Bab 46 Pernikahan Di Atas Kertas
Novel berjudul Pernikahan Di Atas Kertas adalah sebuah novel yang bergenre romantis banyak orang yang dibuat ketagihan untuk membaca novel ini, novel ini sangat terkenal karena jutaan orang telah membaca novel ini dan merasa puas.
Novel ini dapat membuat guncangan emosi yang kuat bagi
pembacanya, karena di setiap alur ceritanya membuat pembaca semakin ingin tau
kelanjutan dari cerita nya.
Teman – teman pasti penasaran dengan ceritanya bukan? Pada kali
ini saya akan memperkenalkan dan memberikan novel Pernikahan Di Atas Kertas,
Kami yakin anda pasti akan suka dengan novel ini, mari kita simak bersama novel
berikut ini
Novel Pernikahan Di Atas Kertas Bab 46

Aqila diam tak menjawab pertanyaan Farrel penasaran.
"Qila! Kakak tanya jawab jangan diam begini, apa ada
masalah dengan pernikahan mu!" Tegas Farel menaiki sedikit oktaf suara
nya.
"Princess katakan apa ada masalah dengan pernikahan mu,
ceritakan pada Kakakmu, Daddy dan Mommy. Kita di sini sayang dan khawatir sama
kamu." Ucap lembut mengusap rambut Aqila.
"Mom, Dad, Kak, Qila mohon jangan bahas ini dulu."
Pinta Aqila memohon."Qila tidak ingin merusak hari bahagia ini dengan
membahas pernikahan Qila." Lirih Aqila.
Mereka menjadi yakin pernikahan Aqila tidak beres.
Mengiyakan perkataan Aqila untuk tidak membahas lagi, akhirnya mengubah topik
pembicaraan. Tidak dengan Farel meski diam nya mengikuti permintaan Aqila. Dia
menyuruh orang suruhan untuk mencari tahu siapa suami Aqila dan juga semua yang
terjadi.
"Baiklah kalau itu mau kamu. Ayo sekarang kita pulang
ke rumah." Ajak Mommy menggandeng bahagia putri nya
"Maaf Mom, untuk sekarang Qila belum bisa ikut Mommy
dulu." Kata Aqila.
"Kenapa Princess?" Kagetnya mendengar penolakan
Aqila.
"Qila harus balik ke rumah mertua Qila dulu. Qila janji
setelah masalah Qila beres, Qila akan tinggal bersama Mommy, Daddy dan
Kakak." Janji Aqila, entah apa yang akan dilakukan. Mereka tidak tau
maksud dari perkataan Aqila, karena hanya mengangguk iya tanpa bertanya lebih
lanjut. Mereka yakin Aqila akan menceritakan cepat atau lambat semua hanya
menunggu waktu yang tepat.
"Baik jika itu kemauan kamu, tapi besok berjanjilah
untuk bermain di rumah. Mommy akan merindukan princess cantik mommy." Ucap
nya mencium kedua pipi putri kesayangan nya.
"Iya Mom, Qila janji." Sambil mengangkat kedua
jari membentuk huruf v.
"Yah sudah kamu pulang di antar Kakak mu saja, ini
hampir malam gak baik anak perempuan pulang sendiri." Perintah Daddy tidak
ingin di bantah.
"Iya Daddy." Pasrah Aqila tidak bisa menolak.
***
Di dalam mobil, Aqila diam memandang jalan dari kaca
jendela, Mata nya seakan menghitung setiap tempat yang di lewati dengan lekat.
Farel yang menyetir dengan situasi hening seperti tidak ada
penghuni di dalam, menjadi bingung untuk membuka topik pembicaraan apa, sebab
setiap di pancing, jawaban Aqila hanya singkat sesuai pertanyaan tanpa membalas
bertanya sekedar basa-basih atau lainnya. Hal tersebut membuat Farel pusing.
Farel terperangkap kaget Aqila mengarah arah tempat
tinggalnya.
"Bukannya ini alamat keluarga Dirgantara? kenapa Qila
tinggal di sana? Apa suami Qila Arka Dirgantara?" Batin Farel diam
berpikir.
Bagaimana semua ini bisa terjadi, dia tidak terima jika Arka
adik ipar nya.
"Qila." Panggil Aqila.
"Iya Kak." Sahut nya.
"Apa suami kamu bernama Arka Dirgantara?" Tanya
Farel menatap serius.
Melihat tatapan dan ucapan serius dari kakaknya, Aqila
bingung bagaimana Farel tau jika dari tadi dia tidak memberi tau nama suaminya.
Apa Arka sangat terkenal di kalangan pembisnis hingga banyak yang mengenal
bahkan kakaknya sendiri.
"Dari mana kakak tau? sejak tadi Qila tidak menyebut
nama dia." Balas Aqila.
"Jadi benar Arka Dirgantara suami kamu." Ulang
Farel tidak percaya dengan semua yang di dengar.
