Bab 45 Pernikahan Di Atas Kertas
Novel berjudul Pernikahan Di Atas Kertas adalah sebuah novel yang bergenre romantis banyak orang yang dibuat ketagihan untuk membaca novel ini, novel ini sangat terkenal karena jutaan orang telah membaca novel ini dan merasa puas.
Novel ini dapat membuat guncangan emosi yang kuat bagi
pembacanya, karena di setiap alur ceritanya membuat pembaca semakin ingin tau
kelanjutan dari cerita nya.
Teman – teman pasti penasaran dengan ceritanya bukan? Pada kali
ini saya akan memperkenalkan dan memberikan novel Pernikahan Di Atas Kertas,
Kami yakin anda pasti akan suka dengan novel ini, mari kita simak bersama novel
berikut ini
Novel Pernikahan Di Atas Kertas Bab 45

Farel menggenggam erat tangan Aqila memberi kekuatan. Jangan
berpikir buruk yakin semua akan baik dengan hasil DNA.
Farel tidak kecewa dengan kenyataan bahwa dirinya adalah
Kakak Aqila, usia mereka terpaut 5 tahun, kini usia Aqila 24 Tahun dan Farel 29
Tahun.
Untuk Kakak Aqila yang kedua usia nya terpaut 3 Tahun sama
Aqila, saat ini masih berada di luar Negeri menghandle perusahaan.
"Kak bagaimana kalau hasil nya tidak sesuai dengan yang
di harapkan?" Tanya Aqila dengan wajah cemas ketakutan.
"Kamu harus percaya Qila, karena aku yakin kamu adik
ku, princess keluarga Adijaya." Kata Farel menyakinkan Aqila.
"Kenapa Kakak bisa seyakin itu?" Tanya Aqila
penasaran.
"Kamu tau kenapa? semua itu karena awal pertemuan kita
kakak sudah merasa dekat sama kamu, padahal itu kali pertama kita berjumpa.
Bukan kah itu aneh? masa baru sekali berjumpa sudah merasa kenal, apa itu bukan
namanya ikatan batin." Jelas Farel di setujui Aqila masuk akal.
"Qila juga merasa sama dengan yang kakak rasakan."
Balas Qila lalu kedua tertawa bersama karena kemiripan perasaan yang ada saat
pertama kali berjumpa.
Melihat tawa bahagia kedua anaknya, Pak Rama dan Ibu Sari
tersenyum bahagia, akhirnya bisa bertemu dan melihat tawa putri bungsunya.
Ibu Sari bersyukur dipertemukan dengan Putri nya kembali,
sempat terpikir di benak bahwa penjahat tersebut sudah membuang jauh indentitas
kalung tersebut, hingga mereka akan susah menemukan bayi nya lagi, namun jalan
takdir sang kuasa tidak ada yang tau, kini tanpa sengaja di pertemukan dengan
mudah.
Memanjat dan berdoa mengucap syukur dan nikmat atas semua
ridho dan jalan terbaik yang diberikan, Ibu Sari tidak henti membatin. Begitu
juga dengan Pak Rama sangat bahagia sudah sejak lama dia menginginkan anak
perempuan namun saat di culik dia sempat berpikir untuk adopsi anak perempuan
untuk menggantikan princess yang hilang, namun semua itu di larang keras oleh
orang tua dan mertuanya.
"Dad, Aku bersyukur akhirnya Farel bisa membuat Princes
tertawa lepas seperti ini." Ucap nya menatap tawa lepas Aqila.
"Iya Sayang, aku juga sama seperti kamu, Tapi kenapa
Farel bisa datang bersama Princes?" Balas nya berpikir sedikit ke ganjalan
dengan kebersamaan Farel dan Aqila tadi.
Apa kedua sudah saling kenal? kenapa Farel tidak pernah
menceritakan ini kepada mereka. Pikir Pak Rama
"Itu tidak penting Dad, yang penting itu sekarang kita
sudah bisa bertemu princess. Terserah Dad mau pikir apa atau mau cari tau
silakan, Aku tidak peduli." Kata nya tidak peduli kenapa Farel dan Aqila
bisa datang bersama.
Suster keluar dari ruangan dan meminta pihak keluarga untuk
segera masuk. Hasil DNA sudah keluar, sekarang sudah bisa dilihat.
Aqila menjadi tegang penasaran dengan hasil DNA, tidak
pernah merasa tegang berlebihan seperti ini seumur hidup. Namun kali ini
ketegangan nya melebihi sesuatu yang pernah di lalui sebelum nya.
Tangan Aqila keringat dingin, hal itu dapat di rasakan Farel
karena dia menggengam sebelah tangan Aqila.
"Rileks Qila, gak usah cemas." Kata Farel
menenangkan Aqila.
"Iya Kak." Sahut Aqila.
Sekarang mereka sedang mendengar penjelasan dokter yang
membaca hasil DNA tersebut.
