Bab 41 Pernikahan Di Atas Kertas
Novel berjudul Pernikahan Di Atas Kertas adalah sebuah novel yang bergenre romantis banyak orang yang dibuat ketagihan untuk membaca novel ini, novel ini sangat terkenal karena jutaan orang telah membaca novel ini dan merasa puas.
Novel ini dapat membuat guncangan emosi yang kuat bagi
pembacanya, karena di setiap alur ceritanya membuat pembaca semakin ingin tau
kelanjutan dari cerita nya.
Teman – teman pasti penasaran dengan ceritanya bukan? Pada kali
ini saya akan memperkenalkan dan memberikan novel Pernikahan Di Atas Kertas,
Kami yakin anda pasti akan suka dengan novel ini, mari kita simak bersama novel
berikut ini
Novel Pernikahan Di Atas Kertas Bab 41

mendengar teriakan Arka dari raut wajah tersimpan amarah
cukup besar, Siska menjadi takut. Selama menjalin hubungan asmara, tidak ada
sikap Arka yang kasar semacam ini sebelumnya.
Kali ini Siska tidak berani menatap Arka, pandangan mata
tertuju pada tubuh polos nya saat ini. Arka tak membiarkan kedua untuk diri
dengan selimut, jika mereka nekat Video rekaman akan tersebar luas di luar
sana. Siska tidak ingin karir yang sudah susah payah dia berjuang sejauh ini,
kandas di tengah jalan dan hancur berkeping-keping.
Roland tak bisa berbuat apapun selain mengikuti perintah
Arka, dia juga tidak ingin karir Siska hancur.
"Kenapa sekarang kalian diam? apa tidak mau di
lanjutan?" Senyum mengejek Arka duduk di sofa dengan memangku kaki.
"Ar, jangan gila semua ini tidak seperti yang kamu
lihat, semua ini kecelakaan, bahkan aku dan Roland tidak sadar melakukan ini.
Bukannya kamu dapat melihat sendiri kami mabok saat melakukannya." Jelas Siska
berharap Arka dapat mengerti dengan situasi mereka.
"Bagaimana aku tau sebenarnya jika aku datang di
pertengahan permainan ranjang kalian. Sungguh aneh bisa saja sebelum aku kesini
kalian...." Arka tidak melanjutkan perkataannya sungguh menjijikkan bagi
dia untuk berucap kata kotor, berhubung saat ini di hati nya masih tersimpan
Nama Siska.
Kecewa, benci sudah pasti. Melupakan tidak semudah
membalikkan sebuah telapak tangan dari cinta ke benci, semua butuh proses.
Melupakan sosok wanita yang amat di cintai dari lama tidak mudah dilupakan
dalam sehari.
"Ar dengarkan dulu penjelasan ku ini." Ucap Siska
bergerak bangun dengan menarik selimut menutup tubuh polosnya berjalan
mendekati Arka.
Arka tidak bergeming sedikitpun, diam menatap jijik itulah
yang dia berikan menatap Siska seperti wanita penggoda.
Roland langsung bangun mengambil baju yang berserakan dan
segera memakai dan meninggal Arka dan Siska berdua.
Siska bergelayut manja di lengan kekar Arka, dengan sengaja
membuka selimut yang menutupi tubuh nya saat melihat Roland sudah tiada hanya
sisa mereka berdua.
Siska menempel dua gunung kembar ke tubuh Arka, hingga bisa
merasakan benda kenyal milik Siska seperti permen karet.
Tubuh Arka mendadak tegang panas dingin, tidak bisa di
pungkiri lagi dia tergoda, bagaimana juga sekarang cinta nya masih untuk Siska.
Melihat reaksi Arka, Siska senyum puas dia kembali
menjalankan aksi nya. Menghirup pakaian Arka dengan tangan menjelajah setiap
tubuh dengan lihai perlahan membuka satu persatu kancing kemeja tidak ada
perlawanan atau pemberontak yang diberikan Arka pada kelakuan Siska.
"Lihat sekarang, kau bahkan tidak menolak dengan semua
yang aku lakukan ini, bagaimana bisa kau membenci ku. Aku akan menghancurkan
rumah tangga mu, tidak akan aku biarkan seorang pun memiliki kamu selain
diriku. Kamu hanya milik Siska seorang bukan orang lain." Batin Siska
tertawa puas.
Siska membel*i lembut leher Arka, dengan jemari kini
berhasil melepaskan semua kancing kemeja. Terlalu menikmati sentuhan yang
diberikan Siska, Arka melupakan amarah yang memuncak saat melihat kejadian
menjijikkan tadi.
Tubuh Arka terasa aneh karena semua sentuhan Siska dan benda sakti
kini ikut menegang. Siska dapat merasakan ada sesuatu yang tidak beres di dalam
celana Arka, kenapa mendadak ada benda menonjol berdiri tegak.
