
Menghempas kuat cengkraman nya pada Aqila hingga terjatuh di lantai akibat
kurang nya tubuh Aqila kurang Fit.
Aqila tak membalas perkataan Arka, ia hanya menatap dengan
penyesalan sudah menerima pernikahan ini.
Penyesalan terbesar nya menikah dengan pria arogan berwujud
iblis.
"Jangan menatap ku begitu." Kata Arka memperingati
Aqila." Cepat bangun dan pergi dari hadapan ku sebelum aku berubah
pikiran." Ancam Arka muak melihat Aqila di hadapan nya.
Dengan senang hati, tanpa di bilang Aqila akan pergi, ia
muak berlama-lama berada di dekat Arka, bukan nyaman yang ia dapatkan, tapi
sesak.
Aqila bangun dengan darah di ujung bibir nya, meninggal kan
Arka sendiri menuju kamar tamu untuk tempat peristirahatannya.
"Hiksh....hiks... hiks... kenapa nasib ku begini, apa
salah ku, kenapa aku terus di uji, aku tidak sanggup melewati ini sendiri...
hiks... hiks...." Tangis Aqila pecah saat berada di kamar tamu.
Tiba di kamar tamu Aqila langsung mengunci pintu, ia tidak
ingin ada yang masuk menganggu nya. Niat nya hanya ingin menenangkan diri, tapi
malah menangis dengan ocehan keluar dari bibir nya. "Tuhan sudah kah
engkau melihat, aku tidak sanggup melewati ini lagi, sudah, aku mohon sudah,
cukup ujian ini. Aku bukan wanita kuat di luar sana yang bisa melewati semua
cobaan mu. Bukan nya sudah cobaan yang engkau berikan pada ku sejak bayi, apa
semua nya belum cukup. Apa lagi nanti yang harus aku hadapi ke depan nya."
Tangis Aqila mengutuk kehidupan nya.
Tanpa sadar semua perkataan Aqila di dengar Bibi yang ingin
memanggil nya, tapi terhenti mendengar tangisan Aqila di dalam.
"Sungguh malang nasib mu nyonya, Bibi berharap nyonya
kuat melewati ini. Kebahagian akan ada untuk wanita baik seperti nyonya."
Batin Bibi ikut sedih mendengar kesedihan majikan nya.
Tok....
Tok....
Tok....
"Nyonya." Panggil Bibi di luar pintu.
Cekreck
"Ada apa Bi?" Tanya Aqila membuka pintu memandang
Bibi di hadapan nya.
Mendengar ketukan pintu berbunyi, Aqila menghapus butiran
kristal di pipi nya, ia tidak ingin ada yang melihat. Biarkan saja ia melewati
ini sendiri tanpa ada yang tahu kehidupan nya. Ia tidak ingin di kasihanin
dengan mereka tahu kondisi nya.
"Nyonya sudah waktu nya makan." Kata Bibi melihat
mata sembap Aqila habis menangis.
"Yah sudah bibi duluan saja, nanti saya menyusul."
Balas Aqila ingin membersihkan wajah nya dulu.
"Kalau begitu saya pamit nyonya." Meninggalkan
Aqila yang ikut masuk kembali.
"Di mana Aqila?" Tanya Arka melihat datang nya
Bibi tanpa Aqila.
"Nyonya akan menyusul Tuan." Tunduk Bibi.
"Yah sudah bibi bisa kembali bekerja." Perintah
Arka masih menunggu kedatangan Aqila.
"Apa yang dia lakukan di dalam sana, kenapa lama
sekali, apa dia sedang merencanakan suatu untuk membalas ku. Awas kau jika
rencana mu terbukti kau akan terima berlipat lipat dari ku. Wanita kampung
seperti mu tidak mengenal kata kapok kamu salah mencari lawan." Batin
Arka.
Arka masih setia menunggu Aqila yang sampai sekarang belum
muncul keberadaan nya. Papa dan Mama nya sudah balik ke luar Negeri, semenjak
memberi wewenang penuh perusahaan pada Arka, Papa dan Mama nya memilih
menghabiskan masa tua di Korea.
Semakin lama menunggu Arka semakin kesal karena Aqila belum
datang juga..
"Aqila." Teriak Arka penuh amarah.
Teriakan Arka sampai ke telinga Aqila yang sedang memakai
cream di wajah nya agar terlihat fresh. Cream Aqila di mata Arka hanyalah Cream
recehan. Namun berbeda dengan nya, cream ini sudah cukup mahal yang ia miliki
"Apa yang akan dia lakukan kali ini? apa dia tidak
bosan terus menyakiti ku." Keluh Aqila menyelesaikan dengan cepat cream di
wajah nya.
"Apa yang kamu lakukan di dalam sana? apa kamu sedang
merencanakan sesuatu untuk membalas ku? sebaiknya kamu hentikan niat buruk mu
itu sebelum ketahuan karena itu akan menjadi hari-hari terburuk yang akan
selalu kamu kenang sepanjang hidup." Sersa Arka mengancam Aqila baru tiba
di meja makan..……(Bersambung bab 6 )
Penutup
Bagaimana? apakah anda penasaran dengan kelanjutan
ceritanya? Pasti nya ketagihan dong, baiklah mari kita lanjut membaca ke bab
selanjut nya yaitu Bab 6 Novel Pernikahan Di Atas Kertas
Posting Komentar untuk "Bab 5 Pernikahan Di Atas Kertas "