Farel tidak bisa berpikir tenang, bagaimana bisa dunia
terasa sempit musuh nya kini menjadi adik iparnya. Mendadak Farel langsung
menginjak rem.
Sreg...
"Kakak kenapa berhenti?" bingung Aqila melihat
Farel menghentikan mobil masih jauh dengan alamatnya.
"Kapan kamu mencereikan Arka? apa perlu kakak bantu
siapkan pengacara?" Ucap Arka memberi bantuan.
"Tidak perlu Kak, Qila bisa urus semua. Percaya saja
sama Qila." Menyakinkan Farel agar mempercayai dirinya.
"Oke kalau itu keputusan kamu kakak terima, Tapi jika
perlu bantuan, jangan sungkan bilang saja, kakak akan selalu siap membantu
kapan saja kamu butuhkan." Kata Farel mengusap lembut belai rambut Aqila.
"Iya Kak."
Mobil Farel kembali melaju.
Lima belas menit kemudian Mobil Farel memasuki kediaman
Dirgantara. Satpam segera membuka gerbang melihat Nyonya Aqila berada di mobil
tersebut.
Setelah mobil tersebut masuk. Aqila langsung berpamitan sama
Farel untuk segera masuk.
"Assalamu'alaikum." Salam Aqila memasuki mansion.
"Walaikumsalam." Sahut Kedua kompak melihat
mantunya baru tiba.
"Darimana saja kamu sayang? kenapa baru tiba, Mama
khawatir mikirin kamu belum pulang juga." Cemas Mama nya langsung
mengoceh.
"Maaf Ma, Qila tadi ada urusan mendadak, jadi lupa
kabarin Papa dan Mama." Kata Aqila tidak enak hati membuat mertuanya
menunggu bahkan sampai khawatir.
"Lain kali jangan begini lagi, kalau ada sesuatu segera
kabarin biar Mama dan Papa gak kepikiran." Pesan nya.
"Iya, Ma, Pa. Sekali lagi Qila minta maaf, janji gak
bakal ulangi lagi kayak gini." Janji Qila.
Qila berjanji karena ini akan jadi janji pertama dan
terakhir nya. Niat nya sudah tekad untuk bercerai. Dia tidak ingin
mempertahankan pernikahan tanpa cinta, karena itu akan membuat dirinya semakin
tersiksa.
Meski mertua memohon keputusan Aqila tidak akan goyang,
sebulan sudah cukup menerima perlakuan dan penyiksaan Arka kepadanya. Sekarang
biarkan hidup nya bebas menikmati hidup tanpa di sangkar.
Berada di Mansion Dirgantara, Aqila merasa berada di sangkar
burung, susah mengambil nafas untuk menghirup udara. Susah bergerak karena
kandang nya tak sebebas alam terbuka di luar sana.
"Sana mandi dulu, biar tubuh kamu segeran." Ucap
nya.
"Baik Ma, kalau gitu Qila tinggal dulu."
***
Siska membanting semua benda yang berada di ruangan nya.
"Akkhsssss!" Teriak Siska
"Brengsek kamu Ar, tidak akan aku biarkan kamu bahagia
di atas penderitaan ku setelah mempermainkan ku dan menghancurkan karir yang
susah payah aku rintis." Maki Siska melempar keras lampu tidur hingga
pecah berkeping-keping.
Lelah menghancurkan semua benda, akhirnya Siska memilih diam
memikirkan sesuatu untuk membalas. Mendadak terlintas di benak ide
cemerlangnya.
Siska mengambil ponsel dan menghubungi seseorang di sebrang
sana. Setelah mengatakan semua keinginan nya, dia langsung mematikan sambungan
telpon dengan senyum tak pernah hilang.
"Mari kita saksi kan bersama Ar." Senyum licik
Siska dengan rencana yang sudah di pikir matang.
Entah rencana apa yang sedang di pikirkan Siska sekarang.
Dia sudah sangat yakin semua akan berjalan dengan perkiraan nya.
Siska kembali terdiam setelah mendapat pesan singkat dari
seseorang.
^^^✉️ xxxx^^^
^^^Semua beres Bu, rencana 1 sudah selesei, tinggal menunggu
aba dari Ibu rencana 2.^^^
^^^✉️Siska^^^
^^^Lakukan sekarang.^^^
Setelah membalas pesan singkat, Siska tertawa lepas seperti
orang Psikopat.
"Hahahah.... hahahaha... Lihatlah Ar kejutan ku ini.
Semoga kamu senang seperti aku yang bahagia memberi kamu kejutan." Senyum
Siska membuang ponsel sembarang arah. Dan bangun keluar dari kamar.
Siska keluar dengan menampilkan senyum tak hilang dari
bibir. Seakan berita yang beredar di media hanyalah gosip belakang tidak ada
kebenaran..……(Bersambung bab 47 )
Posting Komentar untuk "Bab 46 Pernikahan Di Atas Kertas "