Mencoba berpikir, akhirnya dia menemukan jawaban benda apa
di bawah. Siska segera berpindah ke b*b*r Arka. Tidak ada penolakan Arka bahkan
di balas sempurna lum*tan. Kedua menikmati sentuhan b*b*r seperti biasa mereka
lakukan saat menjalin hubungan asmara.
Kini Arka dan Siska sudah terjatuh di ranjang bekas Roland
dan Siska . Dan Siska berada di atas dengan memimpin permainan seperti
sebelumnya bersama Roland.
Kedua b*b*r masih melekat bahkan semakin dalam dan
menginginkan lebih dari ini.
Siska mengekspor masuk ke seluruh rongga dan sebaliknya Arka
akan membalas. Kedua saling memberikan kenikmatan satu sama lain.
Siska tidak sanggup menahan lagi, dia ingin melancarkan
aksinya ke jenjang akhir, agar Arka sepenuhnya miliknya. Membuka resleting Arka dan menarik buka hingga tersisa Boxer dalaman milik Arka. Tanpa
malu dia langsung membuka betapa kaget melihat besarnya milik Arka kini
menegang.
Arka melihat kagetnya Siska melihat arah bawah tubuhnya,
juga ikut menoleh betapa kaget nya Arka dengan semua ini. Arka bergerak ingin
bangun, namun dengan licik Siska segera menindih Arka dengan menempel dua
gunung kembar mengenai dada bidang Arka.
Saat ini keduanya sama-sama polos tanpa sehelai benang. Arka tidak
bisa mengendalikan dirinya, bagaimana juga dia seorang pria normal. Tangan nya
segera meremas kuat dua gunung.
"Akhss." Siska m*e*n*d*e*s*a*h dengan remasan Arka begitu
nikmat geli.
Tanpa mereka sadari Roland menyaksikan semua ini. Hati nya
sakit melihat wanita yang di cintai bermesraan dengan pria lain setelah melakukan
dengan nya.
"Apa begitu mencintai kamu sama Arka, Sis. Hingga kamu
rela menggoda Arka yang kini sudah memiliki Istri. Apa kamu tidak memikirkan
perasaan istrinya, bagaimana juga kamu juga seorang perempuan Sis." Batin
Roland sedih dan hancur melihat pergulatan kedua pasangan yang saling
mencintai.
Roland kembali menutup pintu yang tadi sempat tidak ditutup
rapat olehnya. Dia melihat awal hingga akhir Siska merayu hingga terjadi
peristiwa menyakitkan bagi dirinya itu.
Goresan sakit tak berbekas ada pada hati. Mencintai
seseorang tapi tidak mencintai balik, melakukan hubungan suami istri tanpa
cinta, tanpa merasa bersalah dan hanya menganggap sebuah kecelakaan. Roland
merutuki dirinya yang begitu bodoh mencintai Siska begitu dalam.
"Aaahhh, Pelan sayang." D*e*sa*han Siska tak kuat
Arka m*enghi*sap gunung Siska.
Arka tidak menjawab dia terus melakukan, merasa yang di cari
sejak tadi tidak keluar, Arka langsung mengigit kecil. Hingga Siska me*nde*sah
kecil kesakitan.
"Aaahh,.... Hentikan Ar apa yang kamu lakukan kenapa
mengigit nya."
"Kenapa tidak ada air yang keluar dari p*ut*ing
kamu?" Tanya Arka dengan suara haus kelaparan yang hampir di tertawa kan
Siska begitu polos kekasihnya ini.
Siska menjadi yakin Arka belum melakukan hubungan lebih
terhadap Istri nya. Hal begini saja tidak tau, jadi sudah cukup bukti Arka baru
melakukan pertama dengan dirinya. Pikir Siska.
"Sayang tidak akan ada isi di sini." Tunjuk Siska
pada gunung kembar ." Kecuali kamu menghamili ku, dan aku melahirkan
baru akan ada isi. Mari kita buat sekarang." Ucap Siska tanpa malu.
Mendengar ucapan Siska, Arka mengangguk mengerti. Dan Siska
langsung mengambil alih memasuk paksa gua nya ke Arka. Namun semua yang
dilakukan sia-sia, pedang Arka begitu besar hingga dia kewalahan.
Arka melihat tidak menyerah Siska memasuk paksa hanya tersenyum."Lakukan
hingga kau lelah dan menyerah sendiri hingga kau meminta aku melakukan tapi
bukan dengan lembut tapi sebaliknya." Batin Arka.
(Arka dan Siska tidak lakuin hubungan suami istri, nanti
bakal ada eps detail apa saja yang di lakuin Arka dan Siska, tapi bukan
sekarang 🙏)..……(Bersambung bab 42 )
Posting Komentar untuk "Bab 41 Pernikahan Di Atas Kertas "