"Dari Hasil DNA antara Nona Aqila dan Ibu Sari hasilnya
positif 99% dan itu menyatakan bahwa Nona Aqila anak kandung dari Ibu
Sari." Jelas Dokter.
Mendengar perkataan Dokter, Pak Rama dan Ibu Sari tersenyum
bahagia dengan mengucap syukur, air mata jatuh tanpa permisi saking bahagia
hari ini, sekarang bukti DNA telah membuktikan Aqila putri kandungnya.
Aqila terperangkap dengan mulut terbuka lebar mendengar
kenyataan bahwa dirinya anak Pak Rama dan Ibu Sari yang hilang. Mata nya
menatap diam ka arah orang tuanya
"Princess, bukannya sudah Mommy katakan tadi kamu benar
anak Mommy dan Daddy yang hilang, kalung ini bukan kalung sembarangan yang di
jual di luar sana. Kalung ini hanya akan ada untuk kalangan atas yang ingin di
ukir dengan marga keluarga terpandang." Jelas nya memandang Aqila masih
terdiam dengan penjelasan dokter.
Aqila masih mencerna semua yang terjadi semua serba mendadak
seperti mimpi, Mommy, Daddy, Kak Farel. Apa sekarang dia tidak mimpi apa benar
sekarang dia sudah memiliki keluarga yang lengkap. Dia tidak ingin semua hanya
khayalan atau bunga tidurnya, jika benar. Dia berharap untuk tidak sadar agar
bisa lebih lama merasakan hal ini.
"Princess apa kamu tidak bahagia bertemu Daddy dan
Mommy kamu?" Tanya Daddy Rama melihat diam tak bergeming Aqila yang tidak
menunjukkan reaksi apapun.
Wajah Mommy Sari berubah sedih melihat tidak ada reaksi
bahagia dari putri nya, pikirnya Aqila tidak menyukai ini karena keterlambatan
pencarian dirinya saat di culik.
"Qila." Farel menggoyangkan lengan Aqila hingga
tersadar.
Aqila memandang semua dan ternyata tidak mimpi, yang di
dengar barusan nyata. Tak bisa berkata apapun selain menggambarkan dengan air
mata sebagai bukti betapa bahagianya saat ini.
"Princess kenapa menangis, Maafkan Mommy yang telat
menemukan kamu." Kata nya, salah mengartikan tangisan Aqila bukanlah
membenci melainkan bahagia.
Aqila tidak membalas perkataan Mommy, dia langsung menyambar
peluk masuk ke dalam dekapan Ibu kandung. Tangisannya kini semakin pecah saat
Mommy Sari membalas pelukan sang putri nya.
"Hiks... hiks... hiks... Mom, Qila rindu." Tangis
Pecah Aqila.
Siapa saja yang mendengar isakan tangis Aqila akan ikut
teriris hatinya, tangisan nya begitu berirama seperti lagu atau mainan piano
yang sangat tersentuh.
Farel tak kuasa mendengar isakan tangis Aqila, juga ikut
menangis terharu. Dan kini sudah dapat di sebut tangis berjamaah.
Setelah cukup lama berpelukan, Mommy
mengendorkan pelukan tersebut dan menatap princess menghapus
bekas sisa tetesan air mata yang masih terlihat di pipi Aqila.
"Sudah jangan menangis, anak Mommy bisa jadi jelek
kalau nangis seperti ini. Mau gak ada yang naksir?" Ledek Mommy.
"Mommy, Qila sudah menikah, jadi tidak perlu di taksir
orang lain atau suami nya akan mematahkan mata pria itu, karena tidak akan
membiarkan itu terjadi." Balas Farel membuat kedua orang tuanya shock
bukan main.
Bagaimana bisa saat pertama kali bertemu, ternyata anaknya
sudah menikah, bahkan mereka tidak ada di hari pernikahan. Apa pantas di sebut
orang tua jika tidak mengetahui apapun tentang kehidupan anaknya sendiri.
"Sejak kapan menikah princess? apa sudah ada?"
Tanya Mommy mengelus perut rata Aqila.
"Qila mohon jangan bicarakan pernikahan." Protes
Aqila tidak suka membahas sesuatu yang dapat membuat mood nya rusak.
"Kenapa Princess? Kita semua perlu tau siapa suami yang
sudah berani merebut hati princess cantik kami." Kata Daddy.
"Dia bukan suami Qila! Tidak ada yang merebut hati
siapa di pernikahan ini!" Lantang Aqila muak mengingat pernikahan penuh
penyiksaan.
Mereka kaget mendengar perkataan Aqila.
"Maksud kamu apa Qila?" Tanya Farel yang kini
angkat bicara bingung penasaran..……(Bersambung bab 46 )
Posting Komentar untuk "Bab 45 Pernikahan Di Atas Kertas "